Arahan Ketua PA Jombang: “Manajemen Konflik Via Gerakan “Jai Samato”
Tindaklanjut dari Surat Direktur Jenderal Badan Peradilan Agama MA RI Nomor : 3673/DJA/HM.1.1.1/XI/2024, tanggal 12 November 2024, perihal Penegasan Pelaksanaan Apel, termasuk materi pembinaan terkait pemberian motivasi kepada aparatur untuk selalu bersemangat dalam bekerja, sebagai fokus arahan pembinaan Ketua PA Jombang (Dr. Muh. Arasy Latif, Lc., M.A.) pada apel pagi Hari Senin, 6 Januari 2025, Pukul 07.30 WIB, digelar di depan kantor Pengadilan Agama Jombang.
Ketua PA Jombang dalam amanatnya, menekankan pentingnya menjaga kedisiplinan, integritas, serta senantiasa terus meningkatkan pelayanan prima kepada masyarakat yang membutuhkan layanan hukum di Pengadilan Agama Jombang. juga yang lebih pula kiranya seluruh pegawai secara kontinue untuk meningkatkan profesionalnya dan saling kolaborasi antar pegawai. Kisah salah satu pidato Sayyidina Umar bin Khattab di depan khalayak "Wahai orang-orang, jangan kalian banyak-banyak dalam memberikan mas kawin/nafkah kepada perempuan (istri), mendengar hal itu Seorang perempuan Quraisy berdiri lalu melontarkan protes ketika Sayyidina Umar, bahwa umar kali ini keliru dengan dasar hukum Q.S. An Nisa’:20, dan protes tersebut disambut hangat oleh Sayyidina Umar. Ia membaca istighfar dan berujar, "Asaabat Imra’atun wa Akhta’a Umar” (Pendapat perempuan tersebut benar, dan pendapat Umar bin Khattab yang keliru). Ini adalah kalimat retorik Sayydina Umar dari kepribadiannya yang rendah hati dan karakter kepemimpinannya yang tidak antikritik dan selalu berkolaborasi dengan masyarakatnya sebagai salah satu bentuk manajemen konflik”. dan Kisah tercatat dalam Kitab Sunan al-Kubra al-Baihaqi tersebut perlu menjadi inspirasi dan sejatinya diamalkan oleh pegawai PA jombang, tegas Ketua PA Jombang.
Hal menarik dalam apel pagi kali ini, Ketua PA Jombang memaparkan salah satu contoh manajemen konflik dengan kolaborasi Gerakan pada tarian Jai Samato. Peserta apel sangat antusias melihat Gerakan tarian yang ditunjukan yang mana tarian dilakukan dengan berputar setengah lingkaran di tempat sambil merentangkan tangan dengan gerakan kaki setengah pincang. “Kesamaan gerak antar penari pria dan perempuan menunjukan konsep, nasib dan atau derita serta kesamaan derajat antara keduannya tetapi mereka tetap bisa menari bergembira karena adanya kolaborasi antar penari”. ujar ketua PA Jombang diakhir amanahnya. (oca:Tim IT PA Jbg.)