Yuk, Melihat Keunikan Gedung Baru PA Jakarta Pusat
Gedung baru PA Jakarta Pusat dengan latar belakang gedung apartemen.
Jakarta l Badilag.net
Gedung baru PA Jakarta Pusat di Jalan Rawasari Selatan, yang baru saja diresmikan penggunaannya, ternyata memiliki sejumlah keunikan yang tidak ada di bangunan PA-PA lainnya.
Keunikan pertama adalah jumlah lantai. PA yang mulai dibangun pada tahun 2010 ini terdiri dari dua lantai dan satu basement.
Berada di paling dasar, basement berukuran 323 meter persegi dipakai untuk area parkir, ruang arsip, ruang Dharmayukti Karini, ruang kantin pegawai, ruang penjaga gedung dan gudang, ruang kantin umum, mushalla, dan ruang counter bank.
Ruang pendaftaran perkara. Yang diberi jatah kursi bukan hanya aparat, tapi juga masyarakat.
Lantai satu, yang berukuran 935 meter persegi, terdiri dari satu ruang sidang utama, dua ruang sidang biasa, ruang kesekretariatan, ruang kepaniteraan, ruang bendahara, ruang wakil sekretaris, ruang wakil panitera, ruang mediasi, ruang posbakum, ruang pendaftaran, ruang resepsionis, ruang lobby, ruang tunggu dan ruang informasi.
Ruang sidang biasa, berjumlah dua, terletak di lantai satu. Tidak terlalu besar, tapi tetap memberi kesan berwibawa.
Lantai dua, yang juga berukuran 935 meter persegi, terdiri dari ruang ketua, ruang wakil ketua, ruang hakim, ruang rapat, ruang pansek, ruang panitera pengganti, ruang perpustakaan, ruang lobby, ruang tamu dan ruang serba guna.
Ada lukisan di dekat ruang tunggu. Karya seni dapat menumbuhkan kepekaan.
Selain itu, gedung baru PA Jakarta Pusat juga dilengkapi dengan taman, area parkir belakang gedung, dan pos jaga.
Keunikan kedua terlihat dari penataan ruangan, desain interior dan mebelair yang terkesan modern.
Ruang pelayanan publik, mulai dari pendaftaran perkara hingga persidangan, dipusatkan di lantai satu bagian belakang dan samping. Pintu ruang sidang utama berada di dekat ruang tunggu dan meja informasi. Lantai satu bagian depan hanya untuk ruang lobby dan resepsionis.
Ruang rapat di lantai dua yang minimalis tapi elegan.
Sejumlah ruangan didesain minimalis, misalnya ruang rapat yang ada di lantai dua. Meski minimalis, kesan yang muncul dari ruangan-ruangan itu adalah elegan, apalagi didukung oleh mebelair yang serasi, baik dari segi ukuran maupun warnanya.
Ruang kerja hakim. Tersedia meja, kursi dan lemari. Tinggal ditambahi komputer atau laptop.
Keunikan berikutnya tampak di ruang hakim. Tiap hakim disediakan sebuah kursi-putar dan lemari kecil. Masing-masing tempat duduk hakim diberi sekat yang tingginya sekira dada orang dewasa. Di sudut ruangan itu terdapat lemari dengan kaca transparan untuk menempatkan toga dan baju dinas para hakim. Tinggal satu satu yang belum ada saat ini: komputer atau laptop.
Lemari berkaca transparan untuk menaruh pakaian dinas hakim.
Hal unik lainnya, yang terdapat juga di beberapa PA di wilayah DKI Jakarta, ialah adanya papan nama ruangan dengan tiga bahasa, yaitu bahasa Indonesia, Arab dan Inggris. Ini untuk makin menguatkan kesan bahwa PA Jakarta Pusat adalah PA yang meng-internasional. Apalagi, tidak jarang-jarang PA-PA di wilayah DKI Jakarta dikunjungi oleh delegasi dari luar negeri.
Seluruh papan nama ruangan ditulis menggunakan tiga bahasa.
Dan yang paling unik dari PA Jakarta Pusat, tentu saja, adalah lokasinya yang dari dulu hingga sekarang selalu berada di dekat pasar.
Pada jaman Belanda, pengadilan ini terletak di dekat sebuah pasar di Meester Cornelis atau sekarang disebut Jatinegara. Setelah itu pindah ke dekat Pasar Senen, lalu diboyong ke dekat Pasar Tanah Abang dan kini hijrah ke dekat Pasar Rawasari.
Suasana Pasar Rawasari dilihat dari lantai dua gedung PA Jakarta Pusat.
Lalu, apa pertimbangan yang diambil sehingga akhirnya memilih lokasi di dekat Pasar Rawasari—sebuah pasar tradisional yang kurang bersih dan terawat?
Ketua PA Jakarta Pusat Dra. H. Rokhanah, S.H., M.H. tidak punya jawaban spesifik. Ia menyebut kepindahan kantor satkernya dari pasar ke pasar merupakan takdir yang harus dijalani.
Berlokasi di dekat pasar manapun, aparat PA Jakarta Pusat siap memberikan pelayanan yang terbaik.
Yang jelas, gedung PA Jakarta Pusat yang sekarang terletak di jalan protokol—tidak di ‘gang tikus’ lagi—sehingga mudah diakses. Selain itu, yang tidak kalah penting, lokasi ini bebas banjir. Tanahnya bersertifikat. Mendirikan bangunan di sini juga sesuai rencana umum tata ruang pemerintah Kota Jakarta Pusat.
Jadi, itulah sederet keunikan gedung baru PA Jakarta Pusat—sebuah pengadilan yang telah ada sejak tahun 1828.
[hermansyah]
.