Tiga Pesan Ketua Kamar Peradilan Agama
Makasar | www.badilag.net
Ketua Kamar Peradilan Agama (TUAMARGA) Mahkamah Agung Republik Indonesia (MA RI), Dr. H. Andi Syamsu Alam, S.H., M.H. kembali menegaskan arti penting peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) aparatur peradilan agama. Pesan tersebut disampaikan TUAMARGA MARI saat membuka kegiatan Bimbingan Teknis (Bimtek) Administrasi Peradilan Agama Angkatan III Tahun 2013 bertempat di Quality Plaza hotel di Kota Makassar (20/05).
Bimtek diselenggarakan Ditjen Badilag pada tanggal 20 – 24 Mei 2013. Peserta berjumlah 36 orang yang terdiri dari 33 orang hakim tinggi pada PTA Surabaya, Makassar, Kendari, Palu, Gorontalo, Manado, Ambon, Maluku Utara dan Jayapura, ditambah tiga peserta dari Asisten/Panitera Pengganti MA RI.
“Minimal ada tiga hal yang harus dilakukan warga peradilan agama”, pesan Andi Syamsu Alam mengawali sambutannya. Pertama, membangun SDM yang berkualitas dan mendorong hakim dan pegawai untuk melanjutkan studi ke jenjang S2 atau S3. Hal ini penting dilakukan untuk memperluas cakrawala berpikir agar ke depan lembaga peradilan agama menjadi lembaga pembaharu pemikiran hukum Islam.
Kedua, membangun perangkat pendukung atau teknologi informasi (TI), seperti aplikasi SIADPA dan SIADPTA Plus, SIMPEG, dan lain-lain. Pemanfaatan TI merupakan wujud modernisasi pelayanan di peradilan agama. “Kemajuan yang telah kita lakukan kini menjadi contoh atau panutan bagi instansi lain, bahkan Bank Dunia (The World Bank) mengagumi perkembangan dan pemanfaatan TI yang ada di lingkungan peradilan agama”, ujar TUAMARGA MA RI.
Ketiga, membentuk SDM yang “gaul”. Aparat peradilan agama, khususnya hakim harus pandai bergaul. “Di mimbar kita jaya tetapi di panggung juga jaya”, pungkasnya.
Bimtek Administrasi Peradilan Agama Angkatan III
Ketua Pengadilan Tinggi Agama Makassar, Drs. H. Alimin Patawari, S.H., M.H. dalam sambutannya menuturkan kisah masa lalu. “Untuk membuat satu putusan saja dibutuhkan waktu sehari penuh, termasuk mengetiknya dengan peralatan yang sangat sederhana. Kini dengan bantuan TI hanya dibutuhkankan waktu beberapa menit saja untuk menyelesaikan satu putusan”, kisahnya.
Oleh karena itu, lanjut Alimin Patawari pemanfaatan dan penerapan SIADPA-SIADPTA Plus harus terus ditingkatkan untuk mewujudkan peningkatan pelayanan kepada masyarakat. Akselarasi penyelesaian perkara merupakan salah satu program Pengadilan Agama.
Sementara itu, Direktur Pembinaan Administrasi Peradilan Agama (Dirbin Admin) Ditjen Badilag MA RI, Tukiran, S.H., M.M. sebagai penanggung jawab kegiatan tersebut dalam laporannya menyatakan bahwa maksud dan tujuan diselenggarakan kegiatan Bintek antara lain untuk meningkatkan wawasan dan kompetensi hakim terhadap pemahaman adminitrasi kepaniteraan peradilan.
Hakim tinggi diharapkan memiliki persepsi yang sama dalam melakukan pembinaan dan pengawasan yang didasari dengan pola pikir dan pola tindak yang sama sehingga diharapkan pula pelaksanaan kegiatan administrasi peradilan dapat berlaku seragam di seluruh daerah.
Hakim tinggi diharapkan mampu memahami ketentuan pola bindalmin baik secara manual mapun secara aplikasi SIADPA Plus sehingga diharapkan tugas dan fungsi pengawasan seorang hatibinwasda dapat berjalan dengan efisien dan efektif. Semua ihtiar tersebut bermuara pada keinginan untuk mewujudkan asas pelayanan peradilan yang sederhana, cepat dan biaya ringan.
Dalam kegiatan bintek ini panitia melibatkan beberapa narasumber dari kalangan MA RI yaitu Dr. H. Habiburrahman, S.H., M.Hum (Hakim Agung), Dr. H. Edy Riady, S.H., M.H. (Panitera Muda Perdata Agama), Dr. H. Mukti Arto, S.H., M.H. (Wakil Ketua PTA Ambon), Drs. H. Abd. Manaf, S.H., M.H. (Badan Pengawasan MA RI) dan Tim Nasional Implementasi SIADPA Plus Ditjen Badilag MA RI.
(Ahmad Nur & Timnas SIADPA Plus)