Tidak Lagi Rangkap Jabatan, Purwosusilo Lega
Jakarta l Badilag.net
Drs. H. Purwosusilo, S.H., M.H. mengaku lega. Setelah sekian lama rangkap jabatan sebagai Dirjen Badilag sekaligus Direktur Pembinaan Tenaga Teknis Peradilan Agama (Dirbinganis), kini ia hanya fokus pada satu jabatan, yaitu Dirjen Badilag.
“Terus terang, saya sangat bersyukur ada tambahan direktur,” kata Purwosusilo, pada acara perkenalan para pejabat eselon II Badilag yang baru, di ruang rapat besar Ditjen Badilag, Kamis (21/11/2013).
Purwosusilo mulai mengabdi di Badilag sebagai Dirbinganis pada 22 Februari 2011. Ia menggantikan Drs. H. Zuffran Sabrie, MH yang telah purnabhakti.
Setelah itu, ketika Dirjen Badilag Wahyu Widiana purnabhakti pada Oktober 2012, Purwosusilo praktis menjadi Dirjen Badilag, meski tanpa pengangkatan sebagai Pelaksana Tugas (Plt). Ia kerap diminta pimpinan MA untuk mewakili Badilag pada acara-acara penting, salah satunya Rakernas MA tahun 2012 di Manado.
“Jadi, saat itu saya adalah Dirbinganis yang merangkap jadi Dirjen,” ujar Purwosusilo.
Persis dua tahun setelah jadi Dirbinganis, Purwosusilo dipromosikan menjadi Dirjen Badilag. Ia dilantik Ketua MA pada 21 Februari 2013, menggantikan Wahyu Widiana yang telah purnabhakti.
“Saat itu, posisi Dirbimganis lowong,” tuturnya. Alhasil, Purwosusilo pun rangkap jabatan sebagai Dirjen Badilag sekaligus Dirbinganis.
Ketika rangkap jabatan itu, Purwosusilo serasa kekurangan waktu. Sebagai Dirjen, lingkup pekerjaannya tidak hanya Badilag, tapi juga peradilan agama yang meliputi 359 pengadilan tingkat pertama dan 29 pengadilan tingkat banding.
Sedangkan sebagai Dirbinganis, ia dituntut untuk memimpin dan mengkoordinasikan unit-unit kerja di bawahnya yang terdiri dari Subdit Mutasi Hakim, Subdit Mutasi Panitera dan Jurusita, Subdit Pengembangan Tenaga Teknis, dan Subdit Data dan Evaluasi. Tenaga teknis peradilan agama yang dikelola direktorat ini berjumlah hampir 12.000 orang yangterdiri dari hakim, tenaga kepaniteraan dan tenaga kejurusitaan.
Selaku Dirjen Badilag, Purwosusilo kerap diajak rapat dan mendampingi pimpinan MA. Ia juga sering memberi pembinaan ke daerah. Di samping itu, tidak jarang pula ia menjadi pengajar di Pusdiklat MA.
Di sisi lain, selaku Dirbinganis, ia disibukkan oleh pelbagai urusan mengenai tenaga teknis, khususnya promosi-mutasi, kenaikan pangkat dan bimtek.
Meski rangkap jabatan, Purwosusilo berusaha membagi energi dan waktunya sebaik mungkin. “Saya bagi-bagi tugas. 75 persen untuk Ditjen, dan 25 persen untuk Ditbinganis,” ungkapnya.
Kini jabatan Dirbinganis yang sempat lowong berbulan-bulan itu sudah terisi. Dr. H. M. Fauzan, S.H., M.H. yang menduduki jabatan itu.
Dengan adanya Dirbinganis yang baru itu, Purwosusilo berharap agar kinerja Badilag semakin bagus, sehingga dapat memberikan pembinaan dan pelayanan terbaik kepada satker-satker di lingkungan peradilan agama.
[hermansyah]
.