logo web

Dipublikasikan oleh Hermansyah pada on . Dilihat: 4693

Kunjungi Badilag, Dubes Mesir Ingin Segera Ada MoU

Jakarta l Badilag.net

Respons positif ditunjukkan Duta Besar Mesir untuk Indonesia Baha Dessouki. Senin pagi (18/3/2013), didampingi seorang ajudannya, ia berkunjung ke Ditjen Badilag, di Gedung Sekretariat MA, Jalan Ahmad Yani, kavling 58, Jakarta.

Kunjungan ini merupakan kunjungan balasan, setelah pada Jumat (8/3/2013) Dirjen Badilag bertandang ke Kedubes Mesir di Jalan Teuku Umar, Jakarta. Agenda utama kunjungan kal ini adalah mematangkan rencana kerjasama Ditjen Badilag dan Kedubes Mesir untuk meningkatkan kualitas SDM peradilan agama.

Dirjen Badilag Purwosusilo, Sekretaris Ditjen Badilag Farid Ismail dan sejumlah pejabat eselon III dan IV Badilag menyambut hangat orang nomor satu di Kedubes Mesir itu. Dirjen Badilag didampingi dua penerjemah, yaitu Nasich Salam (hakim PA Kalianda) dan Machrus Abdurrahim (staf khusus Dirjen Badilag).

Di ruang kerja Dirjen Badilag, kedua pihak membicarakan kemungkinan-kemungkinan kerjasama yang dapat dilakukan beserta mekanismenya.

“Sebagai saudara, kami ingin belajar dari Mesir dan begitupun sebaliknya kami senang kalau pihak Mesir ingin belajar pada kami,” ujar Dirjen Badilag.

Dirjen Badilag mengungkapkan, pihaknya ingin agar aparat peradilan agama, khususnya para hakim, berkesempatan mempelajari hukum dan peradilan di Mesir, sebagai negara yang merupakan salah satu pusat peradaban umat Islam.

Di samping itu, bila dimungkinkan, Dirjen Badilag juga ingin agar aparat peradilan agama dapat menimba ilmu di Universitas Al-Azhar Mesir, yang merupakan salah satu universitas tertua dan termodern di dunia.

Menanggapi pernyataan Dirjen Badilag, Dubes Mesir menyatakan bahwa pihaknya tidak keberatan, bahkan ingin agar kedua pihak dapat segera meneken nota kesepahaman (Memory of Understanding/MoU).

“Kami berpikir perlu segera ada MoU antara peradilan agama dan lembaga peradilan di tempat kami di bidang hukum dan peradilan,” ujar Dubes Mesir.

Mengenai penjajakan kerjasama dengan Universitas Al-Azhar, Dubes Mesir akan mengupayakan agar kerjasama itu dapat terwujud. “Kami di Jakarta akan terus menjalin komunikasi dengan pihak Kairo,” tandasnya.

Perlihatkan kemajuan peradilan agama

Sebelum pembicaraan mengenai kerjasama itu berlangsung di ruang kerja Dirjen Badilag, Dubes Mesir menyempatkan diri melihat-lihat Galeri 130 Peradilan Agama, Laboratorium SIADPA dan Laboratorium SIMPEG.

Di Galeri, yang terletak di lantai 6 Gedung Sekretariat MA, Dubes Mesir diberi penjelasan oleh Dirjen Badilag mengenai perjalanan peradilan agama di Indonesia.

“Jadi, peradilan agama secara resmi berdiri sejak 1882,” ujar Dirjen Badilag, sambil menunjukkan poster besar berisi milestone atau riwayat peradilan agama dari masa ke masa.

Dirjen Badilag juga menunjukkan berkas-berkas lama berupa putusan yang ditulis tangan tanpa alat ketik, baik yang menggunakan huruf Latin, huruf Arab maupun huruf Jawa.

Selain itu, kepada Dubes Mesir juga diperlihatkan miniatur gedung pengadilan agama, poster program-program prioritas peradilan agama dan capaiannya, foto para ketua PTA/MS Aceh, dan lain-lain.

“Kami sangat senang berkunjung Ditjen Badilag. Kami berharap dapat segera melakukan kerjasama dengan Badilag. Untuk itu saya akan bekerja secara maksimal sehingga kedua negara dapat melakukan kerjasama,” ungkap Dubes Mesir, ketika menuliskan testimoninya, di lembar “Kesan dan Pesan” yang terdapat di Galeri 130 Peradilan Agama.

Dari lantai 6, Dubes Mesir lantas diajak ke lantai 7. Di sana Dubes Mesir diperlihatkan Laboratorium SIADPA yang dikelola oleh Direktorat Pembinaan Administrasi Peradilan Agama.

Kepada tamu istimewa itu, Dirjen Badilag mengatakan bahwa Dubes Mesir merupakan orang ketiga dari kalangan internasional yang mengunjungi Laboratorium SIADPA. Dua pengunjung sebelumnya adalah Presiden IACA dan perwakilan World Bank.

Dirjen Badilag menjelaskan bahwa SIADPA adalah otomatisasi sistem administrasi perkara di peradilan agama. "Kalau tidak ada SIADPA, kami akan kesulitan, karena jumlah perkara tidak seimbang dengan jumlah SDM,” ujar Dirjen Badilag.

Selain memaparkan sejarah singkat SIADPA, Dirjen Badilag juga menjelaskan fungsi Laboratorium SIADPA. “Laboratorium ini berguna untuk memantau, mengontrol dan membina administrasi perkara di peradilan agama,” tuturnya.

Seusai mendapat penjelasan dari Dirjen Badilag dan Tohir—salah satu anggota tim pengelola Laboratorium SIADPA--, Dubes Mesir membuat kesimpulan. “Jadi, kesimpulannya, Laboratorium ini sangat bermanfaat,” tuturnya, sebagaimana diterjemahkan Nasich Salam, yang langsung benarkan Dirjen Badilag.

Di tempat yang sama, kepada Dubes Mesir juga diperlihatkan situs Badilag.net versi Arab. Berita dan yang ditampilkan adalah berita kunjungan Dirjen Badilag ke Kedubes Mesir beberapa waktu lalu.

“Terima kasih,” ujar Dubes Mesir dengan menggunakan bahasa Indonesia, seusai foto bersama di Laboratorium SIADPA.

Dari lantai 7, rombongan ini beranjak ke lantai 8. Tujuannya adalah Laboratorium SIMPEG yang dikelola Direktorat Pembinaan Tenaga Teknis Peradilan Agama.

Di tempat ini Dubes Mesir diberi penjelasan mengenai sejarah singkat SIMPEG, kegunaannya, aplikasi-aplikasi turunannya, serta keunggulan-keunggulannya.

Di akhir kunjungannya, sebelum meninggalkan ruang kerja Dirjen Badilag, Dubes Mesir diberi cinderamata berupa plakat, kliping berita yang dibingkai, dan buku-buku yang diterbitkan Badilag dalam rangka peringatan 130 peradilan agama.

(hermansyah l ridwan anwar)

Hubungi Kami

Gedung Sekretariat MA (Lt. 6-8)

Jl. Jend. Ahmad Yani Kav. 58 ByPass Jakarta Pusat

Telp: 021-29079177
Fax: 021-29079277

Email Redaksi : Alamat email ini dilindungi dari robot spam. Anda memerlukan Javascript yang aktif untuk melihatnya.
Email Ditjen : Alamat email ini dilindungi dari robot spam. Anda memerlukan Javascript yang aktif untuk melihatnya.

Lokasi Kantor

 Instagram  Twitter  Facebook

 

Responsive Voice