Kesetaraan Gender Menjadi Perhatian Serius Ditjen Badilag
Banda Aceh | Badilag.net
Direktorat Jenderal Badan Peradilan Agama (Ditjen Badilag) sangat perhatian terhadap masalah kesetaraan gender. Salah satu bentuk perhatian tersebut dibuktikan dengan seimbangnya jumlah peserta laki-laki dan perempuan dalam setiap pelatihan tenaga teknis peradilan agama.
Sekretaris Ditjen Badilag Farid Ismail menjelaskan bahwa selama ini, Pimpinan Ditjen Badilag meminta agar dalam setiap pelatihan selalu memperhatikan jumlah peserta laki-laki dan perempuan. Baik pelatihan yang diselenggarakan oleh Ditjen Badilag maupun permintaan usulan peserta pelatihan yang dimintakan ke Ditjen Badilag.
“Terhadap masalah ini, Pak Dirjen sangat perhatian betul, jelas Farid Ismail dalam kegiatan bimbingan teknis kompetensi panitera pengganti mahkamah syar’iyah / pengadilan agama (angkatan II) bertempat di Garden Palace Hotel, Banda Aceh. Selasa (21/5/2013).
“Dari 30 peserta bimtek ini, 16 orang laki-laki dan 14 orang perempuan,” ujarnya.
Menurutnya, perempuan bukanlah kaum minoritas yang selalu berada dibawah laki-laki dalam segala hal. Ia mencotohkan bahwa di lingkungan peradilan agama sudah banyak hakim perempuan yang menjadi pimpinan pengadilan.
Hal tersebut sebagaimana yang dimintakan oleh Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak kepada seluruh instansi pemerintah agar dalam setiap kegiatan harus memperhatikan kesetaraan gender.
Terkait kesetaraan gender hakim peradilan, dirinya mengatakan bahwa Indonesia lebih baik dari negara lain. Ia membandingkan bahwa di negara lain seperti Yordania, Malaysia dan Saudi Arabia, disana semua hakimnya laki-laki.
ws
.