logo web

on . Dilihat: 14576

Mengapa Mediasi Begitu Sukses di Australia?

Chief Justice of the Family Court of Australia, the Hon. Diana Bryant (depan tengah) berpose bersama delegasi studi banding usai memberikan sambutan resmi di FCoA, Melbourne

Sydney | Badilag.net

Dari kunjungan tim Pokja Mediasi ke sejumlah lembaga dan diskusi dengan para ahli dan praktisi penanganan alternatif penyelesaian sengketa di Australia, ada satu kesamaan yang ditemukan. Mediasi dan konsiliasi yang dijalankan di negeri Kanguru ini menunjukkan tingkat kesuksesan yang tinggi.

Seperti yang sudah diberitakan www.badilag.net,  beberapa lembaga di Australia yang sudah dikunjungi delegasi studi banding seperti Family Court of Australia, Magistrate Court of Victoria dan Neighbourhood Community Justice of Victoria, semuanya melaporkan tingkat keberhasilan mediasi yang tinggi.

Lembaga lain seperti Dispute Settlement Centre of Victoria, Roundtable Dispute Management of Victoria Legal Aid, dan Australian Human Rights Commission di Sydney, juga menyebutkan hal yang sama.

Begitu juga dengan mediasi yang dijalankan oleh Community Justice Center (CJC) di negara bagian New South Wales. Tingkat keberhasilan mediasi lembaga ini sangat tinggi, mencapai angka 80 %. Hal itu dipaparkan oleh Jocelyn Luff, Practice Manager of CJC, di gedung Family Court of Australia di Sydney pada Kamis sore (10/10/2013).

CJC bukan bagian dari pengadilan tapi merupakan lembaga independen yang didirikan pemerintah bagian New South Wales. Lembaga ini diundang ke Family Court Sydney atas bantuan Leisha Lister, Executive Adviser Family Court of Australia, yang sejak hari pertama kunjungan (7/10/2013) selalu mendampingi delegasi dan memfasilitasi komunikasi dengan lembaga terkait di Australia. Peran Leisha sangat membantu tim Pokja Mediasi untuk fokus pada target kunjungan kerja.

CJC secara penuh didanai oleh pemerintah. Sejak resmi berdiri pada tahun 1983, lembaga ini secara konsisten menunjukkan tingkat keberhasilan mediasi yang tinggi. Tingkat kepuasan masyarakat atas pelayanan yang diberikan juga .

Ketua tim delegasi studi banding, Prof. Takdir Rahmadi, memberikan cinderamata kepada Leisha Lister usai memimpin diskusi internal Pokja Mediasi di gedung FCoA, Sydney pada Jum'at (11/10/2013)

Seluruh warga New South Wales dapat memanfaatkan pelayanan mediasi dan manajemen konflik yang disediakan CJC. Layanan yang diberikan pun bersifat gratis. Tidak ada biaya yang dipungut dari masyarakat. Tidak hanya gratis, pelayanan mediasi juga dilaksanakan di dekat tempat tinggal para pihak yang bersengketa layaknya sidang keliling yang dijalankan pengadilan agama di Indonesia.

Model pelayanan mediasi yang didirikan oleh CJC New South Wales ini merupakan yang pertama eksis di Australia. Karena kesuksesannya, kemudian banyak negara bagian lainnya di Australia yang sekarang telah mengadopsi pelayanan serupa.

Empat Faktor Suksesnya Mediasi di Australia

Lantas, faktor apa sebenarnya yang membuat mediasi begitu sukses di Australia? Sedikitnya ada empat faktor yang memberikan kontribusi atas tingginya tingkat kesuksesan mediasi itu.

Pertama, pelayanan mediasi secara cuma-cuma. Dari sejumlah lembaga pelaksana mediasi yang dikunjungi, semuanya memberikan jasa pelayanan mediasi secara gratis. Lembaga-lembaga ini semuanya memang didanai oleh negara dan negara menentukan bahwa jasa yang diberikan harus bebas dari pungutan biaya.

Dengan gratisnya pelayanan mediasi yang diberikan, masyarakat benar-benar menjadikan mediasi dan juga konsiliasi menjadi alternatif penyelesaian sengketa yang sesungguhnya. Apalagi jika dihubungkan dengan faktor kedua, yakni mahalnya biaya berperkara di pengadilan Australia. Belum lagi jika harus membayar jasa pengacara yang melangit.

Masyarakat tentu akan memilih jasa pelayanan yang gratis dengan hasil yang sesuai dengan harapan mereka karena berdasarkan kesepakatan daripada harus ‘menang dan kalah’ oleh putusan pengadilan yang membutuhkan biaya tinggi dan kemungkinan waktu yang cukup lama.

Presentasi dari anggota NADRAC (National Dispute Resolution Advisory Council) dan Divisi ADR Dept. Attorney General Australia di FCoA Melbourne

Ketiga, keterlibatan penuh dari eksekutif, legislatif dan yudikatif. Pemerintah Australia terlibat penuh dalam usaha tersedianya lembaga yang menangani alternatif penyelesaian sengketa. Baik di tingkat federal maupun di negara bagian, keterlibatan dan kepedulian pemerintah sangat nyata.

Hal itu dapat dilihat dari banyaknya lembaga penyelesaian alternatif sengketa yang didirikan dan didanai oleh pemerintah. Baik lembaga yang bersifat publik maupun swasta. Alternatif penyelesaian sengketa menjadi sesuatu yang sangat familiar di telinga masyarakat.

Begitu juga dengan keterlibatan legislatif yang mendukung dengan dibuatkannya peraturan perundang-undangan yang mendukung komitmen pemerintah dan masyarakat. Yudikatifnya juga begitu, banyak bentuk alternatif penyelesaian sengketa yang dijalankan sebelum perkara disidangkan, tidak hanya mediasi.

Faktor terakhir adalah kultur masyarakat, aturan yang jelas dan penegakkan hukum yang baik. Budaya masayrakat yang rata-rata patuh pada hukum juga sangat mempengaruhi keberhasilan mediasi. Ditambah dengan aturan yang jelas dan penegakannya (law enforcement) yang begitu kuat.

Berkaca dari keberhasilan mediasi di Australia, nampaknya masih banyak yang harus dibenahi agar mediasi yang diinisiasi oleh Mahkamah Agung dan pengadilan di Indonesia berjalan dan berhasil sesuai harapan.

(Achmad Cholil)

.

Hubungi Kami

Gedung Sekretariat MA (Lt. 6-8)

Jl. Jend. Ahmad Yani Kav. 58 ByPass Jakarta Pusat

Telp: 021-29079177
Fax: 021-29079277

Email Redaksi : Alamat email ini dilindungi dari robot spam. Anda memerlukan Javascript yang aktif untuk melihatnya.
Email Ditjen : Alamat email ini dilindungi dari robot spam. Anda memerlukan Javascript yang aktif untuk melihatnya.

Lokasi Kantor

 Instagram  Twitter  Facebook

 

Responsive Voice