Senin malam (15/4/2013), Direktur Pembinaan Administrasi Peradilan Agama Ditjen Badilag Tukiran, S.H, M.M. membuka acara ini.

Dalam sambutannya, ia menjelaskan bahwa latarbelakang diadakannya kegiatan ini ialah karena aplikasi SIADPTA Plus belum berjalan dengan baik di seluruh PTA/MS Aceh.

“Yang dapat disajikan hanya berupa entry data, Penetapan Majelis Hakim, Catatan Sidang, sedangkan putusan masih sering eror,” ungkapnya.

Ia menambahkan, Badilag telah mewajibkan pelaporan perkara dilakukan secara paperless. Hal itu tidak bisa dilakukan, apabila SIADPTA Plus tidak berjalan dengan baik, sebab laporan perkara yang diperoleh Badilag berasal dari SIADPTA Plus.

“SIADPTA Plus ini merupakan keniscayaan,” tandasnya. Saat ini, meski SIADPTA Plus belum beroperasi secara sempurna, laporan bulanan sudah menggunakan sistem paperless.

Ia mengharapkan, setelah dikembangkan nanti, aplikasi SIADPTA Plus tidak hanya berguna untuk pelaporan perkara pengadilan tingkat pertama dan tingkat banding di lingkungan peradilan agama, namun juga bisa dipakai untuk pengarsipan data.

Lebih lanjut ia mengingatkan, aplikasi SIADPA dan SIADPTA Plus sudah terkenal, baik di level nasional maupun internasional, dan telah mendapat apresiasi dari berbagai kalangan. Hal ini hendaknya tidak membuat warga peradilan agama cepat puas.

“Kita tidak boleh lengah karena banyaknya pujian, tetapi hendaknya kita selalu berusaha up date dan memperbaiki sistem aplikasi SIADPA dan SIADPTA Plus,” ia menegaskan.

Hasil evaluasi dan konsultasi pengembangan aplikasi SIADPTA Plus ini akan dilanjutkan dengan penyusunan sistem aplikasi SIADPTA Plus oleh Timnas SIADPA/SIADPTA. Diharapkan nanti hasilnya mudah diterapkan di seluruh PTA/MS Aceh.

(Afr l Tim IT PTA Banten)