KBRI Riyadh Menyambut Hangat Peserta Diklat
Riyadh | Badilag.net
Para peserta Diklat Ekonomi Syariah di Riyadh berkesempatan menghadiri undangan silaturahim dari Wakil Kepala Perwakilan RI diRiyadh, Sunarko, pada Rabu sore (21/4/2015). Mengenakan pakaian batik khas Indonesia, para peserta tiba di KBRIRiyadh, wilayah Riyadh Diplomatic Quarter, Saudi Arabia, menjelang waktu shalat ashar.
Musholla KBRI pun menjadi tujuan untuk mendirikan shalat ghaib dan ashar berjamaah. Shalat ghaib ditujukan untuk almarhum Prof. Dr. Bustanul Arifin, S.H., mantan Ketua Muda Agama di Mahkamah Agung RI yang meninggal pada hari itu.
“Selamat datang di rumah Indonesia,” sambut Wakil Kepala Perwakilan RI, mengawali perkenalannya. Lelaki murah senyum itu, kemudian memperkenalkan satu per satu pejabat di KBRI Riyadh.
“KBRI ini adalah rumah kita bersama. Jangan sungkan, silakan datang kapanpun. Jika ada permasalahan, kami juga siap membantu melalui layanan telpon 24 jam,” lanjutnya memaparkan program layanan bagi masyarakat Indonesia di Riyadh.
Masih dengan senyum legit, Wakil Kepala Perwakilan RI juga menjelaskan gedung KBRI Riyadh adalah gedung kedutaan terbesar di wilayah Timur Tengah. Hubungan bilateral Republik Indonesiadan Saudi Arab secara umum terus berkembang pesat didasarkan pada landasan historis yang panjang dalam berbagai bidang termasuk bidang politik, ekonomi dan perdagangan, penyelenggaraan haji dan umroh dan bidang-bidang kerjasama lainnya.
Kedatangan peserta Pendidikan dan Pelatihan Ekonomi Syariah yang berjumlah 40 Hakim Peradilan Agama, akan sangat bermanfaat baik untuk masa kini maupun masa mendatang.
“KBRI Riyadh menyambut baik dan berharap kegiatan tersebut dapat memperkuat hubungan bilateral yang sudah terjalin selama ini,” papar Sunarko penuh harap.
Ibrahim Kardi, mewakili peserta diklat, dalam sambutannya menyampaikan ucapan apresiasi dan terimakasih atas kesempatan yang diberikan KBRI Riyadh untuk bersilaturahmi.
“Sengaja kami mengenakan baju batik, siapa tahu bapak-bapak di KBRI kangen dengan Indonesia.” Kata Ibrahim Kardi. “Tujuan utama kedatangan kami ke KBRI ini adalah untuk silaturahmi. Selanjutnya, kami juga rindu masakan Indonesia,” lanjut Hakim Tinggi PTA Semarang ini disambut tepuk tangan.
Dalam sesi tanya jawab, Sutomo (Dewan Penasihat) dan Mahrus (Ketua Delegasi) memaparkan perkembangan Peradilan Agama di Indonesia. Peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan Peradilan Agama juga dijelaskan dalam forum tersebut.
Setelah acara formal, Wakil Kepala Perwakilan RI mengajak para peserta berkeliling gedung KBRI. Beliau sangat fasih menjelaskan perihal profil Indonesia ketika kami masuk ruangan khusus pameran produk investasi dan kebudayaan.
“Jarak dari ujung pulau Aceh ke ujung pulau Papua setara dengan jarak dari London ke Abu Dhabi,” papar Sunarko, penuh semangat.
Sosok Wakil Kepala Perwakilan RI ini menjadi daya tarik tersendiri bagi peserta diklat. Dimanapun beliau berdiri, selalu ada yang mendekati. Salah satu obrolan menarik dari lelaki penuh senyum itu, adalah soal eksekusi mati di Saudi Arabia. Soal eksekusi ini berkaitan erat dengan sistem hukum yang berlaku di Saudi Arabia.
“KBRI sejak awal telah berupaya memberikan bantuan hukum kepada WNI yang terlibat hukum di sini,” ujar Sunarko.
Soal vonis mati, ada satu kasus yang melibatkan WNI dan nyaris divonis mati. KBRI melakukan pendekatan kekeluargaan kepada keluarga korban. Kami mendatangi keluarganya dengan niat tulus ingin menjalin silaturahmi. Justeru dengan seperti itu, pihak keluarga merasa orang Indonesia adalah saudara, hingga akhirnya vonis mati pun dibatalkan.
Di bawah cahaya mentari yang mulai meredup sore itu, para peserta dan keluarga KBRI bercampur akrab dalam obrolan ringan dan saling menukar informasi. Tak jarang, di belakang halaman gedung KBRI yang asri itu, terdengar gelak tawa bahagia, seperti saudara yang sudah lama tidak bersua.
(Artikel: Edi Hudiata, Hakim PA Marabahan | Photo: Fikri Oslami, Hakim MS Sigli)