logo web

Dipublikasikan oleh Hermansyah pada on . Dilihat: 5685

Kaleidoskop 2103

Tebar Penghargaan Jadi Tradisi Baru Peradilan Agama

Ada sejumlah hal menarik dan penting di lingkungan peradilan agama sepanjang tahun 2013 yang patut dicatat. Salah satunya ialah munculnya tradisi baru berupa pemberian penghargaan (award) oleh pengadilan tingkat banding kepada pengadilan-pengadilan tingkat pertama.

“Untuk apa ada penilaian dan penghargaan segala? Kita kerja bukan untuk dinilai. Kerja ya kerja!”

Komentar itu dilontarkan oleh seorang pembaca badilag.net suatu ketika. Baginya, pemberian penghargaan kepada satuan kerja atau kepada individu-individu adalah hal tabu yang tidak pantas dilakukan di lingkungan peradilan agama.

Pandangan seperti itu tentu bukan pandangan mayoritas warga peradilan agama. Buktinya, sepanjang tahun 2013, ada cukup banyak pengadilan tingkat banding di lingkungan peradilan agama yang melakukan penilaian terhadap satker-satker di wilayahnya, kemudian memberi penghargaan yang dibagi menjadi beberapa kategori.

Agar monumental, penghargaan-penghargaan itu biasanya diserahkan saat PTA menyelenggarakan Rakerda yang diikuti para pimpinan PA. Dengan begitu, Rakerda tidak semata-mata berisi rapat, apalagi berhenti sebagai seremoni.

PTA Kendari, berdasarkan catatan kami, adalah pengadilan tingkat banding di lingkungan peradilan agama yang terbilang paling awal mengadakan penilaian dan menganugerahkan sejumlah penghargaan saat menyelenggarakan Rakerda pada 3-5 April 2013.

Ada lima bidang yang dinilai PTA Kendari, yaitu pengelolaan website, SIADPA Plus, SIMPEG, pelayanan meja informasi dan pelaporan perkara.

Di pulau Sumatera, ada PTA Jambi yang menempuh langkah serupa. Ketika menyelenggarakan Rakerda pada November 2013, PTA Jambi menebarkan delapan penghargaan untuk tiga bidang, yaitu kapaniteraan, kesekretariatan dan pemanfaaatan media informasi.

Bidang kepaniteraan terdiri dari  tiga kategori, yaitu laporan perkara bulanan, SIADPA Plus dan upload putusan ke direktori putusan. Bidang kesekretariatan juga terdiri dari tiga kategori, yaitu pengiriman dan keakuratan data laporan keuangan dan remunerasi, kelengkapan data SIMPEG, dan SIMAK BMN. Sementara bidang pemanfaatan media informasi terdiri dari dua kategori, yaitu website dan pengirim berita terbanyak ke badilag.net.

PTA Palangkaraya tidak mau ketinggalan. Pada 9 Desember 2013, juga pada acara Rakerda, PTA Palangkaraya mencurahkan hujan penghargaan kepada satker-satker terbaik dalam empat kategori.

Keempat kategori itu adalah implementasi SIADPA plus, peremajaan data SIMPEG, pengelolaan website terbaik, dan pelaporan perkara bulanan (manual) tercepat dan terakurat.

Di luar tiga PTA tadi, tentu masih ada PTA-PTA lain yang menyelenggarakan event serupa, namun karena kurang publikasi, sehingga luput dari perhatian kami.

SMART

Jika dicermati, kategori-kategori penilaian yang ditentukan oleh PTA-PTA tersebut memiliki benang merah. Hampir seluruhnya, yang dijadikan sasaran penilaian adalah supporting tools yang mendukung, baik langsung maupun tidak langsung, tugas pokok PA. Supporting tools itu misalnya SIADPA Plus, SIMPEG, dan website.

Pemilihan kategori-kategori penilaian itu bisa dimafhumi. Suatu penilaian, yang sasarannya adalah perusahaan atau lembaga publik, biasanya mengacu kepada lima prinsip yang disebut SMART.

Kelima prinsip itu adalah Specific (tertentu), Measurable (dapat diukur), Achievable (dapat dicapai), Relevant (relevan), dan Timed (ada batas waktunya).

Pemilihan kategori-kategori penilaian itu juga tidak mengherankan, lantaran selaras dengan sebagian program prioritas yang dicanangkan Ditjen Badilag pada tiga tahun terakhir.

Badilag sendiri pernah menyelenggarakan penilaian berskala nasional yang diberi titel Religious Court Reform Awards. Satker-satker terbaik lantas diumumkan pada perhelatan malam puncak peringatan 130 tahun peradilan agama di Jakarta, 17-18 September 2012. Dan, hampir seluruh penghargaan yang diberikan Badilag saat itu berkaitan dengan pemanfaatan supporting tools, ditambah dengan penghargaan di bidang justice for all yang meliputi fasilitas prodeo, sidang keliling dan posbakum.

Lima manfaat

Paling tidak, ada lima manfaat di balik tebar penghargaan yang kini mentradisi di lingkungan peradilan agama.

Pertama, buat satker-satker peraih penghargaan, piagam atau hadiah yang mereka terima akan jadi pemacu kinerja. Di samping itu, karena dilabeli terbaik di bidang tertentu, satker-satker itu akan berusaha mempertahankan apa yang telah meraka raih dengan terus-menerus memperbaiki diri.

Kedua, buat satker-satker yang belum meraih penghargaan, adanya penilaian dan pemberian penghargaan itu akan menumbuhkan semangat kompetisi pada jalur yang tepat.

Ketiga, buat penyelenggara, ini akan jadi tolok ukur keberhasilan pembinaan dan pengawasan yang mereka lakukan. PTA adalah kawal depan MA di daerah. Maju mundurnya PA-PA di suatu wilayah sangat bergantung pada seberapa aktif dan kreatif suatu PTA mengemban perannya sebagai kawal depan MA.

Keempat, buat masyarakat luas, penilaian dan penghargaan itu akan menumbuhkan pandangan yang positif terhadap peradilan agama. Pelan namun pasti, publik akan mengapresiasi semangat  dan komitmen aparat peradilan agama yang terus berbenah agar menjadi semakin baik di masa yang akan datang.

Kelima, dan ini yang tervital, buat pencari keadilan, penilaian dan pemberian penghargaan itu diharapkan berbanding lurus dengan kualitas pelayanan yang diberikan oleh satker penerima penghargaan. Bagaimanapun juga, sesuai motto lembaga peradilan, pencari keadilan ingin dilayani secara cepat, sederhana dan biaya ringan.

[hermansyah]

.

Hubungi Kami

Gedung Sekretariat MA (Lt. 6-8)

Jl. Jend. Ahmad Yani Kav. 58 ByPass Jakarta Pusat

Telp: 021-29079177
Fax: 021-29079277

Email Redaksi : Alamat email ini dilindungi dari robot spam. Anda memerlukan Javascript yang aktif untuk melihatnya.
Email Ditjen : Alamat email ini dilindungi dari robot spam. Anda memerlukan Javascript yang aktif untuk melihatnya.

Lokasi Kantor

 Instagram  Twitter  Facebook

 

Responsive Voice