Ingin Lebih Bersih, Transparan dan Akuntabel, Raker PTA Bandung Dibuka “Pak Kyai”
Bandung l Badilag.net
Ada yang menarik pada perhelatan rapat kerja PTA Bandung bersama PA-PA di wilayahnya pada Jumat hingga Sabtu (13-14/2/2015) di Aula PTA Bandung.
Raker yang diikuti oleh 115 orang itu bertema “Dalam Rangka Meningkatkan Pelayanan Hukum kepada Pencari Keadilan, Kita Wujudkan Peradilan Agama yang Bersih, Transparan dan Akuntabel.”
Ketua PTA Bandung Dr. H. Zainuddin Fajari, S.H., M.H. mengatakan, selain digunakan untuk evaluasi dan perencanaan kerja, raker ini juga dioptimalkan untuk menemukan kembali budaya kerja yang lebih sesuai.
“Kita pilih tema bersih, transparan dan akuntabel. Kenapa? Budaya kerja itu ingin kita bumikan, tidak sekadar wacana yang mengawang-awang, atau sebagai bahan pidato, tapi kenyataannya jauh dari jargon-jargon itu,” ujarnya.
Mantan Ketua PTA Bandarlampung itu menambahkan, butuh komitmen untuk membumikan budaya kerja tersebut. Prosesnya juga harus terus berkelanjutan.
“Mengutip pernyataan Ketua MA, proses reformasi harus berkelanjutan. Terus-menerus,” tandasnya.
Zainuddin Fajari berharap, dengan mengusung tema ini, terjadi perubahan budaya kerja yang menjadi fondasi bagi pelaksanaan tugas pokok dan fungsi.
“Mudah-mudahan menjadikan kantor kita bersih, kantor yang transparan dan kantor yang akuntabel,” tuturnya.
Nah, seiring dengan tema itu, PTA Bandung mengundang Dirjen Badilag Drs. H. Abdul Manaf, S.H., M.H. untuk membuka raker sekaligus memberi pengarahan.
“Dirjen kita ustadz. Kyai yang kita hormati,” ujar Zainuddin Fajari.
Dibilang begitu, sebelum membuka acara, Abdul Manaf menyahut, “Beliau ini guru saya.”
Dirjen Badilag membuka acara lebih pagi dari jadwal semula. Karena hari Jumat dan ada undangan rapat di MA, Dirjen Badilag meminta kepada panitia untuk memajukan jadwal acara pembukaan dari jam 8 menjadi jam 7 pagi.
Datang ke Bandung pada Kamis malam, Dirjen Badilag yang terkenal tegas dan sederhana itu menolak untuk dijemput, disambut dan disediakan fasilitas.
“Kalau kawan-kawan ke daerah, jangan diperlakukan seperti nabi. Sebab mereka sudah diberi dari DIPA,” ujarnya, selaras dengan budaya kerja bersih, transparan dan akuntabel, sebagaimana dicanangkan PTA Bandung.
[hermansyah]