Dua Direktur Baru Badilag Perkenalkan Diri
Jakarta l Badilag.net
Dua direktur baru yang dimiliki Badilag, Dr. H. M. Fauzan, S.H., M.H. dan Dr. H. Hasbi Hasan, M.H., langsung memperkenalkan diri di hadapan seluruh pejabat dan pegawai Badilag seusai dilantik, Kamis (21/11/2013) siang.
Selain Fauzan yang baru saja dilantik menjadi Direktur Pembinaan Tenaga Teknis Peradilan Agama dan Hasbi Hasan yang dilantik menjadi Direktur Pembinaan Administrasi Peradilan Agama, pertemuan yang berlangsung di ruang rapat besar Ditjen Badilag itu juga dihadiri H. Tukiran, S.H., M.M. yang dilantik menjadi Sekretaris Ditjen Badilag, setelah sebelumnya menjadi Direktur Pembinaan Administrasi Peradilan Agama.
Selain ketiga pejabat eselon II itu, ada pula Dirjen Badilag Drs. H. Purwosusilo, S.H., M.H., Direktur Pranata dan Tatalaksana Perkara Perdata Agama Drs. H. Hidayatullah MS, M.H. dan mantan Sekretaris Ditjen Badilag Dr. H. Farid Ismail, S.H., M.H.
“Selamat datang di rumah besar Badilag,” kata Dirjen Badilag, kepada para pejabat baru yang hadir bersama istri masing-masing.
Menurut Dirjen Badilag, dua direktur yang baru saja dilantik itu sesungguhnya bukan orang yang benar-benar baru di Badilag. Meski selama ini berkantor di Gedung MA pusat, keduanya sudah cukup lama berinteraksi dan menyumbangkan pemikirannya untuk Badilag dan peradilan agama.
Baik M. Fauzan maupun Hasbi Hasan sudah mengabdikan diri di MA selama sekitar sepuluh tahun, mulai dari asisten hakim agung, asisten koordinator, hingga menjadi pejabat eselon III di bagian sekretariat pimpinan.
“Saya aslinya orang Jepara. Pernah 12 tahun di Bengkulu, kecantol dengan perempuan Bengkulu dan sekarang jadi istri saya,” tutur Fauzan.
Lahir di Jepara pada tahun 1965, Fauzan memulai karirnya sebagai calon hakim pada tahun 1992 hingga 1995 di PA Bengkulu. Di satker yang sama, suami Dra. Hj. Sumiaty ini lantas diangkat menjadi hakim dari tahun 1995 hingga 2004.
Peraih Doktor dari UGM Yogyakarta ini mulai berkarir di MA pada tahun 2004, sebagai Asisten Hakim Agung pada Tim E. Setelah itu pada tahun 2005 hingga 2007 ia menjadi Asisten Hakim Agung pada Tim K. Mulai 2007 hingga 2010, ia naik menjadi Asisten Koordinator pada Tim K lalu Tim B2.
Sejak 2010, Fauzan diangkat menjadi Kabag Kesekretariatan Pimpinan C Wakil Ketua MA Bidang Non-Yudisial. Jabatan itu terus diembannya hingga akhirnya kini dipromosikan menjadi Direktur Pembinaan Tenaga Teknis Peradilan Agama.
“Saya lama mendampingi Pak Kamil (Wakil Ketua MA Bidang Non-Yudisial—red), termasuk mengurusi masalah-masalah SDM di empat lingkungan peradilan,” kata Fauzan.
Sementara itu, Hasbi Hasan adalah orang asli Lampung. Lahir di Menggala, Lampung, pada 22 Mei 1967, ia memulai karirnya sebagai calon hakim di PA Sungailiat, 1994-1997. Setelah itu, pada 1997-2000, suami Dr. Hj. Ida Nursida, MA ini menjadi hakim di PA Pangkalpinang. Selama dua tahun, 2000-2002, ia beralih tempat tugas menjadi hakim PA Tanggamus.
Pada tahun 2002, Hasbi Hasan mulai berkiprah di Jakarta. Ia diangkat menjadi hakim PA Jakarta Selatan yang diperbantukan menjadi hakim yustisial di MA.
Di MA, Doktor dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta itu mula-mula menjadi Asisten Ketua Muda Urusan Lingkungan Peradilan Agama pada 2002-2005. Setelah itu ia menjadi Asisten Wakil Ketua MA pada 2005-2007.
Setelah itu Hasbi Hasan dipromosikan jadi pejabat eselon III. Pengajar di beberapa kampus ini diangkat menjadi Kabag Sekretariat Pimpinan pada Biro Kesekretariatan Pimpinan MA. Jabatan itu diembannya sejak 2007 hingga akhirnya kemarin dilantik menjadi Direktur Pembinaan Administrasi Peradilan Agama.
“Saya pernah jadi asistennya Pak Syamsuhadi Irsyad ketika jadi Tuada Uldilag. Kemudian mulai tahun 2007 diangkat Pak Rum Nessa (mantan Sekeretaris MA yang kini jadi Ketua PTA Surabaya—red) jadi Kabag Sespim,” tutur Hasbi Hasan.
Usai memperkenalkan diri, para pejabat yang baru dilantik itu lantas menerima ucapan selamat dari para pejabat eselon III dan eselon IV serta para pegawai dan honorer Badilag.
[hermansyah]