Dirjen Badilag Luncurkan Aplikasi SIPITUNG

Jakarta | badilag.mahkamahagung.go.id (15/9/2017)
Dirjen Badan Peradilan Agama Dr. H. Abdul Manaf, M.H. meluncurkan penggunaan Aplikasi SIPITUNG di Pengadilan Agama (PA) Jakarta Utara, Jum’at pagi (15/9/2017). Peresmian ditandai dengan pembukaan tirai pada Anjungan Informasi Perkara dan percobaan akses informasi SIPITUNG melalui perangkat Handphone.
“Dengan telah diresmikannya Apliaksi SIPITUNG, para pihak yang berperkara di Pengadilan Agama Jakarta Utara sudah dapat menikmati layanannya. Terima kasih kepada PA Jakarta Utara yang telah berkarya dan berinovasi dengan SIPITUNG ini” ungkapnya.
Abdul Manaf mengakui dengan banyaknya inovasi pelayanan, pengaduan masyarakat sudah mulai berkurang. “Sebagai contoh, pengaduan keterlambatan akta cerai sekarang sudah mulai berkurang karena diberbagai pelosok pelayanan sudah lebih baik” katanya.
“Sekarang ini tidak ada pengaduan dari masyarakat Jakarta terhadap lima pengadilan agama yang ada di Jakarta. Saya berharap ini gejala umum bukan karena masyarakat takut mengadu” sambungnya
Ia mempertanyakan, apakah dengan SIPITUNG ini persoalan masyarakat yang datang ke PA Jakarta Utara sudah selesai? “Belum, ini baru sebagian” jawabnya.
Abdul Manaf meminta pelayanan lain walaupun sederhana harus tetap diperhatikan. “Belum lama ini saya datang ke PA dengan pakaian ala kadarnya. Kemudian saya masuk, tetapi tidak ada yang tanya saya seorang pun. Jangan-jangan seperti itu aslinya warga peradilan agama kepada pencari keadilan” katanya.
Berkaca dari pengalamannya, Abdul Manaf menekankan siapapun yang datang ke pengadilan, pegawai harus menyapanya. “Kalau di bank orang yang datang langsung ditanya, kenapa di PA tidak ditanya? Saya juga selalu mengatakan siapapun yang datang ke kantor kita, apapun pakaiannya, apapun tampilannya tanya dia, apa yang bisa dibantu.” tegasnya.
Ia juga meminta petugas resepsionis harus terus ada. Menurutnya, masyarakat bisa mengakses pengadilan melalui telepon yang ada di meja resepsionis. “Saya nelpon ke telepon kantor jarang ada yang jaga. Saya pernah cek ke salah satu PTA, saya telpon tidak ada yang angkat, saya telpon ke PA yang berdekatan dengan PTA juga tidak ada yang angkat. Kemudian saya telpon ke PA yang agak jauh dari PTA baru diangkat” paparnya.
Abdul Manaf juga mengingatkan pekerjaan pengadilan itu amar ma’ruf nahi mungkar. Pekerjaan pengadilan adalah mencegah terjadinya kedzoliman dari pihak yang kuat ke pihak yang lemah baik kuat secara fisik maupun kuat secara ekonomi. Tugas pengadilan juga untuk mencegah terjadinya chaos dilingkungan masyarakat. “Jadi begitu besar tugas pengadilan” ungkapnya.
Sekilas Aplikasi SIPITUNG
Aplikasi SIPITUNG ini merupakan aplikasi informasi perkara untuk para pihak sehingga bisa mengakses informasi perkaranya baik langsung di Anjungan Informasi Perkara PA Jakarta Utara maupun online.
SIPITUNG dilengkapi dengan Kartu yang berisi barcode. Kartu ini didapat, setelah pihak berperkara mendaftar dan telah menerima nomor perkara.
Cara pengunaannya, pihak berperkara mengarahkan Kartu itu ke mesin Anjungan Informasi Perkara yang telah tersedia di ruang tunggu pendaftaran Pengadilan Agama Jakarta Utara. Informasi secara online dapat dilakukan melalui Handphone Android yang terhubung internet dengan terlebih dahulu mendownload barcode scanner pada layanan Google Playstore.
“Jadi para pihak nanti akan diuntungkan. Tidak perlu lagi telepon ke kantor PA, tidak perlu lagi datang ke PA. Cukup mengakses barcode itu melalui hp masing-masing dengan syarat ditempatnya ada signal dan tentu saja kuota internet” gurau KPA Jakarta Utara.
“SIPITUNG ini merupakan nama yang unik yang dipilih oleh kawan-kawan yang lahir dari sayembara. Jadi ketika aplikasi ini dibuat maka kita di PA Jakarta Utara membuat sayembara, namanya apa aplikasi ini? Ketemulah SIPITUNG yaitu Sistem Informasi Perkara Melalui Teknologi Unggulan. Dan ternyata kebetulan sekali nama SIPITUNG ini merupakan nama legenda di Jakarta” sambungnya
KPA mengharapkan dengan aplikasi SIPITUNG ini pelayanan PA Jakarta Utara terhadap masyarakat pencari keadilan bisa menjadi lebih baik. (hirpan hilmi)