Beri Pengarahan pada Raker PTA Bandung, Ini Pesan Dirjen Badilag
Bandung l Badilag.net
Dirjen Badilag Drs. H. Abdul Manaf, S.H. menyampaikan sejumlah pesan penting ketika memberi pengarahan pada rapat kerja PTA Bandung dengan PA-PA di bawahnya, Jumat (13/2/2015), di Aula PTA Bandung.
Hal pertama yang disampaikan Abdul Manaf ialah mengenai perlunya kritik dan saran kepada dirinya yang belum lama dilantik Ketua MA menjadi Dirjen Badilag.
“Saya bukan orang terbaik di antara kita. Saya bukan orang paling pintar. Bantuan kritikan dan saran untuk membangun peradilan agama sangat kami butuhkan,” ujarnya.
Dirjen Badilag lantas mengingatkan pentingnya semangat juang bagi aparatur peradilan agama. Saat ini, menurutnya, aparatur peradilan agama perlu memiliki kegigihan dalam memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat.
“Kita digaji dari pajak yang berasal dari masyarakat,” tuturnya. Ia pun berterima kasih kepada aparatur peradilan agama yang tetap memberi pelayanan terbaik, meskipun dalam kondisi yang penuh keterbatasan, terutama dari sisi sarana dan prasarana kerja.
Mantan Inspektur Wilayah III Badan Pengawasan MA itu kemudian menyinggung tentang pengawasan internal. Ia berharap, hakim pengawas bidang di PA-PA lebih berfungsi, dengan dikoordinasikan oleh Wakil Ketua PA.
Itu perlu dilakukan sebagai langkah preventif untuk mencegah terjadinya penyimpangan, misalnya dalam penggunaan biaya perkara dan biaya proses.
“Ada yang ikut fit and proper test calon pimpinan PA. dia ditanya, selama jadi hakim pengawas, apa saja yang sudah dilakukannya. Ternyata dia tidak bisa menjawab,” ungkapnya.
Hal lain yang dipesankan oleh mantan Ketua PA Jakarta Utara itu adalah mengenai sidang terpadu, yang melibatkan PA, Disdukcapil dan KUA.
“Kerja sama yang sudah ada mohon diteruskan. Ini pesan Pak Wahyu (Wahyu Widiana, mantan Dirjen Badilag—red),” ia menegaskan.
Dalam kesempatan ini Dirjen Badilag juga mengungkap persoalan promosi dan mutasi tenaga teknis peradilan agama yang saat ini mengacu pada SK Ketua MA Nomor 192/2014 dan 193/2014.
Abdul Manaf menegaskan, yang menentukan kata akhir dalam promosi dan mutasi bukan Badilag, tapi Tim Promosi-Mutasi yang dibentuk pimpinan MA. Badilag hanya menyiapkan data.
“Jangan ke Badilag untuk urus mutasi. Kalau sudah waktunya, Insya Allah,” tandasnya.
Sebelum memungkasi pengarahannya, Abdul Manaf meminta aparatur peradilan di PTA Bandung dan PA-PA di bawahnya agar terus meningkatkan kinerja, dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan dan kode etik yang berlaku.
“Saya titip peradilan agama kepada Bapak-bapak dan Ibu-ibu. Selama berbuat benar, jangan takut dilaporkan,” tuturnya.
[hermansyah]