logo web

Dipublikasikan oleh Hermansyah pada on . Dilihat: 8940

Andi Syamsu Alam: Misi ‘Dakwah’ Saya Berhasil dengan Baik

Dua petenis putri hasil “didikan” Andi Syamsu Alam sewaktu jadi Ketua PTA Samarinda.

Samarinda | pa-nunukan.go.id

Awal April lalu, Ketua Kamar Peradilan Agama MA Dr. H. Andi Syamsu Alam, S.H., menghadiri dan membuka secara resmi dua kegiatan bimtek di Hotel Mesra Internasional, Samarinda.

Kehadiran sosok Ketua Kamar PA di tengah-tengah peserta kegiatan Bimtek yang diselenggarakan PTA Samarinda bersamaan dengan kegiatan Bimtek BMN dan Komdanas ini mempunyai arti sangat penting bagi seluruh peserta bimtek dan pribadi Andi Syamsu Alam sendiri.

Bagi peserta bimtek, kehadiran beliau yang pernah menjadi “Bapak PA-PA se-Kaltim” (istilah Ketua Panitia Bimtek dalam sambutannya) ini memang sangat dinanti-nantikan.

Seperti biasa, selalu saja ada hal-hal dan permasalahan-permasalahan baru yang Beliau lontarkan untuk didiskusikan para peserta. Dengan pesan-pesan dan petuah-petuahnya, Beliau mampu menyedot perhatian peserta dan membakar semangat kerja satker PA di Kaltim.

Sementara bagi pribadi Andi Syamsu Alam yang pernah bertugas sebagai KPTA Samarinda selama 4 tahun di era tahun 1990-an, seolah membuka kembali kenangan lama Beliau bersama Kota Tepian, Samarinda, yang menjadi “kampung halaman” kedua Beliau, setelah Makassar.

Keinginan Beliau untuk bernostalgia dengan berkeliling kota Samarinda yang pernah turut membesarkan karir Beliau sepertinya sulit dibendung. Sayang kedatangan Beliau di Samarinda ini sudah menjelang waktu Magrib tiba. Sementara acara bimtek yang akan Beliau buka sebentar lagi akan dimulai.

Makanya ketika Beliau sudah tidak ada jadwal acara lagi, pagi keesokan harinya (4/4), sebelum jadwal keberangkatan pulang ke Jakarta tiba, hampir setengah hari penuh Beliau gunakan untuk “pusing-pusing” (bahasa Melayu untuk “keliling”), kota Samarinda, sekaligus berkunjung ke PA dan PTA Samarinda.

Andi Syamsu Alam mencoba mengenang kembali pengalaman masa lalunya ketika pertama kali di mutasi ke luar PTA Makassar, yakni ke Kaltim menjadi KPTA Samarinda. Waktu itu Beliau merasakan betapa sangat berat meninggalkan Makassar. Tetapi seiring dengan berjalannya waktu, akhirnya terasa lebih berat meninggalkan Kaltim yang sudah seperti kampung halaman sendiri.

“Saya sudah minum air sungai Mahakam. Kata orang-orang, kalau sudah minum air sungai ini, maka sulit melupakan Kaltim,” kelakarnya di hadapan peserta bimtek malam itu yang diikuti dengan tawa-canda para peserta bimtek.

Dari Hotel Mesra Internasional, Samarinda, tempat beliau dan peserta bimtek menginap, beliau sempatkan berkeliling menyusuri jalan-jalan protokol ibukota Kaltim ini; menyaksikan perkembangan pembangunan kota Samarinda sepeninggal beliau beberapa tahun lalu; menapaktilasi sejarah dan kenangan indah masa lalu yang sulit dilupakan selama bertugas di Kaltim.

“Selama empat tahun di Kaltim saya banyak dapat bantuan dari provinsi dan kedatangan saya sangat diimpikan Pemda Tingkat I. Mobil dapat dari gubernur, dikasih tanah untuk PA Bontang, tapi saya juga pernah dua kali mengalami kecelakaan di Kaltim,” ujar Andi Syamsu Alam mengenang masa lalunya ketika bertugas di Kaltim.

Pada masa kepemimpinan beliau, di bidang teknis yustisial, PTA Samarinda waktu itu sempat menjadi primadona dan “kiblat” PTA seluruh Indonesia untuk Pola Bindalmin. Ini berkat kegiatan “eksaminasi” (bedah berkas) yang secara rutin dilaksanakan PA-PA se-Kaltim dalam 3-4 bulan sekali.

Waktu itu PA belum satu atap dengan MA seperti sekarang ini; masih berada di bawah Direktorat Pembinaan Badan Peradilan Agama (Depag). Makanya acara kegiatan eksaminasi seperti ini belum ada dianggarkan dalam DIPA-nya PTA.

Terlaksananya kegiatan eksaminasi waktu itu adalah murni hasil swadaya dan swadana “sumbangan” dari PA-PA se-Kaltim dan bantuan pemda setempat.

Beda dengan sekarang di mana Ditjen Badilag dan PTA/MS. Aceh diberikan dana untuk melaksanakan kegiatan tenis yustisial di dalam DIPA-nya masing-masing.

Berpindah-pindah tempat kegiatan eksaminasi antara satu PA ke PA lain di Kaltim, dengan menggunakan jalan darat, laut dan udara, tergantung daerah tujuan eksaminasi, Andi Syamsu Alam bersama WKPTA Samarinda waktu itu H. Muhammad Thahir D.S. (sekarang KPTA Padang), bersama 1-2 orang Hakim Tinggi selaku narasumber, berkeliling memberikan pembinaan kepada PA-PA di-Kaltim dalam acara kegiatan eksaminasi.

Di samping itu, pada masa kepemimpinan Andi Syamsu Alam, PTA Samarinda menjadi salah satu PTA yang sangat dihormati oleh kawan dan disegani oleh lawan. Terutama dalam bidang olahraga tenis lapangan di tingkat nasional.

Pada waktu itu, bahkan hingga sekarang ini, PTWP PTA Samarinda, baik putra maupun putri, selalu diperhitungkan di kejuaraan tenis Ketua MA-RI Cup. Terakhir, dalam turnamen tenis Ketua MA-RI Cup XV, di Surabaya, Desember 2012 lalu, tim PTWP putri PTA Samarinda berhasil menjadi juara III, setelah PT Makassar (juara II) dan PTA Jakarta (juara I).

Berdasarkan pengalaman selama menjadi pimpinan PA, beliau merasakan betul bahwa warga PA, termasuk pimpinannya, sulit bergaul dan berkenalan dengan para pejabat di daerah (Muspida/FKPD). Mereka terkesan menutup diri dari pergaulan (eksklusif).

Seperti diketahui, sudah jadi kebiasaan kalau ada acara-acara pisah-sambut Muspida, misalnya, ada acara karaokean. Maka ketika diumumkan bahwa acara selanjutnya adalah istirahat, mereka benar-benar “istirahat” alias kabur entah ke mana. Ternyata penyebabnya adalah mereka takut kalau harus disuruh tampil ke depan menyanyikan sebuah lagu.

Sebenarnya bukan tampil di depan umum itu yang mereka takutkan karena mereka sudah terbiasa khutbah atau ceramah. Tetapi acara menyanyi inilah yang mereka tidak bisa atau tidak terbiasa.

Makanya ketika menjadi Ketua PTA Samarinda, dalam setiap kesempatan Beliau selalu menekankan bahwa warga PA itu mulai sekarang harus percaya diri. Benar rasa rendah hati itu harus tetap dipertahankan, tetapi rasa rendah diri atau minder harus dibuang jauh-jauh.

Itulah sebabnya dalam setiap acara eksaminasi PA-PA se-Kaltim ini, panitia harus menyediakan sebuah keyboard/electone lengkap dengan pemainnya mengisi acara malam penutupan eksaminasi. Berkaraoke-ria seakan “wajib” hukumnya bagi seluruh peserta eksaminasi saat itu, untuk refreshing dan rileks menghilangkan rasa penat dan lelah setelah membedah berkas perkara.

Satu persatu perwakilan dari PA “didaulat” tampil ke depan bernyanyi. Tak ketinggalan Andi Syamsu Alam pun akan dengan senang hati menyumbangkan suaranya; menyanyikan lagu “kebangsaan” daerah asalnya, Makassar, yang sangat terkenal itu : “Indologo” dan “Anak Kukang”.

Satu-dua ada juga yang bagus dan merdu suaranya; pas masuknya lagu dengan musik. Tetapi kebanyakan pendatang baru di dunia blantika musik PA ini bersuara Doel “Sumbang” alias Iwan “Fals”. Sumbang fals tidak karuan; tak jelas mana lagu mana musiknya.

Namun bukan itu tujuan yang ingin Beliau capai. Yang penting mau tampil dulu menghilangkan rasa minder, itu sudah bagus. Masalah pas-tidaknya suara dengan musik, itu nanti akan terbentuk sendiri dengan sering-sering berlatih karaoke di rumah.

Hasilnya? Beliau menganggap bahwa misi ‘dakwah’-nya selama ini untuk mendekatkan para pimpinan PA dengan unsur Muspida atau FKPD di daerah melalui dunia tarik suara ini bisa dibilang cukup berhasil.

“Semua ‘dakwah’ saya berhasil dengan baik, karena ada Pansek PTA yang hobinya naik panggung menyanyi,” kenang Andi Syamsu Alam mengingat masa lalunya membangun dan menghidupkan PA-PA di Kaltim.

(tim redaksi jurindomal pa-nnk)

.

Hubungi Kami

Gedung Sekretariat MA (Lt. 6-8)

Jl. Jend. Ahmad Yani Kav. 58 ByPass Jakarta Pusat

Telp: 021-29079177
Fax: 021-29079277

Email Redaksi : Alamat email ini dilindungi dari robot spam. Anda memerlukan Javascript yang aktif untuk melihatnya.
Email Ditjen : Alamat email ini dilindungi dari robot spam. Anda memerlukan Javascript yang aktif untuk melihatnya.

Lokasi Kantor

 Instagram  Twitter  Facebook

 

Responsive Voice