logo web

Dipublikasikan oleh Fahad pada on . Dilihat: 156

JANGAN SALAH MENGGANTUNGKAN HARAPAN

Oleh:

Drs. H. Muchlis, S.H., M.H

Direktur Jenderal Badan Peradilan Agama Mahkamah Agung RI

Dalam perjalanan hidup, kita sering kali menggantungkan harapan pada berbagai hal. Harapan untuk sukses, bahagia, atau merasa cukup sering kita letakkan pada manusia, keadaan, atau benda duniawi lainnya. Namun, tak jarang harapan tersebut justru berakhir pada kekecewaan yang mendalam. Mengapa? Karena kita salah dalam menempatkan harapan.

Bayangkan seseorang yang menaruh seluruh harapannya pada manusia. Entah itu teman, pasangan, atau bahkan atasan di tempat kerja. Ketika orang tersebut tidak memenuhi ekspektasi kita, rasa kecewa menyeruak. Harapan yang begitu besar menjadi bumerang yang menyakitkan. Begitu pula ketika kita menggantungkan harapan pada materi. Kita berpikir bahwa memiliki banyak harta akan membawa kebahagiaan, tetapi kenyataannya, kepuasan itu sering kali hanya bersifat sementara dan tidak jarang membuat kekecewaan.

Allah Subhanahu wa Ta’ala telah mengingatkan dalam Al-Qur'an tentang sifat dunia yang fana dan tidak kekal. Dalam Surah Al-Hadid ayat 20, Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

اِعْلَمُوْٓا اَنَّمَا الْحَيٰوةُ الدُّنْيَا لَعِبٌ وَّلَهْوٌ وَّزِيْنَةٌ وَّتَفَاخُرٌۢ بَيْنَكُمْ وَتَكَاثُرٌ فِى الْاَمْوَالِ وَالْاَوْلَادِۗ كَمَثَلِ غَيْثٍ اَعْجَبَ الْكُفَّارَ نَبَاتُهٗ ثُمَّ يَهِيْجُ فَتَرٰىهُ مُصْفَرًّا ثُمَّ يَكُوْنُ حُطَامًاۗ وَفِى الْاٰخِرَةِ عَذَابٌ شَدِيْدٌۙ وَّمَغْفِرَةٌ مِّنَ اللّٰهِ وَرِضْوَانٌۗ وَمَا الْحَيٰوةُ الدُّنْيَآ اِلَّا مَتَاعُ الْغُرُوْرِ

“Ketahuilah bahwa kehidupan dunia itu hanyalah permainan, kelengahan, perhiasan, dan saling bermegah-megahan di antara kamu serta berlomba-lomba dalam banyaknya harta dan anak keturunan. (Perumpamaannya adalah) seperti hujan yang tanamannya mengagumkan para petani, lalu mengering dan kamu lihat menguning, kemudian hancur. Di akhirat ada azab yang keras serta ampunan dari Allah Subhanahu wa Ta’ala dan keridaan-Nya. Kehidupan dunia (bagi orang-orang yang lengah) hanyalah kesenangan yang memperdaya." (QS. Al-Hadid: 20)

Ayat ini mengingatkan kita bahwa jika harapan kita hanya tertuju pada dunia, maka kita akan menghadapi kerapuhan dan kekecewaan. Dunia tidak diciptakan untuk menjadi tujuan akhir, melainkan sebagai ujian untuk mengetahui siapa di antara kita yang terbaik amalnya.

Mengapa Harapan yang Salah Membuat Kita Kecewa?

Manusia dan dunia ini bersifat fana. Tidak ada yang sempurna, tidak ada yang abadi. Orang yang kita harapkan mungkin akan berubah, pergi, atau bahkan mengecewakan kita tanpa sengaja. Harta benda yang kita kumpulkan bisa hilang dalam sekejap. Ketika sandaran kita rapuh, maka wajar jika kita kehilangan arah ketika harapan itu tidak terpenuhi.

Harapan yang salah juga sering kali membuat kita lupa pada hakikat sebenarnya dari kebahagiaan dan kedamaian. Kita terjebak dalam ilusi bahwa kebahagiaan sejati terletak pada pencapaian duniawi, padahal hati yang tenang hanya dapat ditemukan melalui hubungan yang erat dengan Sang Pencipta.

Menggantungkan Harapan pada Allah Subhanahu wa Ta’ala

Sebaliknya, ketika kita menggantungkan harapan pada Allah Subhanahu wa Ta’ala, tidak ada kekecewaan yang benar-benar melukai. Allah Subhanahu wa Ta’ala adalah Dzat yang Maha Mengetahui, Maha Pengasih, dan Maha Adil. Karena sesungguhnya, Ia lah tempat untuk menggantungkan setiap harapan, sebagaimana firman-Nya:

وَإِلَىٰ رَبِّكَ فَٱرۡغَب….

“Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap.” (QS. Asy-Syarh : 8)

Karena itu, kita harus menyakini bahwa setiap usaha yang kita lakukan dengan tulus dan ikhlas akan mendapat balasan yang sesuai dari-Nya. Mungkin tidak dalam bentuk yang kita inginkan, tetapi pasti dalam bentuk yang terbaik untuk kita.

Mengharapkan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala berarti meyakini bahwa segala sesuatu yang terjadi dalam hidup kita, baik atau buruk, adalah bagian dari rencana-Nya. Dengan begitu, hati kita menjadi lebih tenang karena kita percaya bahwa semua yang terjadi memiliki hikmah yang mendalam.

Bagaimana Cara Menggantungkan Harapan pada Allah Subhanahu wa Ta’ala?

  1. Memperkuat Hubungan dengan Allah Subhanahu wa Ta’ala

Mulailah dengan memperbaiki ibadah, seperti shalat, doa, dan membaca Al-Qur'an. Dalam doa, curahkan semua harapan, kesedihan, dan keinginan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Jadikan Allah Subhanahu wa Ta’ala sebagai tempat pertama kita mengadu, bukan yang terakhir.

  1. Berusaha dengan Ikhlas

Setelah berdoa, lakukan usaha semaksimal mungkin. Namun, sertai dengan keikhlasan bahwa hasil akhir berada di tangan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Tugas kita hanyalah berusaha sebaik mungkin.

  1. Bersabar dan Bertawakal

Bersabarlah dalam menghadapi ujian hidup. Tawakal berarti berserah diri sepenuhnya setelah berusaha. Ketika kita menyerahkan semuanya kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, kita akan merasakan ketenangan yang luar biasa.

  1. Menyadari Hikmah di Balik Setiap Kejadian

Tidak semua yang kita inginkan adalah yang terbaik untuk kita. Terkadang, Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak mengabulkan doa kita karena Dia memiliki rencana yang lebih baik. Percayalah pada kebijaksanaan-Nya.

Ketika Harapan Tidak Terpenuhi

Tidak semua doa langsung dikabulkan Ketika itu juga seperti yang kita inginkan. Terkadang, Allah Subhanahu wa Ta’ala menunda atau menggantinya dengan sesuatu yang lebih baik. Dalam momen seperti ini, kita perlu merenung dan bertanya pada diri sendiri, "Apakah harapan saya sudah benar-benar saya serahkan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala?" Jika ya, maka yakinlah bahwa kekecewaan tersebut hanyalah cara Allah Subhanahu wa Ta’ala mengajarkan kita untuk lebih dekat kepada-Nya.

Kesimpulan

Menggantungkan harapan pada sesuatu yang salah hanya akan membawa kita pada kekecewaan. Namun, ketika kita menggantungkan harapan pada Allah Subhanahu wa Ta’ala, kita akan selalu merasa tenang, yakin, dan diberkahi dalam setiap langkah. Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak pernah mengecewakan hamba-Nya yang berharap kepada-Nya. Oleh karena itu, mari kita jadikan Allah Subhanahu wa Ta’ala sebagai satu-satunya sandaran sejati dalam hidup ini. Dengan begitu, hati kita akan senantiasa dipenuhi kedamaian dan keberkahan.

Jakarta, 20 Desember 2024

 

Untuk format berbentuk Pdf dapat diunduh disini

Hubungi Kami

Gedung Sekretariat MA (Lt. 6-8)

Jl. Jend. Ahmad Yani Kav. 58 ByPass Jakarta Pusat

Telp: 021-29079177
Fax: 021-29079277

Email Redaksi : Alamat email ini dilindungi dari robot spam. Anda memerlukan Javascript yang aktif untuk melihatnya.
Email Ditjen : Alamat email ini dilindungi dari robot spam. Anda memerlukan Javascript yang aktif untuk melihatnya.

Lokasi Kantor

 Instagram  Twitter  Facebook

 

Responsive Voice