logo web

Dipublikasikan oleh Ridwan Anwar pada on . Dilihat: 1575

Biji Kacang Tanah Yang Bernilai Emas

Suatu hari ada seorang gadis muda yang tekun belajar dan beribadah serta memiliki tekad untuk membantu desa dimana ia dilahirkan yaitu desa yang tergolong pelosok, miskin dan terbelakang. Dia rajin bekerja dan selalu mengusahakan segala daya upaya untuk bisa menghasilkan uang dengan tujuan membeli buku dan perlengkapan sekolah anak-anak di desa tempat kelahirannya.

Hingga suatu hari, gadis tersebut mendapatkan janji bertemu dengan seorang kaya yang menurut kabar dari masyarakat adalah orang yang berhati dermawan, dengan harapan si tuan kaya mau memberi sumbangan untuk membelikan buku dan alat tulis sekolah anak-anak disesa terpencil tersebut. Setelah bertemu, si gadis muda menceritakan keadaan desanya dan sarana pendidikan yang jauh dari memadai serta memohonkan bantuan untuk mereka.

Dengan nada bosan dan tidak bersahabat, tuan kaya berkomentar dengan santai, “Gadis muda. Kamu salah alamat. Di sini bukan badan amal atau yayasan yang memberi sumbangan cuma-cuma. Kalau memang anak-anak desa tempat asal kamu dilahirkan mereka tidak bisa sekolah, ya itu nasib mereka dan sudah takdir mereka. Nampak wajah si kaya tersebut tidak mempercayai sedikitpun ketulusan gadis muda di hadapannya. Gadis itupun merasa lemas serta tidak berdaya dan putus asa, si gadis sadar bahwa usahanya telah dimentahkan oleh si kaya tersebut.

Tetapi sebelum pergi, gadis kecil itu mencoba berusaha yang terakhir kalinya dan memohon izin dengan nada santun, “wahai tuan, apabila diperkenankan, apakah saya bisa meminjam sekantong bibit unggul biji kacang tanah yang tuan miliki? Anggaplah hari ini tuan telah membantu kami dan saya berjanji tidak akan mengganggu tuan lagi dan nanti akan saya kembalikan lagi ke tuan.”

Dengan heran dan terkejut sudah ditolak permohonannya gadis tersebut sejak awal datang, namun si kaya tersebut karena ingin segera si gadis tersebut pergi meninggalkan dari rumahnya, tanpa banyak bicara yang keluar dari lisannya segera sikaya mengambil dan diberinya sekantong bibit kacang tanah unggul seperti yang dimintanya.

Sepulang dari rumah sikaya, gadis tersebut memulai gerakan menanam biji kacang tanah di atas tanah penduduk miskin tentu dengan seizing pemilik tanah terlebih dahulu dan memberikan arahan maksud bercocok tanam kacang tanah, dengan tekad sebanyak satu kantong biji kacang tanah, akan menghasilkan kacang sebanyak yang bisa tumbuh di sana, gadis yang masih bertekad tersebut selalu optimis dan memohon pertolongan sang pencipta.

Alhasil usahanya berhasil dengan tumbuh subur tanaman kacang tanah dari sikaya tadi dan beberapa waktu kemudian setelah panen, si gadis kembali mendatangi si kaya yang telah meminjami bibit kacang tanah berkwalitas unggul, “Tuan, mohon izin saya datang kemari dengan tujuan untuk mengembalikan sekantong biji kacang tanah yang saya pinjam dahulu’’ kemudian si gadis menceritakan keberhasilan mereka menanam hingga memanen kacang yang hasilnya berlibat ganda bahkan masyarakatnya mengalami perubahan ekonomi dalam hidupnya termasuk taraf pendidikan meningkat drastis, dari sekantong biji kacang tanah yang diolah dengan kesungguhan menjadi sebanyak itu. Orang kaya yang telah meminjamkan bibit kacang tanah unggul kepada gadis tersebut terkesan dengan hasil usaha dan ketulusan gadis muda dan berkenan datang ke desa meninjau area tanah yang telah berubah.

Dia sangat terkesan dan kemudian malahan menyumbangkan alat-alat pertanian, mengajarkan cara bertani yang baik, dan membeli semua hasil panen yang dihasilkan desa tersebut. Tiba-tiba kehidupan di desa itu berubah total. Mereka mampu menghasilkan uang, hidup lebih sejahtera, dan mampu membangun sekolah untuk pendidikan anak-anaknya. Sungguh perjuangan seorang gadis muda yang membanggakan dan nyata. Tidak ada usaha yang sia-sia apabila seorang berusaha dengan maksimal dan bertawakal kepada sang ilahi.

Kehidupan di dunia ini sangat realistis. Saat kita dalam keadaan lemah, mundur, gagal, banyak orang mencemooh kita bahkan meremehkan. Saat kita ingin memulai usaha atau ada ide-ide baru yang mau kita kerjakan, ada saja orang yang tidak mau membantu tetapi meremehkan, menghina dan memandang sebelah mata. Ya,tentu bagi seorang mulim dan mukmin tidak usah marah, dendam apalagi membenci karena sang kholiq tidak pernah tidur dan melihat usaha hambanya dengan hanya mengharap ridhonya. mari siapkan segalanya secara maksimal dan perjuangkan usaha kita sampai berhasil. Setelah ada bukti sukses baru orang akan percaya, dan lambat atau cepat akan memberi pengakuan pada apa yang telah kita kerjakan untuk umat manusia.

Tapi jangan heran, saat kita sukses ada pula orang yg menunggu kapan kita jatuh. Maka yang paling utama adalah sikap kita. Sewaktu kita gagal dan diremehkan tidak marah. Sewaktu kita sukses, tidak lupa diri. Walaupun sukses tetap rendah hati dan bersahaja. Dan, tetap optimis menciptakan kesuksesan yang lebih besar.

Hubungi Kami

Gedung Sekretariat MA (Lt. 6-8)

Jl. Jend. Ahmad Yani Kav. 58 ByPass Jakarta Pusat

Telp: 021-29079177
Fax: 021-29079277

Email Redaksi : Alamat email ini dilindungi dari robot spam. Anda memerlukan Javascript yang aktif untuk melihatnya.
Email Ditjen : Alamat email ini dilindungi dari robot spam. Anda memerlukan Javascript yang aktif untuk melihatnya.

Lokasi Kantor

 Instagram  Twitter  Facebook

 

Responsive Voice