logo web

Dipublikasikan oleh Iwan Kartiwan pada on . Dilihat: 663

Ramadhan dan Ironisme (Perilaku) Kita

Oleh: H. Asmu’i Syarkowi
(Hakim Tinggi PTA Jayapura)

Dalam ‘tausiahnya’ seorang ustadz mengkritik perilaku kebanyakan umat Islam yang menjadikan bukan Ramadhan justru menjadi bulan boros.. Bulan suci yang mestinya diisi dengan gairah ibadah yang semakin meningkat ini justru dipenuhi dengan sejumlah keinginan memenuhi nafsu kebutuhan yang justru tidak terjadi 11 bulan lainnya. Beliau pun mencontohkan kebiasaan lain dalam memenuhi hidangan buka. Hal sederhana yang yang ia contohkan adalah ketika masuk waktu berbuka puasa. Aneka menu takjil buka puasa dihidangkan di meja makan. Mulai dari es teh, es jus, es buah, kolak, precet, kopyor, jenang, dan aneka menu makanan lainnya. Semuanya lengkap tersaji. Menu-menu yang tak pernah ada sebelumnya, tersaji lengkap ketika Ramadan tiba. Menu buka puasa itu pun seolah menjadi ajang aksi ”balas dendam” setelah seharian tidak makan dan tidak minum, menahan lapar dan dahaga. Seperti sedang terbebas dari kekangan, bisa makan dan minum sepuasnya ketika tiba waktu berbuka. Belia pun sampai pada satu kesimpulan, bahwa pengeluaran kebutuhan hidup selama Ramadan bukannya berkurang, malahan menjadi lebih besar. Padahal, mestinya Ramadhan merupakan momentum “tirakat” dan “berhemat”.


Selengkapnya KLIK DISINI


 

 

Hubungi Kami

Gedung Sekretariat MA (Lt. 6-8)

Jl. Jend. Ahmad Yani Kav. 58 ByPass Jakarta Pusat

Telp: 021-29079177
Fax: 021-29079277

Email Redaksi : Alamat email ini dilindungi dari robot spam. Anda memerlukan Javascript yang aktif untuk melihatnya.
Email Ditjen : Alamat email ini dilindungi dari robot spam. Anda memerlukan Javascript yang aktif untuk melihatnya.

Lokasi Kantor

 Instagram  Twitter  Facebook

 

Responsive Voice