PERTIMBANGAN LAIN MUTASI
(Memindai Norma yang Terlupa: “Sebuah Catatan Harian”)
oleh : Erfani Aljan Abdullah
-
Sebuah Prolog
Memang terlalu dini saya mengusik perihal mutasi, jika kemudian dimaknai bahwa saya menghendakinya. Karena belum genap setahun saya mendampingi sisi sebelah kiri Ketua Majelis Hakim pada Pengadilan Agama Sekayu (Kelas II). Pengadilan tempat pengabdian pertama saya sebagai hakim, setelah sebelumnya di Pontianak (Kelas IA) sebagai CPNS dan Tangerang (Kelas I B) sebagai Cakim. Namun ada dorongan kuat dari sanubari yang saya lebih suka mengatakannya sebagai dorongan moril-spiritual, yang menghendaki agar saya tak sekadar merenung, tapi menuangkan dalam lembaran. Hanya sebuah kerikil klasik bagi banyak orang, namun bongkahan batu besar bagi saya. Ini tentang spirit dan tema sistim penempatan hakim dan mutasinya.
Kala itu hari sudah malam searah jarum jam menunjuk angka 11, pada Selasa 2 Juni 2014, ketika saya mengutak-atik memori 16 tahun silam saat masih belajar di sebuah Pesantren di Kalimantan Barat. Salah satu pelajaran yang tak saya dapatkan secara khusus di tempat lain, adalah mengahafal hadist-hadist pendek. Ingatan saya menyusup pada satu tema birrul walidain (berbakti kepada kedua orangtua). Tema ini acapkali dikaitkan dengan Jihad fi Sabilillah.
selengkapnya KLIK DISINI
.