logo web

Dipublikasikan oleh Iwan Kartiwan pada on . Dilihat: 1968

Si Bau Kencur Yang Bikin Akur

Oleh: Dr. Hj. Harijah Damis, MH.

(Waka PA. Makassar kelas 1 A).

Si Bau Kencur Yang Bikin Akur” Berita itu menjadi head Line sebuah surat kabar terbesar di Indonesia Timur yang cukup menarik perhatian penulis yang terbit hari Kamis tanggal 19 Desember 2013. Saya lalu teringat dengan tulisan di Pojok Pak Dirjen “Mengukur Prestasi Hakim, Mungkinkah ?. Kedua tulisan itu, kata kuncinya sama antara lain “Prestasi”.

Berita tentang “Si Bau Kencur Yang Bikin Akur” mengisahkan sosok pria tampan Sebastian Kurz yang dilantik pada tanggal 16 Desember 2013 menjadi Menteri Luar Negri di Austria yang baru berusia 27 tahun dan menjadi menteri termuda di Austria, sekaligus Uni Eropah atau mungkin menjadi Menteri termuda di Jagad ini pada saat kini.

Diberitakan lebih lanjut bahwa dipilihnya Kurz yang juga dikenal sebagai si jago lobi sebagai menteri termuda di zamannya bukan karena kedekatannya dengan Presiden Heinz Fiches, akan tetapi dipilih karena prestasinya. Kurz mencetak prestasi setelah berada di bawah naungan Kementerian Dalam Negeri yang mampu menciptakan harmonisasi  hubungan antara imigran muslim dan masyarakat Austria.

Masih dikoran itu, diberitakan cara yang digunakan Kurz menciptakan harmonisasi  hubungan antara imigran muslim dan masyarakat Austria melalui pendidikan formal dengan memaksa imigram muslim memilikmi identitas  baru sebagai warga Austria.  Imigran dan warga asli Austria menjadi akur.

Selain itu, cara Kurz  membaurkan Imigran dan warga asli Austria adalah mewajibkan pemakaian bahasa jerman bagi anak-anak sebelum masuk sekolah, artinya seluruh anak-anak Austria harus fasih berbahasa Jerman termasuk anak Imigran sebelum masuk sekolah. Selain itu, Kurz juga menyelenggarakan kelas-kelas bahasa bagi ulama muslim agar bisa menularkan kemampuan/ilmu mereka kepada jamaahnya dan juga mengadakan forum dialog lintas agama yang melibatkan imigram muslim.

Apabila dianalis kisah di atas, dapat disimpulkan prestasi Kurz mengantarnya menjadi Menteri termuda karena prestasi:

  1. Kemampuan melobbi.  Mungkinkah ini diartikan kemampuan mendekati setiap personal dalam suatu organisasi untuk mewujudkan bekersamaan dan kerjamasama yang baik dalam melaksanakan TUPOKSI apabila dimiliki oleh seorang hakim menjadi suatu yang dapat diukur sebagai “prestasi”.
  2. Malalui pendidikan formal, warga imigram Muslim menguasai bahasa Jerman.  Mungkinkan jenjang pendidikan formal bagi seroang hakim dapat diukur menjadi suatu “prestasi” tersendiri.
  3. Melalui kelas-kelas bahasa bagi ulama, ulama imigram muslim mampu berdialog lintas agama.  Mungkinkah ini diartikan kemampuan menjalin hubungan baik/koordinasi dengan lembaga lain menjadi “prestasi”.

Tentunya masih banyak prestasi hakim lain yang dapat dinilai secara obyektif oleh atasan langsungnya, misalnya kemampuan menyelesaikan perkara tepat waktu, kedisiplinan dan lain sebagainya.

Wallahua’lam bissawab

 

 

 

Hubungi Kami

Gedung Sekretariat MA (Lt. 6-8)

Jl. Jend. Ahmad Yani Kav. 58 ByPass Jakarta Pusat

Telp: 021-29079177
Fax: 021-29079277

Email Redaksi : Alamat email ini dilindungi dari robot spam. Anda memerlukan Javascript yang aktif untuk melihatnya.
Email Ditjen : Alamat email ini dilindungi dari robot spam. Anda memerlukan Javascript yang aktif untuk melihatnya.

Lokasi Kantor

 Instagram  Twitter  Facebook

 

Responsive Voice