logo web

Dipublikasikan oleh Iwan Kartiwan pada on . Dilihat: 1769

PETATAH PETITIH HAKIM

Oleh: Ahmad Fathoni

 

Kasus tertangkap tangannya AM selaku Ketua Mahkamah Konstitusi membelalakkan mata dunia hukum dan peradilan khususnya di Indonesia juga di mata dunia. Mengingat betapa naifnya sebagai seorang senior yang sudah malang melintang mengurusi hukum dan politik, baik sebagai lawyer, sebagai anggota DPR, sebagai hakim serta ketua Mahkamah Konstitusi.

Dalam penggeledahan di ruang kerjanya ditemukan beberapa linting ganja dan narkoba sejenis shabu, yang menurut nalar yang sederhana dan lurus, tidak akan mungkin di dapat di ruang kerja seorang petinggi hukum yang menggawangi konstitusi, sedangkan ditemukannya sejumlah uang di rumahnya karena memang menjadi factor tertangkap tangnnya yang bersangkutan bersama salah anggota DPR dan seorang pengusaha.

Penulis mencoba mengingatkan kita bersama untuk introspeksi, apakah mungkin hal itu akan terjadi pada diri kita, atau pada korp kita? Bisa saja. Tetapi selalu kita berdoa “na’udzu billah min dzalik”.

Kalau kita buka file kekurangan korp kita, ada seorang wakil ketua yang kedapatan membuat PH3HP tanpa sepengetahuan dan seizin Ketua dan tidak didaftarkan dalam buku register perkara, akhirnya yang bersangkutan harus sekolah di PTA, tidak lagi menjawab wakil ketua. Usut punya usut, ditemukan fakta bahwa yang bersangkutan suka bermain-main dengan perkara sejak menjadi hakim. Karena sering melakukan, akhirnya sudah menjadi kebiasaan bahwa hal tersebut bukan hal yang dilarang, dianggap sesuatu yang “boleh”.

Pepatah petitih jawa yang dipopulerkan oleh Soeharto, “adigang, adigung, adiguna dan adiwicara” bisa menjadi senjata ampuh buat kita mengkoreksi diri kita sendiri.

Pepatah Jawa ini dapat diterjemahkan sebagai menyombongkan kecantikan wajah ataupun keelokan tubuh, menyombongkan besarnya dan kuatnya tubuh ataupun garis keturunan, menyombongkan ilmu ataupun pengetahuan, dan menyombongkan kemahirannya berbicara ataupun kemerduan suaranya.

Pepatah ini digunakan untuk menasihati orang agar hendaknya jangan menyombongkan apa pun yang dimilikinya. Orang yang merasa diri mempunyai suatu kelebihan, kadang memang menjadi lupa bahwa semua itu hanyalah titipan Tuhan.

Orang yang merasa diri rupawan, cenderung menganggap orang lain tidak seelok dirinya.

Orang yang merasa dirinya besar dan kuat cenderung menganggap orang lain lemah.

Orang yang merasa dirinya keturunan orang hebat atau ningrat cenderung menganggap orang lain adalah keturunan orang rendahan alias tidak punya kelas sosial. Orang yang menganggap dirinya pintar cenderung menganggap orang lain tidak tahu apa-apa. Orang yang merasa dirinya pandai bicara cenderung mempengaruhi orang lain dengan omongannya.

Perilaku adigang, dalam masyarakat Jawa dicontohkan oleh perilaku kijang atau menjangan. Kijang menganggap bahwa tanduknya adalah benda yang paling keren sedunia. Namun ia mati justru karena tanduk itu, entah karena diburu atau lantaran tanduk itu menyangkut di semak. Mentalitas pejabat dan pengusaha dengan mengkoleksi harta berlimpah tanpa melihat kondisi masyarakat sekitarnya.

Perilaku adigung dicontohkan oleh gajah yang tubuhnya demikian besar dan kuat. Ia merasa bahwa segalanya bisa diatasi dengan kekuatannya. Namun ia mati justru karena tubuhnya, karena ketika terperosok ke dalam lubang ia tidak bisa mengangkat tubuhnya keluar, saking beratnya. Bagaimana seorang Mix Tyson yang tidak terkalahkan, akhirnya runtuh juga dengan kepongahannya. Begitu juga Hitler yang cerdik dan berhati bengis, hancur melalui kekuasaannya. Dan banyak tokoh yang hancur karena ulahnya selama dia memimpin.

Perilaku adiguna dicontohkan oleh perilaku ular berbisa. Ia menyombongkan bisanya yang hebat, namun ia mati juga di tangan anak gembala hanya dengan satu sabetan ranting kecil. Bagaimana kita melihat matinya raja preman hanya karena kecerobohannya.

Perilaku adiwicara dicontohkan oleh perilaku burung yang merdu dan pandai berkicau. Ia merasa bahwa kicauannya tidak ada tandingannya di seluruh hutan, namun ia mati justru oleh karena melalui kicauannya itu pemburu jadi tahu tempat bertenggernya. Seorang penceramah karena sikap angkuh dan sombongnya, akan disingkirkan oleh masyarakat pendengarnya.

Adigang, adigung, adiguna, adiwicara… , mengajak kita agar supaya tidak sombong dan baik budi.

Penulis ingatkan dengan cerita shufi yang sangat terkenal.

Ada seorang abid (ahli ibadah) dari golongan Bani Israel yang sangat masyhur kealimannya bernama Barshisha. Kemasyhurannya tersebar ke seluruh negeri. Tiap-tiap hari orang berduyun-duyun datang ke tempat "uzlahnya" untuk menuntut ilmu dengannya.

Hasilnya murid-murid Barshisha bisa terbang di angkasa. Inilah satu keajaiban Barshisha. Banyak orang mengagumi kealiman dan kehebatan Barshisha ini.

Pada suatu hari berkumpullah para malaikat di langit membincangkan kealiman dan kesaktian Barshisha dan para malaikat itu memuji-muji Barshisha. Ketika para malaikat sedang asyik membincangkan hal ini, tiba-tiba ALLAH memberitahukan kepada mereka.

"Hai para malaikat, sesungguhnya Aku lebih mengetahui nasib Barshisha di hari kemudian. Ketahuilah sesungguhnya Barshisha yang kamu kagumi itu pada akhirnya akan mati kafir."

Pada waktu ALLAH memberitahukan kepada malaikat, kebetulan didengar oleh iblis. Dengan hati lega, iblis kemudian turun ke bumi datang ke tempat Barshisha dengan menyamar sebagai orang alim.

Di tengah jalan iblis tidak henti-hentinya merancang bentuk tipu daya untuk menjerumuskan Barshisha ke neraka. "Ah, Barshisha, engkau akan menjadi temanku di neraka nanti" kata iblis.

Di sepanjang jalan senyum simpul selalu menghiasi bibirnya. Setelah sekian lama dia berjalan sampailah dia ke tempat Barshisha.

"Assalamualaikum," iblis memberi salam. "Waalaikumussalam," jawab Barshisha, siapakah kamu?"

"Tuan, hamba datang dari jauh. Maksud hamba datang ke sini adalah ingin menjadi anak murid tuan," kata iblis.

"Oh, boleh. Setiap orang ingin mengaji di tempatku ini, saya terima dengan baik. Oleh karena itu saya menginginkan agar setiap orang dapat mengabdikan dirinya kepada ALLAH," kata Barshisha.

Iblis setelah mendapat izin dari Barshisha legalah hatinya. Iblis mulai beribadah dengan tekun sekali. Selama tiga hari tiga malam dia tidak makan dan minum.

Barshisha sangat kagum melihat ketekunan dan istiqamah anak muridnya yang baru itu. Baru kali ini saya menyaksikan orang beribadah sehebat dia, kata hati Barshisha. Tidak kusangka dia bisa beribadah melebihi dari aku, batinnya. “Aku ingin mengetahui bagaimana caranya beribadah begitu gigih hingga tidak makan dan minum selama tiga hari ? hati Barshisha berkata.

Pada suatu petang, Barshisha memanggil muridnya yang baru itu. Setelah keduanya duduk bersama, lalu Barshisha bertanya:

"Wahai muridku, tidak ku sangka ibadahmu itu melebihi dari aku. Belum pernah aku menyaksikan orang beribadah sehebat kamu ini. Aku sendiri yang sudah merasakan beribadah selama 220 tahun ini, belum kuat menjalankan ibadah seperti kamu."

"Ah tuan guru, saya kira ibadahku ini tidak seberapa kalau dibandingkan dengan tuan guru," kata iblis berpura-pura. "Betul," Barshisha mengiyakan," Tetapi belum pernah saya beribadah selama tiga hari tiga malam tanpa makan minum. Sesungguhnya apakah yang mendorong kamu dapat beribadah sehebat ini?"

"Tuan, sebetulnya memang betul apa yang diucapkan oleh tuan guru. Oleh sebab itu saya akan menceritakan pengalaman hamba sebelum ini," iblis mulai membujuk.

"Ceritakanlah," sambung Barshisha.

"Dulu sebelum hamba tekun beribadah, hamba ini tergolong orang yang selalu berbuat maksiat. Mencuri, minum arak, berzina dan membunuh orang adalah pekerjaan hamba sehari-hari."

Pada suatu hari datang musibah menimpa diri hamba. Hamba jatuh sakit yang sukar diubati sehingga hamba rasa ajal hamba sudah sampai, lalu hamba pun bertaubat nasuha dan ALLAH pun menyembuhkan penyakit hamba. Mulai sejak itulah hamba selalu tekun beribadah sehingga dapat merasakan bagaimana manis dan nikmatnya orang yang beribadah.

Jadi, sebetulnya apa yang telah hamba capai dalam beribadah sekarang adalah karena perbuatan hamba dulu ketika masih mengerjakan maksiat. Itulah sebabnya hamba sekarang dapat merasakan nikmat dan manisnya beribadah.

Berbeda dengan orang yang belum pernah mengerjakan maksiat lalu tiba-tiba beribadah saja. Tentu dia tidak bisa merasakan kenikmatan beribadah," demikian kata iblis mencoba menusukkan jarum tipu dayanya ke dalam hati Barshisha.

Barshisha tertarik sekali mendengar cerita iblis yang menjadi muridnya lalu dia pun berkata: "sungguh hebat muridku. Ceritamu itu sangat menarik bagiku dan memang betul seseorang itu akan dapat lebih tekun beribadah, jika dia merasakan bagaimana rasanya durhaka kepada ALLAH. Tidak seperti saya ini tidak pernah melakukan apa yang kamu lakukan," kata Barshisha.

Iblis merasa gembira mendengar kata Barshisha: Ah, usahaku pasti berhasil, pikirnya. "Saya rasa hanya itu kuncinya, tuan guru. Orang itu dapat merasakan betapa manisnya beribadah jika telah merasakan pahitnya orang mengerjakan maksiat," kata iblis.

"Sekarang apakah yang patut aku lakukan?" tanya Barshisha.

"Bagaimana kalau tuan berbuat zina?" rayu iblis. "Ah, itu terlalu berat bagiku," jawab Barshisha.

"Kalau membunuh bagaimana, tuan?" iblis membujuk lagi.

"Itu pun berat bagiku," kata Barshisha. "kalau demikian tentu lebih baik tuan guru minum arak saja." kata iblis.

Iblis terus membujuk. Agaknya rayuan iblis yang terakhir itu diterima oleh Barshisha dan katanya tiba-tiba: "muridku, dimanakah ada kedai arak yang jauh dari orang ramai?"

"Hal itu mudah sekali, tuan guru. Di sana ada sebuah kedai arak yang agak terpencil," iblis menunjuk.

Cepat-cepat Barshisha pergi ke kedai yang ditunjukkan oleh muridnya yang durjana itu. Di kedai itu menanti botol-botol arak dijaga oleh seorang perempuan yang sangat cantik sekali.

Barshisha minta satu botol arak lalu diminumnya. Belum puas satu botol dia tambah lagi satu botol sehingga dia mabuk. Matanya menjadi merah, pandangannya liar. Nafsu berahinya mulai bergelora dan di sampingnya ada seorang pelayan yang cantik. Nafsunya sudah tidak dapat ditahan. Lalu wanita itu diperkosanya walaupun telah mempunyai suami. Suaminya itu mencoba menghalang perbuatan Barshisha tetapi karena sudah bernafsu iblis dibunuhnya pula suaminya.

Kejadian itu disaksikan oleh iblis yang menyamar menjadi murid Barshisha tadi dan cepat-cepat iblis pergi menghadap kepada raja menyampaikan kejadian Bashisha itu.

Akhirnya perbuatan Barshisha diketahui oleh raja dan dia pun ditangkap. Sebagai balasan perbuatannya itu Barshisha dihukum salib dan diarak dikhalayak ramai.

Hukuman yang berat ini menyebabkan Barshisha hampir mati. Di saat-saat itulah tiba-tiba datang iblis di hadapan Barshisha tanpa menyamar sebagai anak muridnya lagi.

"Barshisha..." sapa iblis.

Barshisha yang hampir mati merintih meminta tolong kepada iblis. "tentu, tentu, tuan akan saya tolong," kata iblis meyakinkan." tapi saya mempunyai syarat denganmu, jika kamu ingin selamat."

"Apa syaratnya?" tanya Barshisha.

"Sembahlah aku, setelah itu akan saya tolong, tuan akan selamat sehingga dapat bertaubat kepada Tuhanmu dengan nikmat," iblis membujuk.

"Betulkah kata-katamu itu tetapi, bagaimana caranya? padahal saya ada di tiang salib?" tanya Barshisha.

"Mudah saja, tundukkan mukamu sebentar saja kepadaku," kata iblis.

Malang bagi Barshisha bujukan dan tipu daya iblis itu diterima. Baru saja dia menundukkan kepalanya, malaikat pencabut nyawa datang dan merantap nyawanya dan matilah Barshisha di dalam keadaan kafir dan iblis pun ketawa terbahak-bahak. Jadilah Barshisha di akhir hayatnya sebagai insan durhaka kepada ALLAH SWT.

Apakah AM ataupun siapa saja yang telah terlibat kriminalitas hukum terbujuk rayu dengan mencicipi arak rayuan iblis yang kemudian karena sudah terbiasa meningkat menjadi kriminalitas yang besar dan semakin besar? Wallahu a’lam. Mudah-mudahan kita dapat mengaji dari pepatah dan peristiwa di atas dan menjadi hamba-Nya yang shalih dan diridhai-Nya. Amin.

 

Serang, 08 Oktober 2013 M / 03 Dzulhijjah 1434 H

Hubungi Kami

Gedung Sekretariat MA (Lt. 6-8)

Jl. Jend. Ahmad Yani Kav. 58 ByPass Jakarta Pusat

Telp: 021-29079177
Fax: 021-29079277

Email Redaksi : Alamat email ini dilindungi dari robot spam. Anda memerlukan Javascript yang aktif untuk melihatnya.
Email Ditjen : Alamat email ini dilindungi dari robot spam. Anda memerlukan Javascript yang aktif untuk melihatnya.

Lokasi Kantor

 Instagram  Twitter  Facebook

 

Responsive Voice