logo web

Dipublikasikan oleh Hermansyah pada on . Dilihat: 4892

Pengalaman Lucu Berbincang dengan Ketua MA Palsu

Oleh: Rasyid Rizani, SHI, MHI

(Hakim pada Pengadilan Agama Bajawa, NTT)

Siapa yang tidak bangga dapat berkenalan dengan pejabat publik. Di negeri ini, pejabat  publik bak selibritis yang menjadi figure yang disanjung dan dibanggakan. Ketua Mahkamah Agung RI, Yang Mulia Dr. H. Hatta Ali, SH, MH, adalah salah satunya. Beliau merupakan orang nomor satu di lembaga peradilan. Setiap warga peradilan tentu kenal dengan beliau dan lebih bangga lagi apabila dapat berkenalan langsung dengan beliau. Begitu hebatnya sosok YM Ketua MA, sehingga ada oknum-oknum yang tidak bertanggungjawab ingin memanfaatkan nama beliau untuk berbagai macam kepentingan.

Facebook merupakan salah satu jejaring sosial tempat orang berkomunikasi, berbagi kabar, cerita, sampai melakukan berbagai macam transaksi tanpa mengenal jarak dan tempat. Masih belum hilang dalam ingatan, penipuan-penipuan yang dilakukan oleh para penjahat dunia maya dengan mengatasnamakan pejabat di lingkungan MA, ataupun di lingkungan Direktorat Jendral Badan Peradilan Agama dengan menawarkan mutasi dan promosi yang berujung kepada permintaan uang. Modus yang dilakukan penjahat-penjahat tersebut juga tergolong professional, karena mereka telah mempersiapkan diri sebelumnya. Mereka juga mengetahui bahwa orang-orang yang akan mereka tipu adalah orang-orang cerdas sehingga cara penipuannya pun juga harus cerdas.

Kisah nyata ini bermula ketika suatu hari, pada jam istirahat, saya bermain-main dengan Facebook sambil berbagi cerita dengan teman-teman sesama hakim yang baru diangkat dan ditempatkan di daerah-daerah terpencil. Saat itu saya menemukan ada akun Facebook yang mengatasnamakan YM Hatta Ali.

Awalnya saya abaikan akun itu begitu saja, sebab saya memiliki kecurigaan tertentu terhadap akun itu. Waktu terus bergulir,hingga di kemudian hari rasa penasaran saya mulai muncul. Saya buka lagi akun facebook tersebut dan ternyata rekan-rekan hakim banyak yang berteman dengan orang yang mengatasnamakan YM Ketua MA itu. Bahkan, di antara teman akun Facebook itu terdapat Ketua PTA. Sampai tulisan ini saya buat, akun Facebook tersebut telah memiliki 999 teman yang kebanyakan merupakan warga peradilan.

Dari situ timbullah keinginan saya untuk meneliti lebih jauh siapa orang di balik akun facebook tersebut. Mula-mula saya add dia sebagai teman. Beberapa hari kemudian, tepatnya tanggal 24 April 2012,  saya dikonfirmasi atau diterima sebagai teman. Kebetulan pada waktu itu, akun Facebook yang mengatasnamakan YM Hatta Ali itu sedang online. Lalu saya menyapanya. Maka terjadilah percakapan antara saya (X) dan pemilik akun Hatta Ali (Y) sebagai berikut:

X             : ass. Wr.wb Apa kabar YM?

Y              : alhmdulilah baik, di mana ini

X             : di Bajawa, NTT

Y              : di PN atau PA

X             : PA Bajawa pak

Y              : selaku apa di sana

X             : saya hakim baru di sini pak, baru 5 bulan

Y              : kalau ada kendala,tdk usah sungkan untuk menghub bpk,jangan sungkan

X             : iya pak,,,makasih banyak atas kesediaan bapak YM...kalau bapak tdk keberatan,,,boleh saya minta no HP bapak YM? kalau ada yg mau dikonsultasikan dan mohon bimbingannya pak...

Y              : hp bpk 0812-8031-9955,kalau mau telp bpk disms dulu yaa

X             : makasih

Y              : baik bisa dihub bpk,ada yang bpk ingin tanyakan disana.tks

X             : maksudnya pak?????

Y              : bpk minta dihub,ada yang ingin bpk tanyakan di PA Bajawa disana

Wah…, dia minta dihubungi. Kecurigaan saya semakin bertambah. Apakah mungkin pejabat selevel beliau dengan begitu mudahnya memberikan nomor HP kepada saya, orang yang belum beliau kenal dan belum pernah dilihat apalagi sampai minta ditelpon?

Sebelum menghubungi orang tersebut, saya terlebih dahulu menghubungi salah seorang Hakim Agung MA RI yang kebetulan saya kenal. Beliau berpesan apabila orang tersebut meminta macam-macam supaya tidak ditanggapi. “Itu oknum-oknum penipu yang mengatasnamakan Ketua MA,” ujarnya.

Kemudian saya hubungi orang yang mengatasnamakan Ketua MA tersebut via HP. Maka berbincangkalah kami. Dalam percakapan tersebut, dia minta informasi data pegawai honor, jumlah hakim, sampai menanyakan kepada saya apakah betah menjadi hakim di daerah terpencil atau tidak.

Saya katakan kepadanya bahwa bertugas di Flores merupakan kebanggaan saya bisa mengabdi kepada negara sekaligus menambah pengalaman di perantauan agar mempertajam daya analisis ijtihad. Apalagi Flores adalah daerah yang sangat bagus untuk mengasah kemampuan berpikir.

Kemudian orang tersebut bercerita bahwa mutasi itu bisa dilakukan walaupun yang bersangkutan baru 2 atau 3 bulan bertugas. “Apalagi yang memindahkan adalah Ketua MA, semua itu bisa terjadi,” tuturnya.

Jelas saja, kecurigaan saya semakin bertambah. Apa yang dikatakan orang tersebut tidak sesuai dengan prosedur mutasi yang sedang dijalankan oleh Badilag.

Lalu saya jawab saja dengan sopan, “Terima kasih atas perhatian Yang Mulia. Saya masih tetap betah di sini. Di sini daerah wisata, sangat cocok bagi petualang seperti saya.” Setelah itu, mendadak ia mengakhiri percakapan. Alasan dia, ada sesuatu yang ingin dia kerjakan.

Pada 7 Mei 2012, akun Facebook yang mengatasnamakan Ketua MA itu kembali online. Saya lihat banyak ucapan  atau sapaan dari teman-teman hakim ditulis di dinding akun tersebut. Saya berpikir, kasihan teman-teman hakim kalau sampai menjadi korban oknum yang tidak bertanggung jawab tersebut.

Lalu saya coba menghubungi akun tersebut dengan menggunakan fasilitas video call yang disediakan Facebook. Pertimbangan saya, lewat video call tersebut, saya dapat melihat langsung wajah orang yang menggunakan akun tersebut. Ternyata upaya saya tidak mendapat jawaban.

Tak lama kemudian, orang tersebut mengirimi saya pesan singkat. “Kenapa tidak telpon langsung ke HP Bapak?” ujarnya.

“Mohon maaf, Pak. Lupa ngisi pulsa tadi. Nggak tahunya tidak cukup untuk menelpon. Jadi pakai video call lewat FB ini,” jawab saya.

Terus terang, saya berbohong kala itu. Sebenarnya pulsa saya cukup untuk menelpon. Saya terpaksa berbohong untuk mengungkap kebenaran.

Tak lama kemudian saya coba mencari informasi dari orang terdekat dengan pejabat di lingkungan MA untuk mengkonfirmasi kebenaran akun facebook yang mengatasnamakan Ketua MA tersebut, termasuk nomor HP-nya.

Mula-mula saya hubungi teman saya satu angkatan di Pengadilan Agama. Kemudian atas petunjuk dia, saya disuruh menghubungi Saenal Akbar, SH (Calon Hakim Pengadilan Negeri Makasar sekaligus juga menantu YM Ketua MA).

Dari informasi yang diberikan Saenal Akbar, saya dapat memastikan bahwa akun facebook yang mengatasnamakan YM Hatta Ali tersebut adalah palsu.

“Bagaimana kalau info ini saya tulis menjadi artikel di Badilag.net agar pemanfaatan nama YM. Hatta Ali oleh orang yang tidak bertanggung jawab tidak memakan banyak korban?” tanya saya kepada Saenal Akbar.

“Bagus itu, Pak Rasyid. Segera saja informasikan dan buat tulisan,” ujarnya.

Atas dasar itu, saya lantas membuat tulisan ini. Saya berharap agar jangan sampai ada warga peradilan yang tertipu dan terjerumus oleh tangan-tangan yang tidak bertanggung jawab.

Walaupun sebelumnya telah ada tulisan mengenai penipuan dengan modus iming-iming mutasi dari orang yang mengatasnamakan pejabat Ditjen Badilag yang berujung kepada minta uang, tapi tidak ada salahnya kisah ‘lucu’ ini saya ungkapkan. Tentu agar warga peradilan lebih waspada terhadap penipuan-penipuan yang mengatasnamakan pejabat Mahkamah Agung ataupun pejabat Badilag.

Ingat, para penipu itu adalah pejabat-pejabat palsu yang menawarkan kesenangan semu!

Bajawa, 7 Mei 2012

Hubungi Kami

Gedung Sekretariat MA (Lt. 6-8)

Jl. Jend. Ahmad Yani Kav. 58 ByPass Jakarta Pusat

Telp: 021-29079177
Fax: 021-29079277

Email Redaksi : Alamat email ini dilindungi dari robot spam. Anda memerlukan Javascript yang aktif untuk melihatnya.
Email Ditjen : Alamat email ini dilindungi dari robot spam. Anda memerlukan Javascript yang aktif untuk melihatnya.

Lokasi Kantor

 Instagram  Twitter  Facebook

 

Responsive Voice