Dilema Jurusita Pengganti Dalam Penyampaian Relaas Panggilan

Muara Teweh|pa-muarateweh.go.id

Pengadilan Agama Muara Teweh mengikuti agenda pembinaan rutinan yang dilaksanakan oleh Pengadilan Tinggi Agama Palangka Raya, pada Jum’at siang (01/10/2021). Program yang dinamakan LANPION (Layanan Pembinaan Online) ini mengusung tema “Dilema jurusita Pengganti dalam penyampaian relaas panggilan”, yang disampaikan dari Command Center PTA Palangka Raya oleh Hakim Tinggi, Dr. Suhaimi, M.H.

Sebagaimana biasanya, kegiatan pembinaan diikuti secara daring oleh seluruh Jurusita dan pegawai kepaniteraan pada Pengadilan Agama di wilayah Kalimantan Tengah melalui media center masing-masing Satuan Kerja.

Dari media center PA Muara Teweh terlihat hadir menyimak, Panitera, Jurusita Pengganti dan beberapa pegawai kepaniteraan.

Penyampaian materi dilakukan dengan metode ceramah menggunakan slide powerpoint, kemudian dilanjutkan dengan diskusi sharing dan tanya-jawab oleh para peserta. Meski dilaksanakan secara virtual, namun seluruh peserta tampak antusias menyimak materi pembinaan hingga acara selesai yaitu sekitar pukul 15.00 WIB.

Panitera PA Muara Teweh, Norkifli, S.H.I. saat diwawancarai tim redaksi, menuturkan bahwa pembinaan dengan materi kejurusitaan ini sangat tepat sekali dan sesuai dengan kegelisahan para Jurusita. “banyak hal yang perlu didiskusikan mengenai kondisi-kondisi tertentu, karena teori kadang akan sangat berbeda dengan praktik saat jurusita terjun langsung ke lapangan (menyampaikan relaas panggilan-red.)”, tegasnya.

Dia juga menyampaikan bahwa dalam sistem pemanggilan tabayun/delegasi, yaitu permintaan bantuan panggilan kepada Pengadilan Agama lain, sampai sekarang masih menggunakan cara lama, padahal di sisi lain sudah banyak mengalami pembaharuan seiring dengan perkembangan teknologi informasi.

“Ke depan semoga ada evaluasi dan pembaruan sistem pemanggilan tabayun yang sampai saat ini masih memakai wesel POS dalam pengiriman biaya panggilan, padahal ada yang lebih cepat dan mudah,” Pungkasnya. (akm)