Ketua PTA Kupang Dampingi Wahyu Widiana Temui Bupati Belu
Belu | PA Atambua
Ketua Pengadilan Tinggi Agama Kupang Drs. H. Djajusman, MS.,SH.,MH menghadiri acara ramah-tamah dengan Bupati Belu Drs. Joachim lopez, di Pendopo Bupati Belu, Jumat (16/5/2013). Acara tersebut dihadiri oleh jajaran Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkompimda) dan undangan lainnya, termasuk para hakim pengadilan Agama Atambua.
Usai jamuan makan, Bupati Belu Drs. Joachim lopez memberi sambutan singkat. Ia mengucapkan selamat datang kepada Ketua PTA Kupang dan rombongan.
Sementara itu, dalam sambutannya, Ketua PTA Kupang tak lupa memperkenalkan salah satu rombongan kepada tamu undangan, yaitu Wahyu Widiana, mantan Dirjen Badilag Mahkamah Agung yang kini menjadi dosen di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
“Kedatangan Pak Wahyu Widiana ke Kabupaten Belu dalam kapasitas sebagai advisor dari Australian Indonesian Patnership for Justice (AIPJ) yang selama empat hari melaksanakan serangkaian kegiatan di Kabupaten Belu,” ujar Ketua PTA Kupang.
Di samping memperkenalkan Pak Wahyu Widiana, Ketua PTA Kupang menyampaikan di hadapan Bupati Belu dan tamu undangan lainnya tentang eksistensi peradilan agama sejak jaman penjajahan Belanda hingga era reformasi.
Ketua PTA Kupang juga menyampaikan bahwa berdasarkan Undang Undang Nomor 34 tahun 1999 tentang Pokok-pokok Kepegawaian, hakim pengadilan negeri mapun hakim pengadilan agama berstatus pejabat negara, setara dengan posisi bupati dan wali kota.
Acara ramah tamah berlangsung sekitar dua jam dan tepat pada pukul 22,00 acara ramah tamah ditutup dengan doa. Sebelum ditutup, KPTA Kupang menyerahkan cindera mata kepada Bupati Belu.
Tiba di PA Atambua
Jumat siang, 17 Mei 2013, mantan Dirjen Badilag Wahyu Widiana datang ke Pengadilan Agama Atambua. Kedatangannya disambut hangat oleh warga PA Atambua. Semua hakim dan pegawai PA Atambua menyambutnya dengan berjabat tangan.
Selaku penasehat AIPJ, selama empat hari (16-19 Mei) Wahyu Widiana berada di wilayah ini untuk melakukan serangkaian kegiatan. Dalam rangkaian kerja tersebut, ia berkesempatan memberikan arahan kepada warga PA Atambua.
Sosok yang murah senyum ini menyampaikan beberapa hal, antara lain permohonan maaf selama menjadi Dirjen Peradilan Agama, mungkin ada yang merasa kesal dan lainnya, terutama dalam hal TPM.
Ia mengungkapkan, seluruh warga peradilan agama harus meningkatkan kemampuan dan selalu bangga menjadi warga peradilan agama, meskipun banyak yang meragukan kemampuan dan kapabilitas warga peradilan agama dari jaman penjajah hingga sekarang.
“Kalau kita bisa menunjukkan kemampuan dan kapabilitas, maka tentu tak akan ada lagi yang akan memandang rendah dan remeh terhadap kemampuan dan kapabilitas kita,” ujarnya.
( jawaz)
.