logo web

Dipublikasikan oleh Achmad Cholil pada on . Dilihat: 3246

Ketua Kamar Peradilan Agama MA RI Ingin Fokus Pada Tiga Hal. Apa Saja?

Jakarta | badilag.mahkamahagung.go.id

Siapa sangka, ketika mengawali karirnya di pengadilan agama, Ketua Kamar Agama Mahkamah Agung RI, Dr. H. Amran Suadi, S.H., M.Hum., M.M., hampir mau berhenti jadi pegawai. Pasalnya, di awal-awal bekerja sebagai PNS di PA, ia tidak diberikan pekerjaan ‘yang layak.’

“Bayangkan, ketika awal-awal saya masih CPNS di PA Tebing Tinggi, selalu saja saya yang disuruh membersihkan WC oleh atasan saya pada waktu itu. Sampai saya menangis dan agak menyesali diri mengapa memilih kerja menjadi pegawai PA. Ya Allah, jauh-jauh kuliah ke IAIN Sunan Kalijaga Jogja malah kerjaannya cuma bersihkan WC,” kenang Ketua Kamar Peradilan Agama ketika menceritakan kilas balik perjalanan karirnya di dunia peradilan.

Jika saja pilihan ini bukan karena hasil istikharah selama tujuh hari untuk memutuskan memilih PA sebagai tempat mengabdi, mungkin ia sudah keluar dari PA waktu itu. Padahal, ketika melamar menjadi pegawai dulu, Amran Suadi muda diterima di tiga institusi sekaligus. Selain di PA, ia juga diterima sebagai dosen di IAIN dan Widiyaiswara pada Diklat di BKKBN. Bahkan, untuk di BKKBN, ia memperoleh nilai tertinggi diantara sekian banyak pelamar lainnya.

Tidak heran jika Kepala BKKBN sampai tiga kali datang ke rumah Amran Suadi hanya untuk membujuk supaya Amran mau menjadi pegawai BKKBN. Ia pun dijanjikan fasilitas yang cukup, akan dikasih mobil, mengikuti pelatihan khusus selama 1 tahun di Jakarta, dan setiap kali mengajar nantinya mendapat tambahan bayaran di luar gaji bulanan.

“Bayangan saya waktu itu, wah mantap sekali ini BKKBN tawarannya. Makanya waktu itu memilih PA agak menyesal juga saya,” kenang Amran sambil tersenyum.

Tetapi Amran meyakini bahwa pilihan bekerja di pengadilan agama adalah jalan yang sudah dipilihkan Allah untuknya. Ia percaya inilah yang terbaik menurut Allah. Ia pun kemudian menjalaninya dengan tulus ikhlas. Perjalanan karir di peradilan agama pun ia tapaki dengan penuh keyakinan. Berbuat yang terbaik dan menorehkan prestasi untuk lembaga adalah tekadnya.

“Dari pengalaman ini saya mengambil pelajaran bahwa kita harus selalu bersangka baik terhadap Allah SWT. Mungkin menurut kita kurang baik, tapi menurut Allah itu yang terbaik. Coba jika saya pilih waktu itu BKKBN, tentu sekarang saya sudah pensiun dan tidak mungkin jadi Tuaka,” kata Ketua Kamar kepada Tim Redaksi Majalah Peradilan Agama.

Dalam wawancaranya dengan Tim Redaksi Majalah Peradilan Agama, Ketua Kamar Agama Mahkamah Agung RI, juga mengungkapkan beberapa obsesi yang ingin diwujudkannya di peradilan agama. Apa saja yang menjadi obsesi dan fokus dari Doktor jebolan UNISBA Bandung itu? Baca wawancara lengkapnya di Majalah Peradilan Agama Edisi 12 yang dapat diunduh gratis di sini.

-Achmad Cholil-

Hubungi Kami

Gedung Sekretariat MA (Lt. 6-8)

Jl. Jend. Ahmad Yani Kav. 58 ByPass Jakarta Pusat

Telp: 021-29079177
Fax: 021-29079277

Email Redaksi : Alamat email ini dilindungi dari robot spam. Anda memerlukan Javascript yang aktif untuk melihatnya.
Email Ditjen : Alamat email ini dilindungi dari robot spam. Anda memerlukan Javascript yang aktif untuk melihatnya.

Lokasi Kantor

 Instagram  Twitter  Facebook

 

Responsive Voice