Selalulah Mengasah
Oleh Abdul Manaf
Suatu waktu seorang Penebang Kayu meminta pekerjaan kepada seorang Pedagang Kayu. Melihat sosok badan Penebang Kayu yang kuat dan kekar, Pedagang Kayu memberikan pekerjaan kepada Penebang Kayu.
Pada hari pertama kerja, Penebang Kayu berhasil menebang sebanyak 25 pohon dan ia mendapatkan bayaran yang sangat besar dari Pedagang Kayu. Pedang Kayu juga memberikan pujian terhadap hasil kerjanya. “Luar biasa, hasil kerjamu hari ini bagus sekali,” puji Pedagang Kayu.
Penebang Kayu sangat senang dengan pujian dari Pedagang Kayu dan ia bertekad untuk bekerja lebih sungguh-sungguh. Sayangnya, pada hari kedua Penebang Kayu hanya berhasil menebang sebanyak 22 pohon. Pada hari ketiga ia coba lebih keras lagi untuk menebang banyak pohon. Akan tetapi, ia hanya berhasil menebang sebanyak 20 pohon.
Si Penebang Kayu merasa sangat heran kenapa hasil menebang pohonnya semakin berkurang padahal ia telah bekerja sangat keras. Ia berfikir tenaganya semakin berkurang. Akhirnya si Penebang Kayu meminta maaf kepada Pedagang Kayu.
Penebang Kayu: “Maaf Boss, hasil kerja sama semakin menurun padahal saya telah berusaha sangat keras dan saya tidak tahu mengapa ini bisa terjadi”.
Pedagang Kayu: “kapan terakhir kali kamu mengasah kapakmu?”.
Penebang Kayu: “Mengasah kapak?, saya tidak punya waktu untuk mengasah kapak saya. Saya sangat sibuk memotong pohon”.
Kisah Penebang Kayu di atas kadang terjadi dalam kehidupan kita. Kita sering merasa sangat sibuk dengan rutinitas dan lupa untuk tetap mengasah skil dan keahlian kita. Kita lupa bahwa kita tetap harus mengupgrade wawasan dan kapasitas kita.
Selain mengasah kapaknya si Penebang Kayu harusnya bisa juga mencoba mencari cara lain yang lebih efektif menebang kayu. Demikian juga dengan kehidupan kita sehari-hari. Di tempat kerja bisa mulai terbuka mencari cara-cara yang efisien dan efektif dalam bekerja. Tidak masalah kita meninggalkan cara-cara lama yang dipandang tidak efektif dan efisien lagi.
Rajin membaca buku, sering berdiskusi dengan teman-teman di kantor, mencontoh pengadilan agama yang lebih maju dan sebagainya adalah hal yang baik untuk mengupgrade yang telah kita miliki.