logo web

Dipublikasikan oleh Ridwan Anwar pada on . Dilihat: 3516

Optimal dan Profesional

Oleh: Abdul Manaf

Tidak sedikit karya indah yang lahir dari serba keterbatasan. Tidak jarang orang sukses terlahir dari keluarga kekurangan. Tidak urung karya besar muncul dari orang yang dianggap kecil. Tidak terhitung kreatifitas mencuat dari minimnya fasilitas. Dalam keadaan terjepit, seringkali potinsi diri seseorang keluar melejit.

Betapa banyak dijumpai orang kaya yang bangkrut. Begitu banyak orang hidup dalam gelimang harta, tapi gagal dalam menjalani hidup. Sangat berbilang jumlahnya, orang yang terpenuhi segala fasilitas dalam hidup harus terhempas.

Nabi Sulaiman AS senantiasa berkata, bahwa semua kesuksesan yang dia raih, semua fasilitas yang dia dapat, semua karya yang dia cipta, hanyalah anugerah Allah SWT semata. Dia berkarya sepenuh jiwa. Dia bekerja mengejar cita. Kesungguhan beraktifitas, berbekal spiritualitas. Menjadi orang sukses yang bersyukur. Tidak merasa jumawa dengan segala prestasi yang ada.

Di dalam dunia kerja, seringkali kita jumpai setidaknya empat situasi. Pertama, kaya fasilitas kaya kreatifitas. Semua pekerjaan direncanakan. Aktifitas digalakkan. Target-target kinerja selalu tercapai. Selalu melayani sepenuh hati. Selalu mengerjakan semua yang direncanakan. Selalu merencanakan terlebih dahulu apa yang hendak dikerjakan. Kiprahnya menebarkan manfaat bagi masyarakat. Ibarat ‘ALIMUN GHOIYYUN. Ini situasi yang paling ideal. Orang bergelimang fasilitas duniawi, bekerja selalu dengan hati, mengerti betul bagaimana harus mengabdi, memberikan manfaat untuk selain diri-sendiri. Karena dia yakin balasan terbaik akan diberikan oleh Allah Rabbul Izzati.

Kedua, miskin fasilitas kaya kreatifitas. Kalau menghadirkan banyak karya dengan fasilitas yang tersedia, itu biasa. Tapi melahirkan banyak karya dengan fasilitas yang apa adanya, itu baru luar biasa. Setiap kesulitan pasti ada kemudahan. Dimana ada kemauan, disitu ada jalan. Kecepatan mencari berkas yang diarsipkanm misalnya, tidak harus menunggu dibangunnya ruang arsip berpendingin, tapi dengan kedisiplinan meletakkan berkas pada tempatnya, maka pencarian berkas sangat mudah dilakukan. Itulah manajemen mutu dalam sebuah kinerja yang baik. Ibarat ‘ALIMUN FAQIRUN. Orang yang miskin harta, tapi pandai meciptakan karya.

Ketiga, kaya fasilitas miskin kreatifitas. Komputer serba canggih. Jaringan internet berselancar cepat laksana kilat. Aplikasi kerja lengkap tersedia. Aliran listrik berlimpah. Ironinya, kemauan lemah. Kemalasan menjangkit kronis. Menghambur-hamburkan waktu dengan aktifitas yang tidak berguna. Target kinerja tidak tercapai. Ibarat GHONIYYUN JAHILUN. Orang bergelimang harta, tapi tidak pandai menggunakannya.

Keempat, miskin falisitas miskin kreatifitas. Orang yang semangatnya kendur, yang terpikir hanyalah tidur. Ketidakberdayaan dalam bekerja, selalu kambing hitam yang dicerca. Komputer yang jadul. Ruangan kerja yang sempit. Meubeler yang kurang layak. Kerjanya selalu kedodoran. Padahal mutu layanan bisa memuaskan pelanggan, kalau semua pekerjaan melalui perencanaan. Perbaikan kinerja, sebelum perbaikan fasilitas kerja. Ibarat FAQIRUN JAHILUN. Orang yang miskin harta, miskin ilmu pula.

Suatu hari seorang murid bertanya kepada gurunya. “Tuan! Dimanakah yang lebih utama bila mengantarkan jenazah, berjalan di depan keranda, di belakang, di sebelah kiri atau kanan keranda?” tanyanya. “Berjalanlah sesukamu, selagi kamu belum berada di dalam keranda tersebut.” Jawab sang guru. Hikmahnya, selagi status masih pegawai aktif maka bekerjalah dengan profesional dan optimal. [bm/iar]

Hubungi Kami

Gedung Sekretariat MA (Lt. 6-8)

Jl. Jend. Ahmad Yani Kav. 58 ByPass Jakarta Pusat

Telp: 021-29079177
Fax: 021-29079277

Email Redaksi : Alamat email ini dilindungi dari robot spam. Anda memerlukan Javascript yang aktif untuk melihatnya.
Email Ditjen : Alamat email ini dilindungi dari robot spam. Anda memerlukan Javascript yang aktif untuk melihatnya.

Lokasi Kantor

 Instagram  Twitter  Facebook

 

Responsive Voice