logo web

Dipublikasikan oleh Mahrus Abdur Rohim pada on . Dilihat: 2537

Kekompakan Kunci Kesuksesan*)

Oleh: Abdul Manaf

Khudzillu’lu’ walaw minal ba’roh. Ambillah mutiara walaupun dalam kotoran unta. Mutiara adalah sesuatu yang berharga. Terlalu mubadzir apabila ia dibiarkan tidak dimanfaatkan, sekalipun ia terbalut kotoran. Mutiara tetaplah mutiara walau terbungkus kotoran sekalipun. Ungkapan ini, menyiratkan pesan untuk mengambil pelajaran berharga dimana pun dan dari mana pun datangnya. Selama pelajaran itu bermanfaat dan berguna, maka kita harus mengambilnya. Pelajaran berharga ibarat mutiara yang hilang, yang apabila ditemukan, selayaknya diambil dan dimanfaatkan.

Sangat banyak pelajaran yang menguap begitu saja, gara-gara gengsi dan benci yang mengotori hati. Akal sehat terlanjur lemah dan lunglai terkikis emosi, syakwa sangka atau terlanjur kecewa.

Seorang pemimpin harus pandai mendeteksi kondisi dan suasana hati orang yang dipimpinnya. Tidak terlalu sulit melakukannya. Orang lain adalah cerminan diri kita. Tersenyum kita di depan cermin, terpantulah senyuman ke muka kita. Cemberut sinis kita di depan cermin, itulah yang akan didapatkan darinya. Seorang pemimpin hendaknya introspeksi diri, apabila mendapati orang yang dipimpinnya bersikap cuek alias tidak perduli dengan gagasan dan program kerjanya. Jangan-jangan, itulah sikap yang selama ini dia umpankan kepada mereka.

Seorang pemain bola profesional dan mumpuni, menjadi rebutan sejumlah tim terkenal untuk memperkuat sekuadnya dalam meraih juara dalam berbagai kompetisi. Hanya saja, dia tidak dapat banyak berfungsi apabila tidak didukung oleh 10 pemain lainnya. Dalam kerja tim sebuah organisasi, setiap personil memiliki peranan yang strategis dalam kerja tim untuk menciptakan goal. Untuk mencapai tujuan yang sudah direncanakan.

Stephen covey mengatakan bahwa jika ada begitu banyak orang yang tidak puas dalam bekerja, dan jika ada begitu banyak organisasi yang tidak berhasil menarik dan memanfaatkan bakat, kecerdikan dan kreativitas orang-orangnya, serta tidak pernah menjadi organisasi yang sungguh-sungguh dan bertahan lama, penyebabnya bermula dari paradigma yang tidak utuh mengenai siapa sesungguhnya diri ini. Sekali lagi kucinya, rajin-rajin bercermin diri, agar terjalin saling menghormati dan saling menghargai. Pada gilirannya, kekompakan akan tercipta. Sejatinya kekompakan adalah kunci kesuksesan sebuah organisasi. Sebagai penutup, mari kita teladani Firman-Nya: 

“Sesungguhnya ALLAH mencintai orang-orang yang berjuang dijalan-NYA dalam barisan yang teratur, mereka seakan-akan seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh.” [Ash-shaff:4]

 

 

*) Tulisan pernah dimuat di rubrik Pojok Dirjen Majalah Peradilan Agama Edisi IX/2016

Hubungi Kami

Gedung Sekretariat MA (Lt. 6-8)

Jl. Jend. Ahmad Yani Kav. 58 ByPass Jakarta Pusat

Telp: 021-29079177
Fax: 021-29079277

Email Redaksi : Alamat email ini dilindungi dari robot spam. Anda memerlukan Javascript yang aktif untuk melihatnya.
Email Ditjen : Alamat email ini dilindungi dari robot spam. Anda memerlukan Javascript yang aktif untuk melihatnya.

Lokasi Kantor

 Instagram  Twitter  Facebook

 

Responsive Voice