logo web

Dipublikasikan oleh Ridwan Anwar pada on . Dilihat: 2723

Carikan Puterimu Seorang Pemuda

Oleh: Abdul Manaf

Seorang wanita mendatangi Pak Bijak untuk meminta nasihat dan pertolongan. “Tuan, puteri tunggalku mengalamai stress. Tolong bacakan dia jampi-jampi ruqyah seperti yang diajarkan oleh Allah dan Rasul-Nya. Saya tidak kuat menghadapinya, karena kadang-kadang dia menendang-nendang dan memukuliku,” pintanya.

“Anak perempuanmu tidak akan menjadi baik dengan dibacakan jampi-jampi rukyah sekalipun. Coba carikan dia seorang pemuda yang berusia antara dua puluh lima sampai dengan tiga puluh tahun. Selain sebagai suami dia juga sebagai guru. Kelak apabila dia sudah memiliki anak, puterimu akan menjadi lunak seperti lilin dan pintar seperti malaikat,” kata Pak Bijak.

Iya, betul. Berumah tangga adalah obat stress. Berumah tangga adalah solusi berbagai penyakit masyarakat (pekat). Rumah tangga adalah benteng yang melindungi para penghuninya dari segala mara bahaya. Memang, rumah tangga terdiri dari kata rumah dan tangga. Namun, berumah tangga tidak berarti harus memiliki rumah yang bertangga, alias rumah loteng atau rumah bertingkat.

Kesuksesan dalam berumah tangga tidak diukur dengan adanya hunian rumah mewah, bersusun-susun atau bertingkat-tingkat. Kalau mendapatinya, ya patut disyukuri tidak kemudian menjadi lupa diri. Lupa Allah yang telah menganugerahinya berbagai fasilitas dan kemudahan hidup.

Berumah tangga dengan rumah sederhanapun, sebenarnya cukup untuk membentengi diri dan keluarga dari bahaya fisik material maupun bahaya mental spriritual.

Bahaya yang sifatnya fisik material, seperti halnya binatang buas atau orang jahat akan mudah ditangkal, jika pintu rumah ditutup rapat-rapat, tidak memberi peluang bahaya apapun memasukinya.

Bahaya yang mengancam mental dan moral diri serta keluarga, seperti halnya penyimpangan moral dan pelanggaran ajaran spiritual agama nan suci akan mudah ditangkal, jika para anggota keluarga berusaha saling menguatkan, saling melindungi, saling asah, saling asih dan saling asuh.

Setiap diri dalam rumah tangga pasti memiliki kekurangan masing-masing, disamping juga memiliki kelebihan sendiri-sendiri. Kelebihan setiap diri, harus bisa melengkapi kekurangan diri yang lain, seperti halnya kelebihan yang lain dapat menutupi kekurangan dirinya.

Menumbuhkan suasana “saling” bukan suasana “paling” adalah kunci kesuksesan membangun sebuah mahligai rumah tangga. Setiap diri tidak merasa “paling benar”, tetapi ketika mendapati kesalahan diri yang lain, dia ciptakan suasana “saling memaafkan”. Tidak ada yang merasa “paling pintar”, yang ada adalah “saling mengajari”. Tidak ada yang “paling capek”, yang ada adalah “saling membantu”. Dan seterusnya. Dan seterusnya…... [bm]

Hubungi Kami

Gedung Sekretariat MA (Lt. 6-8)

Jl. Jend. Ahmad Yani Kav. 58 ByPass Jakarta Pusat

Telp: 021-29079177
Fax: 021-29079277

Email Redaksi : Alamat email ini dilindungi dari robot spam. Anda memerlukan Javascript yang aktif untuk melihatnya.
Email Ditjen : Alamat email ini dilindungi dari robot spam. Anda memerlukan Javascript yang aktif untuk melihatnya.

Lokasi Kantor

 Instagram  Twitter  Facebook

 

Responsive Voice