logo web

Dipublikasikan oleh Ridwan Anwar pada on . Dilihat: 2770

Berkuban untuk Investasi Akhirat

Oleh : Abdul Manaf

 

Nabi Ibrahim yang penyabar

Kemarin bertepatan dengan 10 Dzulhijjah dalam kalender Islam. Di pagi harinya, seluruh umat Islam di dunia berbondong-bondog melakukan sholat ‘Id al-Adha baik di mesjid ataupun di lapangan. Mereka semua mengumandangkan takbir, mengagungkan Allah, Sang Pencipta alam semesta.

Hari Idul Adha ini merupakan puncaknya ibadah Haji yang dilaksanakan umat Muslim di Mekkah. Idul Adha ini juga disebut dengan Idul Qurban atau Lebaran Haji.

Asal mula syari’at berkurban ini dari kisah Nabi Ibrahim yang diperintahkan Allah untuk menyembelih putaranya Ismail AS. Nabi Ismail adalah anak kesayangan Nabi Ibrahim. Setelah sekian lama tidak memiliki anak, akhirnya Allah menganugerahkan Nabi Ibrahim seorang anak yang sholeh.

Namun ketika anak tersebut mulai beranjak dewasa, Nabi Ibrahim diperintahkan Allah untuk menyembelihnya.

Ibrahim berkata, “Wahai anakku, sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah apa pendapatmu!” Ismail menjawab, “Wahai ayahku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar.” (QS. Ash Shaaffaat: 102).

Singkat cerita, akhirnya oleh karena taat atas perintah Allah dan penuh dengan kesabaran, Nabi Ibrahim menyembelih anaknya Ismail itu. Ibrahim mendengar seruan Allah Subhaanahu wa Ta’ala, “Wahai Ibrahim, sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu. Sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata.” (QS. Ash Shaafffat: 104-106)

Tidak lama setelah itu Allah menggantinya dengan hewan sembelihan seperti dalam ayat berikut: "Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar. Kami abadikan untuk Ibrahim itu (pujian yang baik) di kalangan orang-orang yang datang kemudian, (yaitu) ‘Kesejahteraan dilimpahkan atas Ibrahim’.” (QS. Ash-Shaffat: 107-109).

Hikmah Berkurban

Beberapa hikmah berkurban yang dapat kia petik adalah sebagai berikut:

1. Peduli terhadap sesama

Daging kurban yang kita berikan untuk orang miskin dan dhu’afa’ adalah wujud kepedulian kita terhadap sesama Muslim. Belum tentu mereka dapat menikmati daging satu hari dalam sebulan. Ini karena mereka tidak mampu membeli daging yang harganya mahal.  Ketika kita melihat orang miskin bahagia memakan daging kurban kita, kita juga tentunya turut bahagia. Kebahagian yang kita rasakan adalah pengalaman spiritual yang luar biasa.

2. Memotivasi diri kita untuk menjadi Muslim yang kaya

Untuk dapat berkurban satu ekor kambing ataupun sapi tentu membutuhkan uang. Apalagi kalau kita ingin berkurban 5 ekor sapi, tentu dengan jumlah uang yang sangat banyak. Karenanya, agar kita dapat berkurban setiap tahun dengan jumlah yang banyak, maka kita harus rajin bekerja. Ini tentu akan memotivasi kita menjadi Muslim yang kaya dengan rajin bekerja.

3. Meningkatkan Ketaqwaan dan Keimanan

Hanya orang-orang yang beriman dan taqwalah yang mau dan mampu melaksanakan kurban ini. Banyak orang yang kaya tetapi belum tentu ingin berkurban. Berkurban adalah wujud kepatuhan atas perintah Allah SWT.

4. Berkurban adalah bagian investasi akhirat

Begitu banyak orang yang sibuk berinvestasi di dunia. Mereka senang mengumpulkan harta berupa rumah, tanah, emas, tabungan, kendaraan, deposito dan sebagainya. Tapi banyak di antara mereka lupa untuk berinvestasi untuk akhirat mereka.  Investasi di dunia sejatinya adalah dalam rangka investasi untuk akhirat. Jangan pernah ragu dengan investasi untuk akhirat. Kenapa? Karena nilai return nya jauh berlipat-lipat dari pada investasi di dunia. Selain itu investasi untuk akhirat tidak pernah menimbulkan resiko seperti investasi di dunia. Kalau investasi di dunia dikenal dengan konsep high risk high return, maka investasi di akhirat hanya dikenal no risk high return. Konsep investasi di akhirat hanya bisa dilakukan oleh orang-orang yang yakin atau beriman.

Dari Zaid ibn Arqam, ia berkata atau mereka berkata: “Wahai Rasulullah SAW, apakah qurban itu?” Rasulullah menjawab: “Qurban adalah sunnahnya bapak kalian, Nabi Ibrahim.” Mereka menjawab: “Apa keutamaan yang kami akan peroleh dengan qurban itu?” Rasulullah menjawab: “Setiap satu helai rambutnya adalah satu kebaikan.”Mereka menjawab: “Kalau bulu-bulunya?”Rasulullah menjawab: “Setiap satu helai bulunya juga satu kebaikan.” [HR. Ahmad dan ibn Majah]

Referensi:

https://id.wikipedia.org/wiki/Iduladha

https://biografi-tokoh-ternama.blogspot.co.id/2014/05/kisah-nabi-ismail-alaihis-salam.html

http://www.fimadani.com/7-hikmah-dan-keutamaan-qurban-idul-adha/

Hubungi Kami

Gedung Sekretariat MA (Lt. 6-8)

Jl. Jend. Ahmad Yani Kav. 58 ByPass Jakarta Pusat

Telp: 021-29079177
Fax: 021-29079277

Email Redaksi : Alamat email ini dilindungi dari robot spam. Anda memerlukan Javascript yang aktif untuk melihatnya.
Email Ditjen : Alamat email ini dilindungi dari robot spam. Anda memerlukan Javascript yang aktif untuk melihatnya.

Lokasi Kantor

 Instagram  Twitter  Facebook

 

Responsive Voice