Dipublikasikan oleh Ridwan Anwar pada on . Dilihat: 4552

Kapan Akhir Dunia?

Oleh: Abdul Manaf

Panjang angan-angan adalah sumber segala masalah. Panjang angan-angan dapat melupakan kita akan akhir dari kehidupan kita. Lupa mati dan lupa akhirat.

Ketika kita berpanjang angan-angan akan harta, tahta dan wanita/pria disitulah awal kejatuhan kita. Kita berusaha sekuat tenaga, menggunakan segala cara untuk menumpuk harta dunia, lupa Allah SWT dan tuntunan Rasul-Nya, hanya akan melumpuhkan akal sehat kita. Kita mereka daya, berupaya semau kita untuk menduduki tahta dunia, lupa Allah SWT dan tuntunan Rasul-Nya, hanya akan menumpulkan nurani kita. Kita mencurahkan segala rasa, memperturutkan nafsu kita untuk mendapatkan cinta wanita/pria, lupa Allah SWT dan tuntunan Rasul-Nya, hanya akan mengoyak jati diri kita.

Syukuri apa yang ada. Harta dunia kita raih untuk belanja pahala dan kebaikan, sebagai bekal hidup dunia menuju akhirat yang abadi. Tahta jabatan kita rebut, sebagai jembatan agar lebih banyak kemanfaatan tersalurkan menuju ridha ilahi rabbi. Suami/isteri kita nikahi untuk saling berbagi kebaikan dan menutupi  kekurangan masing-masing, demi  membangun surga duniawi sebelum surga akhirat yang hakiki.

Betapa mulia kedua orang tua kita. Mereka sukses mengantarkan kita memasuki gerbang kehidupan masa kini berbekal ilmu, keterampilan dan iman yang tertanam di jiwa. Betapa mulia ibu dan bapak kita. Mereka mengikhlaskan anak perempuannya diambil oleh pria yang menikahinya, tanpa dia menuntut imbal balik atas segala jerih payah pengorbanan mengasuh dan membesarkannya. Betapa mulia ayah dan ibu kita. Mereka telah menyiapkan anak lelakinya menjadi pemikul beban wanita yang dinikahinya, dengan menafkahinya, menjaganya dan merawatnya sepenuh cinta kasih dan tanggung jawabnya.

Kemuliaan kedua orang tua kita adalah potret nyata keteladan dalam hidup kita. Mereka telah mengantarkan kita memasuki gerbang kehidupan di masa kini. Kita juga akan sukses kelak mengantarkan anak-anak kesayangan kita, untuk siap memasuki gerbang kehidupan mereka di masa depan. Sebagai bahan renungan kita, simaklah sebuah percakapan guru dan murid. “Kapan akhir dunia wahai Tuan?”  Tanya sesorang kepada sang bijak. “Akhir dunia itu saat kita meninggal dunia,” jawabnya singkat.

[bm/iar]