Dipublikasikan oleh Hirpan Hilmi pada on . Dilihat: 1158

Ketua MA : Produktivitas Penyelesaian Perkara Meningkat

Jakarta | badilag.mahkamahagung.go.id (9/2/2017)

Beban perkara Mahkamah Agung pada tahun 2016 adalah 18.580. Dari jumlah perkara tersebut, Mahkamah Agung berhasil memutus sebanyak 16.223 perkara. Artinya Produktivitas Mahkamah Agung dalam memutus perkara pada tahun 2016 sebesar 87,31%,  meningkat 8,78% jika dibandingkan dengan tahun 2015 sebesar 78,53%.

Hal itu disampaikan Ketua Mahkamah Agung Prof. Dr. Hatta Ali, S.H., M.H. saat menyampaikan laporan tahunan Mahkamah Agung tahun 2016, Kamis (9/2/2017).

Jumlah perkara yang diputus meningkat 12,29% dibandingkan dengan tahun 2015 yang memutus sebanyak 14.452 perkara, dan sisa perkara pun berkurang 40,56%. Sisa perkara pada tahun 2016 adalah 2.357 perkara sedangkan sisa perkara tahun 2015 sebesar 3.950 perkara.

Mahkamah Agung pada tahun 2016 juga telah menyelesaikan minutasi perkara dan pengiriman kembali ke pengadilan pengaju sebanyak 18.404 perkara dengan nilai clearance rate 125,83%.  Jumlah ini meningkat 29,86 % dari tahun 2015 yang mengirim kembali ke pengadilan pengaju sebanyak 14.172 perkara.

Untuk perkara yang diputus pada tingkat Kasasi dan sesuai dengan ketentuan jangka waktu penanganan perkara kurang dari tiga bulan adalah 9.570 perkara atau 78,37 %, serta 1.752 perkara atau 14,35% yang diputus dengan jangka waktu antara 3 sampai 6 bulan.

Yang diputus dengan jangka waktu antara 6 sampai 12 bulan adalah 818 perkara atau 6,70 %, diputus dengan jangka waktu antara 12 sampai 24 bulan adalah 50 perkara atau 0,41%, dan yang diputus dengan jangka waktu lebih dari 24 bulan adalah 22 perkara atau 0,18 %.

Untuk tingkat PK, Mahkamah Agung berhasil memutus 3448 perkara atau 87,87 % dengan jangka waktu kurang dari tiga bulan. Sedangkan yang diputus dengan jangka waktu antara 3 sampai 6 bulan adalah 360 perkara atau 9,17% dan diputus dengan jangka waktu antara 6 sampai 12 bulan adalah 47 perkara atau 1,20 %.

Sementara itu, perkara yang berhasil diputus dengan jangka waktu antara 12 sampai 24 bulan adalah 66 perkara atau 1,68 %, serta diputus dengan jangka waktu lebih dari 24 bulan adalah 3 perkara atau 0,08 %.

Hatta Ali mengatakan setidaknya ada dua hal yang perlu dicatat terkait data kinerja penanganan perkara tersebut. Pertama, jumlah perkara putus, rasio produktivitas memutus dan jumlah perkara yang diminutasi serta dikirim ke pengadilan pengaju sepanjang tahun 2016 merupakan capaian tertinggi dalam sejarah Mahkamah Agung. Sisa perkara tahun 2016 pun merupakan yang terendah dalam sejarah Mahkamah Agung.

Kedua, capaian tersebut diraih melalui berbagai upaya strategis dan berkesinambungan yaitu dengan penguatan sistem kamar, sistem membaca berkas serentak, sistem koreksi bersama, penyelesaian tugas di luar jam kerja, walaupun dalam kondisi jumlah Hakim Agung dan Hakim Ad Hoc pada Mahkamah Agung yang belum mencapai jumlah ideal menurut undang-undang.

Penanganan Perkara di Pengadilan

Sementara itu beban penanganan perkara oleh Badan Peradilan di bawah Mahkamah Agung dari empat lingkungan peradilan adalah 3.992.676 perkara atau berkurang sebanyak 15,68 % dibandingkan beban tahun 2015 yaitu 4.584. perkara.

Jumlah perkara yang diputus oleh Badan Peradilan di bawah Mahkamah Agung baik oleh Pengadilan Tingkat Banding maupun Pengadilan Tingkat Pertama adalah sebanyak 3.780.978 perkara atau 94,70 % dari total beban perkara pada tahun 2016.

Sebanyak 16.589 perkara atau 0,44% dari beban perkara dicabut oleh para pihak, sehingga sisa perkara pada tahun 2016 adalah sebanyak 195.108 perkara atau 4,89 % dari beban perkara. (hirpan hilmi)