logo web

Dipublikasikan oleh Hermansyah pada on . Dilihat: 6617

Saya Ingin Peradilan Agama Bagaikan Simfoni

Oleh: Purwosusilo

Mengawali tulisan di Pojok Dirjen kali ini, rasanya ucapan yang paling tepat harus saya sampaikan adalah permintaan maaf, karena selama beberapa bulan ini, saya absen menulis di Pojok Dirjen. Saya betul-betul minta maaf kepada seluruh warga peradilan agama, dari Aceh hingga Papua, atas keterlambatan tulisan di Pojok Dirjen kali ini.

Keterlambatan ini bukan karena sengaja, tetapi karena ada pekerjaan-pekerjaan yang harus saya selesaikan, sehingga tulisan pada Pojok Dirjen kali ini tidak bisa hadir tepat waktu.

Belakangan ini, aktivitas menulis untuk rubrik Pojok Dirjen sedikit terganggu karena saya dituntut untuk segera menyelesaikan program pendidikan S-3 di Universitas Islam Bandung. Mau tidak mau, konsentrasi saya alihkan untuk menulis disertasi dengan judul “Azas Proporsionalitas dalam Kontrak Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Menurut Perpres 54 Tahun 2010 untuk Mewujudkan Good Governance”.

Mungkin para pembaca bertanya: Mengapa saya yang berasal dari peradilan agama tidak menulis disertasi tentang hal-hal yang berkaitan langsung dengan peradilan agama?

Sengaja saya pilih pengadaan barang/jasa pemerintah sebagai tema penelitian disertasi saya, karena saya ingin peradilan agama menjadi simfoni yang indah. Berbagai alat musik berpadu melahirkan irama yang menentramkan jiwa. Seperti itulah perumpamaannya.

Saya berharap berbagai keahlian ada dalam rumah besar bernama peradilan agama. Ada yang ahli di bidang hukum perkawinan, hukum kewarisan, hukum wakaf, hukum kontrak, hukum ekonomi syariah, hukum pidana, hukum pengadaan barang/jasa, dan sebagainya.

Kalau dipandang, berbagai keahlian itu tampak indah seperti pelangi. Kalau didengar, aneka keahlian itu merdu seperti simfoni, karena diucapkan oleh orang-orang yang memang ahli di bidangnya masing-masing. Ini sekaligus membuktikan bahwa warga peradilan agama juga mampu untuk berkarya di bidang lain, di luar bidang yang memang menjadi kewenangan peradilan agama.

Disamping itu, alasan saya memilih tema pengadaan barang/jasa ialah adanya fakta bahwa sekalipun regulasi terus diperbarui, namun tetap saja pengadaan barang/jasa menduduki peringkat tertinggi sumber korupsi di Indonesia. Sekitar 70 persen kebocoran anggaran negara bermula dari pengadaan/jasa pemerintah.

Saya pun penasaran: mengapa itu bisa terjadi? Jawaban atas pertanyaan itu saya tuangkan dalam disertasi saya, yang alhamdulillah, setelah dilakukan ujian tertutup dan terbuka, diberi nilai “sangat memuaskan” oleh Tim Penguji.

Tapi saya tidak ingin berhenti di situ. Saya ingin betul ada penelitian lanjutan, untuk memberi jawaban sekaligus menyediakan solusi alternatif, berupa konsep pengadaan barang/jasa pemerintah dengan kontrak syariah. Sejauh ini, kajian dengan tema tersebut masih langka, bahkan mungkin belum ada.

Saya sangat bersyukur, pada tanggal 15 Januari 2014 lalu, saya telah diwisuda oleh Rektor Universitas Islam Bandung. Rupa-rupa perasaan muncul pada saat itu: bahagia, haru, sekaligus bangga. Semua itu berbaur jadi satu—mengiring rasa syukur kehadirat ilahi robbi.

Kita patut lebih bangga lagi, karena pada hari dan tanggal yang sama, telah diwisuda pula empat orang Doktor dalam bidang Ilmu Hukum dari peradilan agama. Keempat orang itu ialah Dr. H. Wildan Suyuti, S.H.,M.H. (Ketua PTA Semarang), Dr. H. Amran Suadi, S.H.,M.H. (Wakil Ketua PTA Surabaya), Dr. H. Yasardin, S.H.,M.H. (Hakim Tinggi PTA Palembang), dan Dr. H. Osin Moh. Muhsin, S.H. (Wakil Ketua PA Bengkulu).

Sekalipun rata-rata usia kami tidak muda lagi, dan dengan setumpuk kegiatan pula, alhamdulillah kami masih bisa menyelesaikan pendidikan program S-3 ini.

Saya berharap mudah-mudahan ini memberikan semangat kepada seluruh warga peradilan agama, khususnya adik-adik yang masih muda, untuk terus meningkatkan kualitas diri kita. Perjalanan masih panjang. Karena itu, jangan pernah berhenti untuk belajar!

Tidak ada kata terlambat untuk belajar. Tidak ada batas usia tua untuk menuntut ilmu. Ingat, kalau tidak memulai, tidak akan pernah selesai.

Selamat untuk kawan-kawan di peradilan agama yang telah meraih gelar doktor dengan bidang yang berbeda-beda. Semoga simfoni ini tetap indah. Dan semoga pula ini menjadi teladan bagi adik-adik kita yang masih muda.

Yuk, kita tingkatkan kualitas diri kita melalui pendidikan. Usia dan kesibukan tidak boleh menghalangi niat mulia itu. Insya Allah, sebagaimana firman-Nya, derajat orang yang berpendidikan tinggi akan ditinggikan pula oleh Allah SWT. Amiin.

Hubungi Kami

Gedung Sekretariat MA (Lt. 6-8)

Jl. Jend. Ahmad Yani Kav. 58 ByPass Jakarta Pusat

Telp: 021-29079177
Fax: 021-29079277

Email Redaksi : Alamat email ini dilindungi dari robot spam. Anda memerlukan Javascript yang aktif untuk melihatnya.
Email Ditjen : Alamat email ini dilindungi dari robot spam. Anda memerlukan Javascript yang aktif untuk melihatnya.

Lokasi Kantor

 Instagram  Twitter  Facebook

 

Responsive Voice