logo web

on . Dilihat: 7668

 

Saya sendiri selama ini memang merasa demikian. Saya sangat dekat dengan seluruh karyawan Badilag, terutama dengan mereka yang terlibat dalam pengembangan TI dan kegiatan-kegiatan reformasi lainnya. Rasanya, hampir tiada hari bagi saya tanpa memasuki ruang Bagian Ortala yang merupakan dapurnya kegiatan Badilag.net dan pengembangan TI.

Ketika kantor Badilag pindah dari Pegangsaan Barat ke Cempaka Putih yang sekarang ini, hampir dua tahun lalu, saya sengaja minta agar ruang TI berada satu lantai dengan ruang kerja saya, sebab seperti di tempat lama, saya selalu mendatangi ruang TI setiap saat untuk menumpahkan ide, mengechek perkembangan dan –yang tak kurang pentingnya- menuntut ilmu ke”TI”an dari mereka.

Sering saya katakan dalam berbagai kegiatan, bahwa ruang kerja saya di Badilag ini ada dua: ruang kerja Dirjen dan ruang TI. Di ruang TI ada Helmi, Hirpan, Endah, Hermansyah, Iwan, Ridwan, Adnan, Zenal, dan lainnya. Di antara ruang kerja saya dengan ruang TI ada ruang khusus untuk staf-staf saya. Di sana, kalau dulu, ada Nasich, Abdul Halim dan Chalil, sekarang ada Rahmat Arijaya, Mahrus, Hermanto dan Reny. Setelah ada Laboratorium SIADPA PLUS, yang secara tehnis dikawal oleh Irwansyah, saya juga sering nongkrong di situ.

Mereka tanpa lelah, tanpa mengenal waktu dan tanpa ngeluh, bekerja di depan komputernya masing-masing dengan tekun dan terampil. Mereka nampak menyenangi pekerjaannya. Passion mereka nampak begitu besar. Pekerjaan sehari-hari telah menjadi hobi mereka.

**

Setelah saya tahu rencana mereka untuk menyusun buku biografi saya, saya pertimbangkan berulang kali positif negatifnya. Akhirnya saya mantap. Saya datangi mereka dan saya tanya mereka tentang rencana itu.

Semula mereka menyembunyikannya. Namun saya tidak mudah menyerah, lalu saya bujuk mereka untuk menjelaskannya. Akhirnya mereka membukanya. Bahwa memang benar akan membuat buku biografi tentang saya secara diam-diam, dan akan dihadiahkan sebagai kado ultah saya yang ke 60, sekaligus melepas saya pensiun bulan Oktober 2012.

Saya senang juga. Saya apresiasi dan mengucapkan terima kasih atas perhatian dan upaya mereka menyusun buku itu. Buku itu mungkin menjadi kenangan sangat berharga bagi saya. Tapi, saya menolaknya.

Saya merasa tidak enak jika buku biografi tentang saya itu terbit, sementara tokoh-tokoh pendahulu dan senior saya, seperti Pak Taufiq, Pak Syamsu, Pak Muchtar Zarkasyi, Pak Kamil, Pak Andi dan lain-lainnya, yang demikian besar berjasa terhadap peradilan agama, tidak dibuatkan biografinya.

Lalu saya kemukakan gagasan saya. Okey, saya katakan buku biografi itu terus lanjutkan. Tetapi tokohnya diperluas, jangan hanya saya saja. Saya juga mengingatkan mereka, 2012 ini adalah ulang tahun peradilan agama yang ke 130. Saya mengusulkan, agar diadakan acara peringatan ultah peradilan agama itu dengan berbagai kegiatan yang bermakna, walaupun secara sederhana, antara lain peluncuran buku biografi tokoh-tokoh itu.

Mereka setuju. Lalu dilakukanlah rapat-rapat dengan melibatkan seluruh pimpinan Badilag. Disetujuilah bahwa penanggung jawab peringatan itu adalah Pak Farid Ismail, Sekditjen Badilag, dan Ketua Pelaksananya adalah Dr. Abu Tolhah, Kabag Ortala.

Kegiatan-kegiatannyapun dibahas. Disetujui akan ada peluncuran sejumlah buku, pemberian sejumlah penghargaan “Religious Court Reform Awards”, seminar dan acara puncak peringatan yang akan diselenggarakan secara sederhana. Dua acara yang disebutkan terakhir semula akan diadakan bulan Juni lalu, namun tidak sempat, akhirnya direncanakan bulan September.

Tokoh-tokoh yang akan ditulis biografinya disetujui jumlahnya diperbanyak, namun untuk tahap pertama dibatasi. Para tokoh yang akan ditampilkan pada buku biografi jilid satu adalah mantan direktur, mantan tuada uldilag, para hakim agung dari lingkungan peradilan agama dan tokoh-tokoh nasional di luar itu yang dianggap berjasa terhadap pengembangan peradilan agama, seperti Pak Munawir Syadzali dan Pak Zein Bajeber.

Jumlahnya sekitar 20an. Tokoh-tokoh peradilan agama lainnya yang belum sempat ditulis kali ini, direncanakan akan ditulis juga dan diterbitkan tahun-tahun berikutnya.

Adapun buku-buku yang akan diluncurkan, diharapkan merupakan rekaman capaian-capaian yang diraih oleh peradilan agama selama ini. Di antara draf judul buku yang disepakati terakhir ini adalah: 1) 130 Tahun Peradilan Agama: Dari Serambi Mesjid ke Serambi Dunia, dan 2) Biografi, Pemikiran dan Langkah Tokoh-Tokoh Peradilan Agama.

Kedua buku ini merupakan buku utama yang disusun oleh “orang luar” peradilan agama, yaitu masing-masing ditulis oleh Dr. H. Jaenal Arifin, dosen FSH UIN Jakarta, dan Dr. Hadi Daeng, dosen FSH UIN Makassar.

Di samping itu, ada sejumlah buku yang ditulis oleh “orang dalam” peradilan agama, di antaranya 1) Perkembangan Implementasi SIADPA, 2) Otomasi Informasi Manajemen Kepegawaian Peradilan Agama, 3) Peradilan Agama Merambah Dunia, 4) Badilag Dot Net: Kisah Rumah Maya Bercat Hijau, 5) Peran Peradilan Agama Dalam “Access to Justice”, 6) Himpunan Artikel Pilihan: Membangun Peradilan Agama Yang Bermartabat, 7) Adli Minfadli Robby, Wartawan Imajiner: Mereformasi Dengan Informasi, 8) Menu Sarapan Warga Peradilan Agama, 9) Himpunan Pojok Pak Dirjen: Es Krim, Baso dan Teknologi Informasi, dan 10) Potret Pelayanan Publik & Meja Informasi di Peradilan Agama.

Selain menerbitkan buku-buku, Badilag juga merencanakan menerbitkan Majalah khusus tentang peringatan 130 tahun peradilan agama.

Buku-buku dan majalah yang diluncurkan pada acara puncak peringatan 130 tahun peradilan agama ini diharapkan menjadi motivasi bagi seluruh warga peradilan agama untuk meningkatkan kinerja agar lebih baik lagi.

Buku-buku ini juga diharapkan dapat menambah kebanggaan warga peradilan agama, sehingga di samping untuk memotivasi peningkatan prestasi juga dapat memotivasi peningkatan kesadaran untuk menjaga citra peradilan agama dan Mahkamah Agung.

Peluncuran buku-buku itu dan penganugerahan penghargaan-penghargaan merupakan salah satu acara pokok dalam Peringatan 130 Tahun Peradilan Agama.

***

Peringatan 130 tahun peradilan agama akan diselenggarakan dengan sederhana, namun diharapkan sarat makna. Ketika saya menyampaikan laporan awal kepada Pak Andi, Tuada Uldilag, beliau menyambutnya dengan antusias. “Tolong Pak Wahyu, jadikan peringatan 130 tahun ini sebagai tonggak kebangkitan peradilan agama”, kata beliau. Beliau memberi arahan penuh semangat.

Memang, banyak warga peradilan agama menghendaki peringatan 130 tahun ini diadakan secara besar-besaran. Ada usul agar peringatan itu disiarkan langsung oleh stasiun TV, melibatkan banyak orang dari seluruh pelosok nusantara, atau menampilkan pembicara-pembicara ternama dan sebagainya.

Itu bagus. Saya senang, artinya kawan-kawan memberikan perhatian sangat besar. Namun, kitapun perlu melihat biaya dan urgensi. Panitia di Badilag nampaknya sepakat peringatan ini kita lakukan dengan “sederhana sarat makna”.

Saya mengharapkan seluruh warga peradilan agama dapat merayakan 130 tahun peradilan agama ini di tempat masing-masing dengan kreatifitas masing-masing. Sekarangpun, saya sudah mendapat informasi, di beberapa daerah ada yang sudah siap dengan publikasi buku tokoh-tokoh peradilan agama setempat, publikasi majalah atau buletin, kegiatan ilmiyah, pemberian penghargaan-penghargaan, atau olah raga, seperti PTA Medan dengan turnamen PTWPnya. Silahkan, yang penting disesuaikan dengan keadaan setempat dan kebersamaan.

Hanya satu yang harus diingat dalam peringatan 130 tahun ini, yaitu makna atau esensinya. Pak Andi berkali-kali mengingatkan, kata kuncinya “kebangkitan”. Kita jadikan pula peringatan ini sebagai moment untuk memperbaharui komitmen kita, bercermin dari para pendahulu dan tokoh-tokoh kita di masa lalu, yang dapat kita pelajari dari biografi dan perjalanan hidupnya.

Intinya, dengan peringatan 130 tahun ini, peradilan agama diharapkan terus maju, bangkit dan melejit menuju peradilan yang agung, sebagaimana disebutkan dalam visi Mahkamah Agung. Bisakah itu? Insya Allah. (WW).

Hubungi Kami

Gedung Sekretariat MA (Lt. 6-8)

Jl. Jend. Ahmad Yani Kav. 58 ByPass Jakarta Pusat

Telp: 021-29079177
Fax: 021-29079277

Email Redaksi : Alamat email ini dilindungi dari robot spam. Anda memerlukan Javascript yang aktif untuk melihatnya.
Email Ditjen : Alamat email ini dilindungi dari robot spam. Anda memerlukan Javascript yang aktif untuk melihatnya.

Lokasi Kantor

 Instagram  Twitter  Facebook

 

Responsive Voice