logo web

Dipublikasikan oleh Iwan Kartiwan pada on . Dilihat: 1053

Ramadhan dan Pesan Kedamaian[1]

Oleh: Samsul Zakaria, S.Sy.

(Calon Hakim di PA Tanjung)

“Jika seseorang memeranginya atau mencercanya,” sabda Rasulullah SAW, “Maka hendaklah ia berkata: saya sedang berpuasa (inniy shaaim).” Hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah RA tersebut pertama-tama mengabarkan bahwa puasa adalah perisai/tameng (junnah).Karena itulah, orang yang berpuasa (shaaim) hendaknya tidak berkata keji dan kotor. Hal itu dimaksudkan sebagai upaya untuk menjaga keutamaan dari puasa tersebut.

          Spirit “inniy shaaim” ini nampaknya menarik untuk terus dirayakan meskipun nantinya Ramadhan ini pasti berakhir. Pasalnya, puasa yang baik adalah puasa yang membawa dampak positif (atsar iijabiy) ketika kita sudah tidak lagi berada di bulan Ramadhan. Dengan demikian, hasil tempaan “madrasah” Ramadhan ini tetap bertahan di bulan-bulan berikutnya. Syukur-sukur senantiasa melekat sampai bertemu Ramadhan berikutnya.


[1]Artikel ini sebelumnya telah terbit di Buletin Bulanan UII News, Edisi 182, Th. 16, Volume 6, Juni 2018, Hal. 12.


Selengkapnya KLIK DISINI


 

 

Hubungi Kami

Gedung Sekretariat MA (Lt. 6-8)

Jl. Jend. Ahmad Yani Kav. 58 ByPass Jakarta Pusat

Telp: 021-29079177
Fax: 021-29079277

Email Redaksi : Alamat email ini dilindungi dari robot spam. Anda memerlukan Javascript yang aktif untuk melihatnya.
Email Ditjen : Alamat email ini dilindungi dari robot spam. Anda memerlukan Javascript yang aktif untuk melihatnya.

Lokasi Kantor

 Instagram  Twitter  Facebook

 

Responsive Voice