logo web

Dipublikasikan oleh Iwan Kartiwan pada on . Dilihat: 1967

 

 

 

 

Menyambut Ramadhan

Oleh: H.A. Zahri, S.H, M.HI 

اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِى اَرْسَلَ رَسُوْلَهُ رَحْمَةً لِلْعَالَمِيْنَ، وَاَنْزَل كِتَابَهُ هُدًى لِلْمُتَّقْيْنَ، وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، إِلهُ اْلاَوَّلِيْنَ وَاْلاَخِرِيْنَ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ خَاتَمُ اْلاَنْبِيَاءِ وَاْلمُرْسَلِيْنَ، اَللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى مُحَمَّدٍوَ عَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ اَجْمَعِيْنَ، اَمَّابَعْدُ:

Rasululla saw bersabda:

كاََنَ النبي صلى الله عليه وسلم يُبَشِّرُ أَصْحَابَهُ بِقُدُوْمِ شَهْرِ رَمَضاَنَ (رواه أحمد والنساء)

Bahwa Rasulullah saw menggembirakan sahabat-sahabatnya dengan datangnya bulan suci Ramadhan.

            Menggembirakan, maknanya memberi motivasi dan dorongan kepada kaum Muslimin menyambut bulan Ramadhan dengan penuh suka cita, karena Ramadhan bulan penuh berkah dan keutamaan. Menciptakan suasana berlomba dalam kebaikan dan taqwa, tanpa sedikitpun melewatkan waktu yang berharga.Sebagaimana firman Allah swt:

قُلْ بِفَضْلِ اللهِ وَبِرَحْمَتِهِ فَبِذَلِكَ فَلْيَفْرَحُواْ هُوَ خَيْرٌ مِّمَّا يَجْمَعُونَ  [ سورة يونس : آية 58 ]

Katakanlah: "Dengan kurnia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. Kurnia Allah dan rahmat-Nya itu adalah lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan".

            Menggembirakan bermaksud pula menghindarkan perasaan sedih dan susah yang menghinggapi sebagian umat Islam yang mengganggap puasa Ramadhan dan amal lainnya merupakan beban. Mereka akan berlapar-lapar dan berdahaga selama satu bulan. Supaya datangnya Ramadhan tidak terasa berat, maka perlu digembirakan melalui persiapan yang serius dan optimal.

            Sekurang-kurangnya ada 4 hal yang perlu kita persiapkan menyambut Ramadhan:

1.      Persiapan mental-spiritual.

Persiapan yang utama dalam hal ini adalah memperbarui semangat dan niat. Kita kondisikan bahwa bertemu Ramadhan lebih tinggi tingkatannya daripada seseorang yang mendapat anugrah/penghargaan dari seorang raja/presiden dan akan dipanggil menghadapnya. Tentu orang itu berharap-harap cemas agar momen itu segera terwujud. Boleh jadi ia tidak bisa tidur nyenyak dan mengharap malam cepat berlalu jika esoknya momen itu tiba. Atau laksana dua insan yang baru akad nikah, mengharap siang segera berlalu dan bila malam tiba mereka berucap, “ Ya lailu thul”! Kalau semangat kita  menyambut Ramadhan layaknya mau bertemu Pak Jokowi  atau hendak berbulan madu, itu luar biasa.

Begitu kita masuk Ramadhan, sentuhan atau energi Ramadhan akan mengobarkan semangat beramal shaleh dan jihad fi sabilillah. Energi Ramadhan, dalam sejarah bangsa kita, telah mengantarkan kita ke pintu gerbang kemerdekaan. Tercatat dalam sejarah bahwa proklamasi kemerdekaan Indonesia yang dibacakan Soekarno-Hatta atas nama bangsa Indonesia terjadi pada hari Jum’at Legi, 09 Ramadhan 1364 H bertepatan dengan 17 Agustus 1945 M Siapapun yang giat dan semangat dalam melakukan sesuatu, akan memperoleh keberhasilan: من جد وجد  =siapa yang giat pasti dapat/berhasil. Hal ini sejalan dengan firman Allah swt:

وَالَّذِينَ جَاهَدُوا فِينَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا وَإِنَّ الله َ لَمَعَ الْمُحْسِنِينَ [العنكبوت : 69]

Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan Kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik.

      Berikutnya kita perbarui niat. Niat beribadah semata-mata menjalankan perintah Alla swt. Jangan salah pasangg niat dalam beribadah, kalau salah pasang niat tidak dapat apapun di sisi-Nya.

عن عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ-رضى الله عنه- قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللهَِّ - صلى الله عليه وسلم - يَقُولُ : إِنَّمَا الأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ ، وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى ، صحيح البخارى - (1 / 4)

Dari Umar bin Khatob, ra ia berkata, saya mendengar Rasulullah saw berkata: Hanya sanya amal itu tergantung niatnya. Dan bahwasanya setiap orang memperoleh sesuai dengan apa yang diniatkan.

      Jangan niat puasa supaya langsing atau sehat. Niatkan karena Allah swt. Adapun kemudian jadi langsing atau sehat itu hikmah atau by produknya. Firman Allah:

قُلْ إِنَّ صَلااتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لله رَبِّ الْعَالَمِينَ [الأنعام : 162]

Katakanlah: "Sesungguhnya shalatku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam.Atau sabda Nabi saw:

عَنْ أََبي هُرَيْرَةَ رضي الله تعالى عنه قال : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم  مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيْمَاناً وَاحْتِسَاباً غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ ) رواه البخاري(

Dari Abi Hurairah ra.ia berkata, Nabi saw bersabda: Barang siapa berpuasa Ramadhan atas dasar iman dan mengharap ridha Allah (ikhlas) diampuni dosa-dosa yang telah lalu.

      Tapi, kadang kita perlu instropeksi. Lepas puasa kok badan kita bertambah berat, budget rumah tangga malah membengkak. Jangan-jangan puasa kita baru tahap formalitas belaka atau pindah jam makan dan minum, bahkan menambah porsinya dan menunya. Puasa maknanya al imsak, artinya menahan. Menahan makan, minum, perbuatan yang sia-sia, menahan pengeluaran dst. Itulah yang membedakan puasa kita. dengan Rasulullah, meskipun ada ungkapan, “ Beda kita dengan Rasul itu sedikit: Rasul sedikit makan, kita dikit-dikit makan, Rasul sedikit tidur, kita dikit-dikit tidur. Atau Rasul dikit-dikit puasa, kita sedikit puasa. Rasul dikit-dikit shalat, kita sedikit shalat dst”.

Terkait dengan puasa, Imam Gozali membagi puasa ada tiga tingkatan:

اعلم أن الصوم ثلاث درجات: صوم العموم وصوم الخصوص وصوم خصوص الخصوص. أما صوم العمووم فهو كف البطن والفرج عن قضاء الشهوة كما سبق تفصيله. وأما صوم الخصوص فهو كف السمع والبصر واللسان واليد والرجل وسائر الجوارح عن الآثام. وأما صوم خصوص الخصوص فصوم القلب عن الهضم الدنية والأفكار الدنيوية وكفه عما سوى الله عز وجل بالكلية،) إحياء علوم الدين - (ج 1 / ص 245)

Ketahuilah bahwa puasa itu ada tiga tingkatan: puasa umum, puasa khusus dan puasa paling  khusus. Adapun puasa umum adalah menahan makan, minum dam bersebadan, puasa khusus termasuk menahan pendengaran, penglihatan, ucapan dan tingkah laku dari segala dosa dan puasa paling khusus adalah termasuk puasa hati dan pikiran dari memikirkan/merasakan hal-hal keduniaan atau menahan diri dari selain Allah secara totalitas.

2.      Persiapan fisik-material.

Ibadah puasa melibatkan badaniyah, artinya orang yang berpuasa harus dalam kondidisi sehat. Maka menjaga kesehatan agar tetap prima  dalam menghadapi Ramadhan adalah suatu keniscayaan, meskipun dalam al Qur’an ada rukhshah bagi yang sakit dan bepergian, tapi nilai Ramadhannya boleh jadi tidak bisa tergantikan.

فَمَنْ كَانَ مِنْكُمْ مَرِيضًا أَوْ عَلَى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِنْ أَيَّامٍ أُخَرَ  [البقرة : 184]

... Maka barang siapa di antara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain…

      Bila kita sehat secara fisik maka akan lebih siap melaksanakan kewajiban dan itu lebih baik daripada yang sakit dan lemah. Allah berfirman:

إِنَّ الله َاصْطَفَاهُ عَلَيْكُمْوَزَادَهُ بَسْطَةً فِي الْعِلْمِ وَالْجِسْمِ

"Sesungguhnya Allah telah memilihnya menjadi rajamu dan menganugerahinya ilmu yang luas dan tubuh yang perkasa." (Q.S al Baqorah: 247)

      Persiapan fisik juga menyangkut sarana dan prasarana yang menunjang ibadah puasa dan amaliah yang ada didalamnya, misalnya: mushhaf al Qur’an, pakaian, penerangan dan kebersihan masjid/mushala dsb. Berdasarkan kaidah fiqhiyah:

ما لا يتم الواجب الا به فهو واجب (مبادى اوليه- عبدالحميد حكيم)

Tidak terpenuhinya kewajiban kecuali dengan sesuatu, maka sesuatu itu menjadi wajib adanya.

3.      Persiapan Ilmu

Semua ibadah yang akan kita laksanakan harus tahu ilmunya, meskipun hanya garis besarnya saja. Makanya bagi yang kurang ilmu harus bertanya kepada yang berilmu.

فَاسْأَلُوا أَهْلَ الذِّكْرِ إِنْ كُنْتُمْ لا تَعْلَمُونَ [النحل : 43]

….maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui.

Dalam Islam orang yang berilmu sangat dihargai, sehingga ada hadits:

نوم على علم خير من صلاة على جهل لأن العالم ينوي التقوي على الطاعة بخلاف الجاهل. كشف الخفاء - (2 / 1837)

Tidurnya orang yang berilmu lebih baik dari shalatnya orang bodoh, karena tidurnya orang yang berilmu berdasarkan taqwa dan ketaatan kepada Allah, hal berbeda dengan shalatnya orang bodoh.

      Jangankan kepada manusia, kepada hewan yang pintar dan bodoh saja Allah memberikan penghargaan yang berbeda: Sada Rasulullah saw.

... وَمَا أَصَبْتَ بِكَلْبِكَ الْمُعَلَّمِ فَاذْكُرِ اسْمَ اللهِ ثُمَّ كُلْ وَمَا أَصَبْتَ بِكَلْبِكَ الَّذِى لَيْسَ بِمُعَلَّمٍ فَأَدْرَكْتَ ذَكَاتَهُ فَكُلْ. صحيح مسلم - (13 / 26)

Dan apa yang kamu peroleh dengan anjing pemburumu yang terlatih, maka sebutlah dahulu nama Allah kemudian makanlah. Dan apa yang kamu peroleh dengan anjing pemburumu yang belum terlatih lalu kamu sempat menyembelihnya (sembelihlah dahulu) kemudian makanlah!. (Shahih Muslim No.3567).

Hadits di atas merupakan penjelasan terhadap firman Allah swt.

يَسْأَلُونَكَ مَاذَا أُحِلَّ لَهُمْ قُلْ أُحِلَّ لَكُمُ الطَّيِّبَاتُ وَمَا عَلَّمْتُمْ مِنَ الْجَوَارِحِ مُكَلِّبِينَ تُعَلِّمُونَهُنَّ مِمَّا عَلَّمَكُمُ الله فَكُلُوا مِمَّا أَمْسَكْنَ عَلَيْكُمْ وَاذْكُرُوا اسْمَ اللهِ عَلَيْهِ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ الله َ سَرِيعُ الْحِسَابِ  [المائدة : 4]

Mereka menanyakan kepadamu: "Apakah yang dihalalkan bagi mereka?" Katakanlah: "Dihalalkan bagimu yang baik-baik dan (buruan yang ditangkap) oleh binatang buas yang telah kamu ajar dengan melatihnya untuk berburu, kamu mengajarnya menurut apa yang telah diajarkan Allah kepadamu, Maka makanlah dari apa yang ditangkapnya untukmu, dan sebutlah nama Allah atas binatang buas itu (waktu melepasnya). Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah amat cepat hisab-Nya

      Maka benar firman Allah swt:

...يَرْفَعِ الله ُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ وَ الله ُبِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ[المجادلة : 11]

...niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.

      Berkaitan dengan puasa, ilmu yang harus kita miliki adalah: syarat dan rukun puasa, hal-hal yang membatalkan puasa, yang wajib mengqodha’ puasa, cara mengqodha, suanh-sunah puasa dsb.

4.      Doa  Menyambut Ramadhan

Saya belum menemukan doa khusus dari Nabi Muhammad berkaitan dengan menyambut datangnya bulan Ramadhan. Yang ada adalah doa datangnya bulan baru baik bulan Ramadhan maupun bulan-bulan lain. Rasulullah berdoa:

أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ إِذَا رَأَى الْهِلالَ، قَالَ: اللَّهُمَّ أَهِلَّهُ عَلَيْنَا بِالْيُمْنِ وَالإِيمَانِ، وَالسَّلامَةِ وَالإِسْلامِ ، رَبِّي وَرَبُّكَ اللهُ  - سنن الترمذي - (5 / 504)  قال الشيخ الألباني : صحيح

"Ya Allah, terbitkanlah (dan tampakkanlah) hilal kepada kami (diiringi) dengan keberkahan dan keimanan serta keselamatan dan keislaman,  Tuhanku dan Tuhanmu adalah Alloh."

Tapi jika kita berdoa kepada Allah SWT agar membantunya menjalankan puasa di bulan Ramadhan dan menerima puasanya, maka tidak apa-apa. Yang tidak boleh adalah mengkhususkan doa tertentu untuk menyambut bulan Ramadhan.

Yang utama kita harus yaqin bahwa Allah pasti mengabulkan doa kita, sesuai firman-Nya: وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ  [غافر : 60]= berdoalah kepada-Ku, pasti Ku kabulkan doamu. Persoalannya bagaimana cara Allah mengabulkan doa kita.Rasulullah saw bersabda:

عَنْ أَبِى سَعِيدٍ أَنَّ النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ:  ما مِنْ مُسْلِمٍ يَدْعُو بِدَعْوَةٍ لَيْسَ فِيهَا إِثْمٌ وَلاَ قَطِيعَةُ رَحِمٍ إِلاَّ أَعْطَاهُ اللهُ بِهَا إِحْدَى ثَلاَثٍ إِمَّا أَنْ تُعَجَّلَ لَهُ دَعْوَتُهُ وَإِمَّا أَنْ يَدَّخِرَهَا لَهُ فِى الآخِرَةِ وَإِمَّا أَنُْ يَصْرِفَ عَنْهُ مِنَ السُّوءِ مِثْلَهَا. مسند أحمد - (23 / 464)

Dari Abi Said. Bahwa Rasulullah bersabda: “Tidaklah seorang mukmin berdoa kepada Allah swt, dan dia tidak sedang berbuat dosa atau memutus silaturrahim, kecuali Allah mengabulkannya dengan salah satu dari tiga cara:segera dikabulkan doanya, dikabulkan  di akhirat atau dihindarkan dari bencana yang sepadan dengan doanya.

Semoga Ramadhan kali ini bisa meningkatkan kualitas ibadah kita baik ketika bulan puasa maupun setelah Ramadhan berlalu. Semoga bermanfaat.Wallahu a’lam.

 

 

 

       

 

 

 

 

 

 

Hubungi Kami

Gedung Sekretariat MA (Lt. 6-8)

Jl. Jend. Ahmad Yani Kav. 58 ByPass Jakarta Pusat

Telp: 021-29079177
Fax: 021-29079277

Email Redaksi : Alamat email ini dilindungi dari robot spam. Anda memerlukan Javascript yang aktif untuk melihatnya.
Email Ditjen : Alamat email ini dilindungi dari robot spam. Anda memerlukan Javascript yang aktif untuk melihatnya.

Lokasi Kantor

 Instagram  Twitter  Facebook

 

Responsive Voice