logo web

Dipublikasikan oleh Iwan Kartiwan pada on . Dilihat: 2109

JEMAAH HAJI INDONESIA DAN KA’BAH YANG MEMPESONA

Oleh Drs.H.Tarsi, S.H.,M.H.I/Wakil Ketua PA.Stabat

            Sungguh berdebar diiringi dengan deraian titisan air mata, setelah sekian tahun jemaah haji Indonesia menunggu giliran untuk pergi haji. Saat kegembiraan meluap-luap, dan siap berangkat haji, ternyata sebagian jemaah ada yang belum mendapat visa, sehingga keberangkatannya untuk sementara ditunda. Menteri Agama RI menjamin mereka yang belum mendapatkan visa, tetap akan berangkat haji pada kloter berikutnya. Meskipun demikian, jemaah haji yang tertunda tetap saja kecewa, pasrah dan menangis, karena keinginan untuk segera beribadah di Mesjid Nabawi dan ziarah ke makam Rasulullah, dan keinginan beribadah di Mesjidil Haram dan tawap mengelilingi Ka’bah yang mempesona belum terlaksana sesuai harapan.

            Memang kalau kita perhatikan, sejak bulan Dzulkaedah hingga minggu pertama bulan Dzulhijjah setiap tahun, sudah menjadi kebiasan umat Islam berduyun-duyun bukan saja dari Indonesia, tetapi juga dari belahan dunia, bertolak dari kampung halaman dan tanah airnya menuju Mekkah al Mukarramah memenuhi panggilan dan seruan Allah menunaikan ibadah haji.

            Dalam beberapa dasawarsa terakhir ini, setiap tahun lebih dari satu juta umat Islam menunaikan ibadah haji dan umrah, jadi setiap tahun pula berjuta-juta hamba Allah yang berseru :

لبيك الله اللهم لبيك لبيك لا شريك لك لبيك ان الحمد والنعمة لك والملك لا شريك لك

            “Aku datang memenuhi panggilanMu ya Allah, aku datang memenuhi panggilanMu. Tidak ada sekutu bagiMu ya Allah. Segala puji, nikmat dan kekuasaan itu milikMu. Tidak ada sekutu bagiMu” (H.R.Muslim)

            Banyak umat Islam di Indonesia yang ingin berangkat haji, dan menunggu antrian yang cukup panjang, ini sebagai pertanda mulai membaiknya ekonomi rakyat. Keinginan untuk berangkat haji, ada segi-segi sifat rohaniah yang sangat berpengaruh memanggil hati manusia dari segala penjuru untuk datang ketanah haram, tanah suci Mekkah al Mukarramah. Segi-segi rohaniah itu ialah :

  1. Semakin mantapnya kesadaran iman kaum muslimin untuk menyempurnakan keislamannya dengan menunaikan rukun Islam yang kelima.
  2. Adanya “Baitullah atau Ka’bah al Mu’azzamah” yang memiliki pesona maha dahsyat dan mendalam dihati umatnya.

Baitullah merupakan pusat rohaniah spritual centre bagi umat Islam. Setiap detik selama ribuan tahun di sekitar Ka’bah, tidak pernah terhenti orang melakukan tawaf. Inilah sebenar-benarnya keajaiban yang diperlihatkan Allah kepada seluruh umat manusia di muka bumi. Tak ada rumah ibadah agama manapun di dunia ini, sejak dulu hingga sekarang yang mampu menandingi kenyataan ini.

Baitullah memang memiliki daya pesona yang tinggi melebihi yang lain. Darinya memancar keagungan yang membuat kita manusia merasa kecil. Apalagi jika pertama kali memandang, diri kita terasa entah dimana, kagung, haru, hormat dan syukur berbaur menjadi satu dalam pesona. Manusia dari berbagai suku bangsa, berputar dalam satu arus mengelilingi baitullah. Cahaya lampu-lampu yang berderang, membiaskan cahaya ke atas kerumunan manusia yang berjalan penuh kekhusyu’an. Diantara mereka ada yang menangis, karena menyadari kedha’ifan diri, menyadari sedalam-dalamnya betapa banyak dosa dan kelalaian yang diperbuat masa lalu. Ada pula yang tak punya kata dan air mata, ia hanya dapat berjalan dengan kepala menunduk, hatinya tawadhu’ dan pasrah, dihadapan tanda-tanda kebesaran Allah. Sedangkan ribuan manusia lainnya terus tenggelam dalam suasana do’a, memusatkan perhatian hanya kepada Allah yang empunya hidup ini.

Ibadah tawaf yang sudah berjalan ribuan tahun tak henti-hentinya, mulai bergerak dari sudut hajaral aswad dengan membaca “Bismillahi allahu akbar” kemudian terus berjalan mengitari baitullah sambil membaca berbagai do’a yang berbeda pada setiap putaran. Putaran dilakukan sebanyak 7 kali, sedang hati, fikiran, dan perasaan terpusat kepada keagungan Allah. Menetes air mata dan jatuh keujung bathin yang paling dalam, ketika kita menghayati betapa rahman rahimNya Allah swt mengatur liku-liku perjalanan hidup manusia, sehingga tanpa terasa dan kadang-kadang sulit dimengerti mengapa diri lalu terdampar disisi ka’bah yang mulia itu.

Untuk mencapai Ka’bah yang mempesona itu, tak terbilang kaum penziarah khususnya dari Indonesia, telah berjuang mati-matian sepanjang hayatnya. Ada yang menabung puluhan tahun, menjual warisan, kebun dan sawah dan lain-lainnya. Banyak yang mencapainya setelah berjuang dengan perjuangan yang berat, dan banyak pula yang sebenarnya sudah mampu, bahkan lebih dari pada mampu, tetapi belum tergerak sedikitpun hatinya untuk beribadah kesana.

Allah swt berfirman pada surah al Imran ayat 97 yang artinya “ Dan menjadi kewajiban manusia terhadap Allah berhaji ke Ka’bah itu, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah”

Berdasarkan ayat ini, keberangkatan umat Islam ke Mekkah menunaikan ibadah haji wajib bagi orang-orang yang mampu, dan kepergiannya harus dilandasi dengan niat yang tulus dan dengan tujuan beribadah kepada Allah, bukan yang lainnya .

Kota Mekkah yang menjadi tujuan ibadah haji, persis terletak di lembah, dan dikelilingi gunung-gunung berbukit. Bila musim haji tiba, kota ini meledak diisi oleh jutaan umat manusia. Lebih-lebih bila suara azan menggema, memanggil para penziarah agar menunaikan shalat, maka berbondong-bondong laksana semut yang berjejal, manusia menuju Masjidil Haram yang di tengah-tengannya terletak dengan anggun Ka’bah yang mempesona. Ia seolah-olah memanggil hati setiap insan untuk datang menziarahinya. Ka’bah memang mempunyai daya tarik tersendiri, dan setiap orang selalu rindu beribadah disekitarnya.

Kepada umat Islam yang sudah mampu dan memenuhi syarat, termasuk di dalamnya warga peradilan yang punya tunjangan dan remunerasi yang lumayan, kita serukan penuhilah panggilan Allah, kita tidak boleh sayang harta, karena takut habis dibawa pergi haji, tetapi ingatlah semua harta itu adalah anugerah Allah dan Allah berjanji akan memberikan lebih dari apa yang sudah dihabiskan selama dalam perjalanan haji tersebut. Dan kepada saudara-saudara kita yang berangkat haji, kita do’akan, semoga mereka mendapat keselamatan, kesehatan, kekuatan lahir dan bathin dan mendapat haji yang mabrur, karena haji yang mabrur balasannya adalah sorga. Selamat jalan tamu-tamu Allah, do’a kami menyertaimu.

Hubungi Kami

Gedung Sekretariat MA (Lt. 6-8)

Jl. Jend. Ahmad Yani Kav. 58 ByPass Jakarta Pusat

Telp: 021-29079177
Fax: 021-29079277

Email Redaksi : Alamat email ini dilindungi dari robot spam. Anda memerlukan Javascript yang aktif untuk melihatnya.
Email Ditjen : Alamat email ini dilindungi dari robot spam. Anda memerlukan Javascript yang aktif untuk melihatnya.

Lokasi Kantor

 Instagram  Twitter  Facebook

 

Responsive Voice