PROSPEK PERBANKAN SYARI’AH DI INDONESIA
Oleh : Drs. H. Abd. Rasyid As’ad, M.H.
(Hakim Pengadilan Agama Mojokerto)
Indonesia sebagai Negara dengan jumlah penduduk muslim terbesar di dunia, perbankan syari’ah punya prospek tinggi untuk berkembang di Indonesia. Karena itu, pelaku industri terus meningkatkan keterlibatan perbankan syari’ah dalam aktivitas perekonomian masyarakat.
Tidak dapat dipungkiri bahwa market share bank syari’ah masih di bawah 5 persen dari total pasar perbankan nasional. Kendalanya beragam. Mulai belum pahamnya masyarakat akan produk bank syari’ah, minimnya inovasi, hingga kurangnya sumber daya manusia (SDM), baik dari segi kualitas maupun kuantitas.
Menurut Sekjen Asosiasi Bank Syari’ah Indonesia (Asbindo), Achmad K. Permana, setidaknya ada tiga masalah yang menyebabkan perbankan syari’ah belum bisa berkembang secara optimal. Pertama, masalah produk. Produk perbankan syari’ah kurang banyak jika dibandingkan dengan produk perbankan konvesional. Jika perbankan konvensional bisa menambah market share dengan meningkatkan pembiayaan, perbankan syari’ah hanya dengan skim angsuran. Kedua, kesadaran nasabah bank pun masih sangat minim terhadap produk-produk perbankan syari’ah. Nasabah cenderung hanya berfokus pada skim angsuran yang lebih baik bila dibandingkan dengan bank-bank lain, termasuk bank konvesional. Ketiga, sumber daya manusia (SDM) di bidang perbankan syari’ah masih sangat minim. Akibatnya terjadi tarik menarik antara perbankan syari’ah dengan regulator dan bank konvesional. Achmad K. Permana menegaskan, “Cukup sulit bagi perbankan syari’ah untuk merekrut fresh graduate. Sebab attitude dan knowledge mereka belum mumpuni. Mereka masih bingung bila dihadapkan pada istilah-istilah syari’ah”.
selengkapnya KLIK DISINI
.