MAKNA RAMADHAN DALAM TAFSIRAN SOSIAL1
Oleh : Hidayat, S.H.I, S.H2
Tidak lama lagi umat Islam diseluruh dunia akan menjalankan ibadah puasa, Sebelum penulis masuk dalam ranah keilmuan artikel ini, mungkin sedikit penulis ajak pembaca memaknai filosofis Ramadhan yang telah terjadi ribuan tahun lalu, yaitu ketika Allah SWT memerintahkan kepada umat manusia untuk menjalankan sebuah ibadah yang tidak saja sebagai perwujudan keimanan namun juga sebagai aplikasi sosial kepada sesame manusia, sebagaimana yang terdapat dalam surah Al-baqarah ayat 183:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا
كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُون
“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa”
dalam Hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah “sesungguhnya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda. Shaum/puasa itu ialah pada hari kamu berpuasa, dan Fithri itu ialah pada hari KAMU BERBUKA. Dan Adha itu ialah pada hari kamu menyembelih hewan”. Dalam ibadah puasalah kita bisa menggabungkan antara ibadah individu dan kesalehan sosial. Dalam artikel ini penulis akan lebih menitik beratkan pembahasan dalam ranah kesalehan individu dalam ibadah puasa dibulan ramadhan.
1 Artikel guna mengisi kolom dalam Website Badan Peradilan Agama Mahkamah Agung Republik Indonesia