Dipublikasikan oleh Ridwan Anwar pada on . Dilihat: 3406

Jangan Ajari Kuda Berbicara

Oleh: Abdul Manaf

Gegera kuda berbicara, maka rumah tangga pasangan harmonis itu mengalami konflik hebat. Alkisah, ada suami isteri yang hidup sederhana. Dengan perjalanan waktu, mereka mendapatkan karunia harta yang cukup. Sekarang kehidupan mereka sekeluarga menjadi serba ada. Namun, hobi sang suami berkuda sejak muda tidak pernah ditinggalkannya.

Suatu hari, sepulang dari menonton lomba pacuan kuda, sang suami duduk santai di beranda rumahnya yang asri. Tiba-tiba, sang isteri cemberut mendatangi suaminya. “Kenapa kamu isteriku? Kenapa kelihatan kesal seperti itu?” “Lihat ini!” jawab isterinya sambil menyodorkan secarik kertas kecil yang didapatkan dari saku celana suaminya, bertuliskan  ATINAW nama seorang wanita. “Oh, itu nama kuda yang aku jagokan di perlombaan tadi siang,” jawab suaminya tenang, sekalipun hatinya cukup kaget juga. Akhirnya, isterinya kembali tenang dan meminta maaf kepada suaminya.

Selang beberapa lama, ketika malam mulai menyelimuti rumah mereka, sang isteri kembali mendatangi suaminya dengan amarah yang tidak terkendali. “Kenapa lagi isteriku?” tanya sang suami berusaha menenangkan. “Tuh barusan kudamu bernama ATINAW menelepon untuk mencarimu!”

Berumah tangga harus berangkat dari visi dan misi, juga niat dan tujuan yang baik. Seorang beriman harus mendasarkan semua niat dan tujuannya adalah mencari ridha Allah SWT. Tidak terkecuali, di dalam berumah tangga. Sehingga sumber konflik seperti fragmen kuda diatas, akan mudah untuk dijauhi.

Berumah tangga karena Allah, semua yang dihadapi di dalam dinamika rumah tangganya akan berbuah pahala dan kebaikan. Suami yang pandai berterima kasih kepada isterinya, akan melahirkan sikap hormat dan patuh sang isteri kepadanya. Pun demikian, isteri yang pandai berterima kasih kepada suaminya, akan melahirkan sikap hormat dan sayang sang suami kepadanya.

Suami adalah ladang amal dan ibadah bagi isterinya. Demikian juga sebaliknya, isteri merupakan ladang amal dan ibadah bagi suaminya. Suami yang sabar dengan kekurangan isterinya, akan mendulang banyak pahala dari Allah SWT. Isteri yang sabar dengan kekurangan suaminya, akan meraih banyak kebaikan dari Allah SWT. Karena kelebihan masing-masing pasangan akan melengkapi kekurangan mereka masing-masing.

Ketika suami mendapati keadaan isterinya yang mengecewakan hatinya, maka dia buru-buru mencari seribu alasan untuk bisa memaafkan kesalahan isterinya. Ketika isteri menemukan kesalahan suaminya, maka buru-buru dia mengorek-ngorek kebaikan-kebaikan yang pernah diberikan oleh suaminya untuk dirinya, akhirnya isteripun akan dengan ikhlas memaafkan suaminya. Itulah suasana keluarga yang akan mendapatkan berkah dari Allah SWT dalam berumah tangga dari dunia sampai akhirat. [bm]